NovelToon NovelToon
PEWARIS TERHEBAT 4

PEWARIS TERHEBAT 4

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Mata-mata/Agen / Action / Crazy Rich/Konglomerat / Balas Dendam / Mengubah Takdir
Popularitas:11.2k
Nilai: 5
Nama Author: BRAXX

Pertempuran sengit di hutan Daintree menjadi titik balik dalam perburuan harta karun misterius. Bernard dan timnya terjebak dalam wilayah musuh yang menyamar sebagai suku pedalaman. Pertarungan demi pertarungan membuat mereka harus memilih antara bertahan hidup atau menjadi korban dari permainan berbahaya ini.

Kini, badai sesungguhnya mulai datang. Musuh bukan lagi sekadar kelompok bersenjata biasa—tapi sebuah kekuatan tersembunyi yang bergerak di balik layar, mengintai setiap langkah Bernard dan sekutunya. Hujan, malam, dan hutan gelap menjadi saksi pertarungan antara nyawa dan ambisi.

Sementara Bernard berjuang sendirian dalam keadaan terluka, Garrick dan tim bergerak semakin dekat, menghadapi ancaman yang tak lagi sekadar bayangan. Di sisi lain, Pedro menyusup ke dalam lingkaran musuh besar—mendekati pusat rencana penyerangan terhadap Alexander dan kekuatan besar lainnya.

Apakah Bernard dan timnya akan berhasil keluar dari hutan maut itu? Atau justru badai dendam dan ambisi akan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Pasukan gabungan Xander dan keluarga Hillborn berhasil memukul mundur pasukan Cortez hingga ke sisi hutan. Hampir seluruh hutan sudah berada dalam kekuasaan mereka. Sisa-sisa pasukan musuh berhasil ditumpas dan dibawa ke markas.

Pasukan Cortez belum melakukan pergerakan apapun hingga pasukan Xander dan keluarga Hillborn menyerang mereka lebih dahulu. Tak sedikit anggota yang terluka. Mereka terpaksa mundur hingga akhirnya keluar dari hutan.

Pasukan Xander dan keluarga Hillborn berjaga di seluruh bagian hutan, memasang banyak jebakan dan kamera pengawas. Banyak anggota pasukan yang berpatroli di beberapa titik. Suasana hutan tampak tenang meski sebenarnya siap menjadi tempat pertarungan kapan pun.

"Tuan Rebel mengirim Larson dan pasukannya?" tanya Cortez memastikan. Ia mengamati hutan yang terus mengecil dari pandangannya. Sungguh sial, ia harus terusir dari hutan sebelum melakukan penyerangan. Musuh bergerak lebih cepat sehingga membuatnya dan pasukannya kalah bahkan sebelum melakukan pertempuran.

"Mereka pergi dari Solvenith sore tadi. Kemungkinan mereka akan tiba di Vistoria tengah malam nanti," ujar pengawal bernama Sen.

Cortez mendengus kesal, mengembus napas panjang. "Kita tidak punya pilihan lain selain mundur saat ini. Meski begitu, kita bisa mengetahui bagaimana kemampuan musuh dan mengira-ngira jumlah mereka. Kita akan menunggu kedatangan Larson dan pasukannya serta membuat rencana dengan mereka."

"Baik." Sen memberi tanda pada sopir untuk mempercepat laju mobil.

Rombongan mobil meninggalkan hutan, melaju di jalanan menuju kota terdekat yang jaraknya cukup jauh.

"Aku memang membutuhkan bantuan sekarang. Musuh jauh lebih kuat sehingga untuk menang aku harus mengandalkan jumlah. Tuan Rebel tampaknya tidak memiliki pilihan lain selain mengirim Larson."

Cortez mengamati sisi jalan yang gelap gulita. "Apa Larson terpaksa untuk pergi di saat kondisi ayahnya sedang sakit?"

Cortez memejamkan mata. Ia lagi-lagi teringat dengan perkataan Xylo dan Rebel mengenai sikap Larson yang cukup mencurigakan, termasuk sikap beberapa orang yang datang bersamanya.

"Apa mungkin tujuan Tuan Rebel mengirim Larson dalam misi ini adalah untuk menghabisinya melalui tangan musuh? Selain Larson, Tuan Rebel tampaknya mencurigai Tuan Larvin. Tuan Rebel tidak akan segan-segan menghabisi pengkhianatan dalam pasukannya," gumam Cortez.

Cortez dan pasukannya tiba di kota terdekat beberapa jam setelahnya. Anggota pasukan yang terluka mendapatkan perawatan, sedang beberapa pemimpin pasukan sedang mendiskusikan rencana berdasarkan data dan informasi yang mereka peroleh dari penyerangan tadi maupun dari data yang dikirimkan oleh Tyson dan pasukannya.

Cortez berada dalam diskusi, tetapi pikirannya terus tertuju pada Tyson. "Aku harap kau masih tetap hidup hingga sekarang, brengsek! Aku tidak akan memaafkanmu jika kau mati di tangan musuh."

Cortez menyerahkan rapat pada Sen. Ia keluar dari tenda, mengamati sekeliling, melewati beberapa anggota yang berjaga di sekitar api unggun. "Sen sudah mengirim lokasi saat ini pada Larson. Mereka akan tiba dalam waktu dua jam lagi. Pasukan tidak mungkin bergerak karena waktu dan keadaan tidak memungkinkan."

Cortez menendang ranting cukup jauh. "Misi ini cukup sulit. Jika aku dan Larson kalah, Tuan Rebel kemungkinan akan meminta bantuan pada Hector dan Hugh."

Cortez mengamati peta digital yang ditampilkan ponselnya. "Aku sudah menandai lokasi hutan yang menjadi tempat pertarungan. Sialnya, aku tidak mendapatkan informasi apapun mengenai keluarga atau orang-orang yang tinggal di hutan itu. Dilihat dari persenjataan dan kemampuan mereka, mereka bukanlah orang-orang terbelakang."

Sementara itu, Larson masih dalam perjalanan menuju lokasi. Ia merasa tegang dan tidak nyaman dengan tugas ini. Dugaannya bahwa Rebel curiga dan ingin menghabisinya semakin membesar dari waktu ke waktu.

Larson menoleh pada Robbins yang duduk di sampingnya. Berdasarkan keterangan pria itu, Rebel melalui anak buahnya menempatkan beberapa kamera pengawal padanya. Beruntung, Robbins berhasil menemukan benda-benda itu.

Layar di dasbor menunjukkan para demonstran yang sedang melakukan unjuk rasa di beberapa tempat di ibu kota. Ia penasaran dengan apa yang akan terjadi kedepannya.

"Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Robbins, "apa kau sedang memikirkan tujuan di balik tindakan Rebel?"

Larson sama sekali tidak menjawab.

"Kau tenang saja. Aku dan bawahanku sudah berhasil menyingkirkan kamera pengawal darimu. Selain itu, bawahanku sudah berhasil menyusup ke sistem keamanan milik Rebel. Kau bebas bicara apapun padaku."

Larson berdecak. "Kau sama menyebalkannya dengan Alexander. Rebel, Xylo, dan Cortez kemungkinan sudah mencurigai gerak-gerikku. Mereka akan waspada padaku."

"Berdasarkan informasi dari bawahanku, Rebel memang sudah mencurigaimu. Dia berharap jika kau mati dalam misi ini oleh musuh. Walaupun kau selamat, bawahannya akan tetap menghabisimu. Dia juga sudah menyiapkan beberapa rencana untuk mengungkap identitas tiruan Larvin yang berada di rumahmu."

Larson mendengus kesal, memijat kepala yang pusing.

"Kau tidak perlu takut dan gelisah. Selain bertugas untuk mengawasimu, aku juga bertugas untuk menjagamu. Tuan Xander tidak akan membiarkanmu berada dalam bahaya."

"Brengsek! Alexander benar-benar licik. Dia hanya ingin memanfaatkanku dengan menjadikan ayahku sebagai jaminan."

"Ayahmu hidup dalam damai, Larson. Apa kau tidak melihat bagaimana ayahmu sangat bahagia dengan Tuan Alexis dan Nona Lizzy."

"Aku seharusnya tidak menerima tawaran Leandro dan Leonel waktu itu."

"Jika itu terjadi, kau pasti sudah kehilangan ayahmu, Larson. Takdir tidak bisa dihindari meski dengan doa dan usaha kerasa apa pun. Pada akhirnya, apa yang kita lakukan akan mengarahkan kita pada takdir tersebut."

"Tutup mulutmu, brengsek! Aku tidak membutuhkan ceramah murahanmu!"

Suasana menjadi sangat hening untuk beberapa waktu. Larson mengawasi pergerakan bawahannya melalui layar. Ia tertidur selama beberapa waktu dan kembali terbangun ketika sudah berada cukup dekat dengan lokasi.

Larson melihat Robbins tengah fokus pada ponselnya. "Apa kau mengetahui siapa musuh yang akan aku hadapi?"

"Aku terus bersamamu selama ini, Larson. Jadi, bagaimana mungkin aku mengetahui siapa musuhmu?"

Larson mengamati Robbins saksama. "Aku merasa kau berbohong."

"Jangan menggunakan perasaanmu. Gunakanlah pikiranmu."

Larson tidak lagi bicara setelahnya. "Jika Robbins mengenal musuh yang akan aku hadapi, ada kemungkinan bila lawan masih berhubungan dengan Alexander. Bisa saja musuh adalah salah satu sekutu Alexander," gumamnya.

Larson memejamkan mata erat-erat. "Jika terjadi pertempuran dan dugaanku benar, aku terpaksa harus merahasiakan hal ini dari Cortez dan Rebel."

Larson dan pasukannya tiba di lokasi beberapa menit kemudian. Cortez dan pasukannya menyambut di tenda.

"Kau selalu saja membuatku kerepotan, brengsek," ujar Larson seraya menatap kesal Cortez. Ia sudah mendapatkan informasi jika musuh menyerang sehingga Cortez dan pasukannya harus mundur hingga ke lokasi ini.

"Aku tidak membutuhkan bantuanmu, sialan! Kau lebih baik pulang dan mengurus ayahmu di rumahmu." Cortez bersyukur meski masih ragu untuk mempercayai Larson sepenuhnya. Selain itu, ia mencurigai Robbins.

"Beri tahu aku rencanamu! Aku ingin segera beristirahat."

Waktu berjalan dengan cepat. Malam yang panjang akhirnya berganti pagi.

Pedro, Shane, dan pasukan bersiap untuk pergi ke hutan Daintree. Mereka berkumpul di halaman untuk persiapan terakhir.

📌 Novel terbaru juga sudah rilis ya!

Di akun ZHRCY ada cerita novel bertema sistem dengan judul

SISTEM HAREM: MENGHABISKAN UANG UNTUK WANITA

Kalian bisa langsung menilai sendiri bagaimana jalan dan alur cerita novel tersebut

setelah membacanya

👉 Jangan lupa dibaca novel terbaru akuu ✨😉

1
Rocky
wooww ..
Semakin seru..
Glastor Roy
up
Algarib Arapah
mantap Thor.
y@y@
🌟👍🏿👍🏾👍🏿🌟
y@y@
👍🏼💥👍🏻💥👍🏼
Bima Sakti
gasss polll Thor 💪🔥🔥🔥
Rocky
Sungguh menarik Thor..
Tiap episode perburuan harta karun membuat penasaran..
Algarib Arapah
Bukan main-bukan main2 mengikuti ceritanya benar bikin terbawa arus perjuangan yg sgt mendebarkan.
Algarib Arapah
Benar2 cerita yg sangat bikin penasaran.
Bravo Thor.
ELCAPO
update
MELBOURNE
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!