One Night Stand With Mr.Axel

Axel memegang pipi Zea dengan kedua tangan nya lalu mencium Zea dengan menuntut dan cukup lama .

" Mmmh, lepaskan,mmmm" tidak cukup sekali Axel mencium Zea berkali-kali lalu memegang pinggang Zea dengan kedua tangan dan mendudukkan nya diatas meja .

" Tuan benar-benar kriminal" teriak Zea tidak terima karena Axel memaksa menciumnya dan itu tidak sekali .

" Itu hukuman untuk kamu karena telah berani mengatakan hal itu terhadapku" tegas Axel mengusap sudut bibir Zea .

" Hmmm, brengsek " Zea menepis tangan Axel yang menyentuh bibirnya.

" Dengar baik-baik," Axel memegang leher Zea dengan kedua belah tangan seperti akan mencekik .

" Aku akui bahwa aku memang seorang mafia , pembunuh bahkan orang yang kejam tapi untuk kamu ketahui bahkan aku belum pernah menyentuh seorang pun wanita kecuali kamu Zea " pernyataan Axel dengan tegas .

" Apa? Kamu tidak percaya atau butuh bukti medis ku dalam sebulan terakhir kalau aku masih seorang perjaka ?" pernyataan Axel .

" Lihat ini " Axel mengambil sebuah dokumen di laci mejanya lalu memberikan pada Zea .

" Jadi berhenti berpikir buruk terhadapku karena aku tidak akan pernah melakukan hal serendah itu apalagi untuk menikmati barang bekas yang sudah dipakai berkali-kali" pernyataan Axel pada Zea yang tengah membaca dokumen itu .

Zea turun dari atas meja dan mengembalikan dokumen itu ke tangan Axel " Aku lebih percaya kalau tuan akan membunuhku setelah 2 bulan ini selesai dari pada dokumen ini " pernyataan Zea .

" Zea jangan buat kesabaran aku habis " tegas Axel melempar dokumen itu keatas meja karena Zea benar-benar tidak percaya sama sekali yang dapat terlihat jelas dari ekspresi nya .

" Maaf tuan , tapi aku memang tidak bisa percaya mengingat kebiasaan mu bagaimana bisa seorang pemabuk yang suka bermain di club tidak pernah meniduri seorang wanita bahkan dari kejadian waktu itu saja aku bisa menyimpulkan nya " kata Zea yang memang menolak percaya untuk ucapan Axel kali ini .

" Apa yang bisa kamu simpulkan Zea ?" kata Axel menatap Zea dengan begitu menyorot .

" Kau boleh menilai aku buruk seburuk-buruk nya tapi aku tidak akan pernah bisa terima jika kamu mengatakan kalau aku meniduri wanita lain " tegas Axel.

" Aku memegang prinsip dan normal keluarga dalam hidupku yang melarang aku melakukan hal rendahan seperti itu serta sekali lagi aku tegaskan padamu bahwa aku seorang perjaka sebelum kita melewatkan malam itu " tegas Axel dengan perkataan dan tatapan yang tidak main-main.

" Bagiamana bisa ?" melek Zea ketika Axel terlihat serius dan tidak berbohong .

" Zea tidak semua laki-laki itu sama dan walaupun aku punya kemampuan untuk membayar wanita-wanita itu tapi aku memilih berpegang pada prinsip ku " pernyataan Axel yang perlahan mulai meredup emosinya ketika Zea mulai percaya padanya .

" Apa lagi yang kamu pikirkan?" tanya Axel dengan galak ketika mendapati Zea memandangnya dengan segala macam pikiran .

" Zea aku tidak akan mengampuni mu jika berpikir aku tidak normal ?" ucap Axel mendekati Zea.

" Tidak, tidak , tuan aku tidak berpikir begitu " gelagapan Zea yang terus berjalan mundur ketika Axel terus melangkah mendekati nya .

" Jangan berbohong " kata Axel mengepung Zea yang sudah tersandar kedinding dengan kedua tangannya.

" Tidak berbohong tuan " gemetaran Zea yang jujur saja tadi memang berpikir begitu .

" Jika memang kamu sampai berpikir begitu aku akan meniduri mu sampai hamil dalam sehari saja agar kamu bisa melihat betapa normal nya aku " kata Axel yang membuat Zea semakin gemetaran saja mendengar nya .

Tok

Tok

" Masuk " kata Axel merapikan dasinya .

" Tuan semuanya sudah siap " kata Rich memberitahu yang diangguki Axel .

Axel membuat sebuah klarifikasi yang mengejutkan publik serta juga melayangkan sebuah ultimatum bahwa tidak ada satupun pihak yang boleh menyakiti istrinya jika tidak ingin menanggung resiko .

" Ternyata tuan Axel benar-benar orang yang disegani dan memiliki kekuasaan yang sangat kuat hingga dia ditakuti " batin Zea yang dapat merasakan itu saat dia duduk disamping Axel yang tengah melakukan klarifikasi itu .

" Bisa-bisanya aku mengajak mafia sepertinya berdebat setiap hari " batin Zea yang semakin takut saja ketika merasakan aura Axel benar-benar membekukan semua orang.

Sialan nya Zea tidak menyadari itu selama beberapa hari ini sehingga terus berdebat bahkan kadang melawan Axel karena ingin memberontak.

" Aku benar-benar takut perkataan tuan Axel seperti hukum dan perintah yang harus dipatuhi " Zea semakin ngeri saja membayangkan setiap kejadian dirumah ketika Axel menghukum pelayan .

...........

Malam harinya.

" Tuan apa aku boleh pinjam satu baju ?" tanya Zea menghampiri Axel yang duduk di atas ranjang dengan laptop di pangkuan nya .

" Pinjam? Apa kamu tidak punya lagi baju yang lain atau pelayan,"

" Tidak, tidak, tuan. Aku hanya ingin tidur dengan baju yang longgar tapi jika tuan tidak,"

" Pakai saja Zea baju manapun yang kamu inginkan " kata Axel tanpa mendengar penjelasan Zea lebih lanjut .

" Baik, terimakasih tuan " kata Zea pergi keruang ganti dan memakai baju kaos putih milik Axel dengan senang karena longgar .

" Kenapa tiba-tiba kamu ingin memakai bajuku ?" pernyataan Axel menatap Zea yang berjalan dengan ceria setelah memakai baju itu .

" Pengen aja " kata Zea tersenyum lalu duduk disebelah Axel dan bermain ponsel .

Cukup lama Axel menatap Zea yang fokus bermain ponsel sebelum melanjutkan kembali pekerjaan nya .

" Apa tuan ingin minum?" tanya Zea setelah cukup lama mengalihkan tatapan nya dari ponsel menatap Axel yang sepertinya tengah menyelesaikan pekerjaan.

" Iya ambilkan sebotol, ehhh, maksudku buatkan segelas teh " kata Axel meralat ucapannya.

" Baiklah tunggu sebentar ya " kata Zea meletakkan ponselnya dan segera pergi kedapur membuatkan teh untuk Axel .

" Ini tuan " kata Zea meletakkan diatas nakas dekat Axel .

Zea berbaring diatas ranjang dan kembali sibuk dengan ponselnya bahkan sesekali tertawa , sementara itu tidak luput dari pandangan Axel .

" Zea apa yang ingin kamu tanyakan kemarin ?" tanya Axel setelah meminum beberapa teguk teh lalu menutup laptop nya karena pekerjaan nya telah selesai .

Zea tertegun sebentar lalu duduk dan meletakkan ponselnya " Tuan kenapa tidak pernah ke club' lagi ?" pertanyaan Zea karena sejak nikah Zea tidak pernah melihat Axel pergi ke club' .

" Lalu kenapa ?" tanya Axel setelah lama terdiam juga baru menyadari kalau sudah 2 minggu lebih dia tidak ke club' sedangkan biasanya setiap hari .

" Ya soalnya aku dengar-dengar tuan biasanya selalu keclub dan jarang pulang , tapi sejak menikah aku melihat tuan selalu pulang " pertanyaan Zea karena dia mendapati kenyataan berbeda .

" Itu karena kamu Zea , aku tidak tau pasti entah kenapa namun semenjak ada kamu dirumah aku merasakan kenyamanan bahkan bisa tidur dengan mudah " batin Axel yang jadi senyum-senyum sendiri .

" Tuan kenapa malah senyum-senyum, apa ada yang lucu ?" tanya Zea jadi bingung .