NovelToon NovelToon
PESUGIHAN POCONG GUNUNG KAWI

PESUGIHAN POCONG GUNUNG KAWI

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Menjadi Pengusaha / CEO / Tumbal / Iblis / Balas Dendam
Popularitas:996
Nilai: 5
Nama Author: triyan89

Rina hidup dalam gelimang harta setelah menikah dengan Aryan, pengusaha bakso yang mendadak kaya raya. Namun, kebahagiaan itu terkoyak setelah Rina diculik dan diselamatkan oleh Aryan dengan cara yang sangat mengerikan, menunjukkan kekuatan suaminya jauh melampaui batas manusia biasa. Rina mulai yakin, kesuksesan Aryan bersumber dari cara-cara gaib.
​Kecurigaan Rina didukung oleh Bu Ratih, ibu kandung Aryan, yang merasa ada hal mistis dan berbahaya di balik pintu kamar ritual yang selalu dikunci oleh Aryan. Di sisi lain, Azmi, seorang pemuda lulusan pesantren yang memiliki kemampuan melihat alam gaib, merasakan aura penderitaan yang sangat kuat di rumah Aryan. Azmi berhasil berkomunikasi dengan dua arwah penasaran—Qorin Pak Hari (ayah Aryan) dan Qorin Santi—yang mengungkapkan kebenaran mengerikan: Aryan telah menumbalkan ayah kandungnya sendiri demi perjanjian kekayaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon triyan89, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 19

Sementara disisi lain. ​Setelah pertemuan singkat Azmi dengan Bu Ratih, Azmi tahu bahwa ia harus bergerak lebih cepat. Informasi dari Qorin Santi dan konfrontasi dengan penjaga gaib telah membebani pikirannya. Ia harus segera membuktikan kecurigaan Bu Ratih, agar wanita itu mau bekerja sama.

​Keesokan harinya, Azmi kembali ke kompleks perumahan itu. Ia tidak lagi menyamar, melainkan berjalan dengan tegar di trotoar, membawa sebuah tasbih di tangannya, siap menghadapi ancaman gaib kapan saja.

​Begitu ia mendekati gerbang rumah Aryan, hawa dingin yang khas kembali menyergap. Azmi menguatkan hati dan terus berjalan. Ia berencana untuk mengamati saja, untuk mencari celah.

​Namun, saat ia tepat berada di depan gerbang yang tinggi itu, pintu gerbang terbuka. Sebuah mobil berwarna hitam melaju pelan keluar dari halaman. Azmi refleks menghentikan langkah.

​Dari dalam mobil, sosok yang dikenalnya sebagai Aryan tersenyum ramah. Ia menghentikan mobilnya, jendela kacanya turun, dan ia menatap Azmi dengan mata yang tenang, namun terasa dingin dan menusuk.

​“Assalamu'alaikum,” sapa Aryan dengan nada santun, seolah-olah mereka adalah tetangga lama.

​Azmi membalas sapaan itu, namun sorot matanya tetap waspada. “Wa'alaikumussalam, Mas Aryan. Maaf, saya menghalangi jalan.”

​Aryan tersenyum tipis. “Santai saja, Mas. Saya ingat kamu, kamu yang kemarin pagi sempat ngobrol sama Ibu saya, kan? Mas Azmi, betul?”

​“Betul, Mas Aryan. Saya Azmi. Saya baru pulang dari pesantren.”

​“Oh, pesantren ya. Bagus, bagus.” Aryan meneliti penampilan Azmi dari ujung kepala hingga tasbih yang digenggamnya. Senyumnya semakin lebar, namun Azmi merasakan ejekan yang tersembunyi di balik senyum Aryan.

​“Mas Azmi ini kelihatannya rajin sekali ya, lewat sini. Ada urusan apa, Mas?” tanya Aryan, nadanya kini sedikit berubah, lebih dalam dan menyelidik.

​Azmi tahu ini adalah ujian. Ia tidak boleh terlihat gentar.

​“Saya memang sering jalan pagi, Mas. Kompleks ini udaranya lumayan enak, jadi, aku suka cari udara segar di area sini. Apalagi setelah lama di pesantren, jarang sekali dengan suasana seperti ini, yang lumayan menyegarkan,” jawab Azmi tenang.

​Aryan tertawa kecil. “Menyegarkan, ya? Saya kira kamu lagi menyegarkan hal lain. Soalnya, akhir-akhir ini saya suka lihat ada orang aneh yang suka mondar-mandir di depan rumah saya, bawa-bawa tasbih sambil komat-kamit.”

​Wajah Azmi tetap tenang, meskipun di dalam hatinya ia terkejut. Ternyata Aryan sudah tahu pergerakannya.

​“Oh ya? Mungkin Mas Aryan salah lihat. Tapi kalaupun ada, mungkin orang itu cuma lagi berzikir. Namanya juga hidup, Mas. Banyak godaan, butuh perlindungan.” Azmi sengaja menekan kata perlindungan.

​Aryan menyandarkan tangannya di pintu mobil. Matanya menyipit. “Perlindungan itu penting, Mas Azmi. Apalagi kalau usahanya lagi lancar. Banyak orang yang iri, banyak orang yang mau menjatuhkan. Jadi, kita memang harus cari perlindungan yang paling kuat, biar nggak ada yang berani macam-macam.”

​Obrolan itu terasa seperti perang dingin. Aryan bicara tentang bisnis, tetapi Azmi tahu, ia sedang bicara tentang dirinya, yang telah bersekutu dengan jin pemberi kekayaan.

​Azmi membalas tatapan Aryan dengan serius. “Melindungi diri boleh, Mas. Tapi kita juga harus hati-hati memilih siapa pelindung kita. Jangan sampai niat baik malah menyesatkan. Tuhan itu Maha Kuasa, Mas. Perlindungan-Nya yang paling abadi.”

​Senyum Aryan menghilang sepenuhnya. Suasana seketika menjadi tegang. Wajahnya mengeras, dan Azmi bisa merasakan energi gelap yang memancar dari diri Aryan. Di kejauhan, ia juga merasakan aura gaib yang menjaga rumah itu yang kembali hadir.

​“Mas Azmi, terimakasih atas nasihatnya,” kata Aryan, nadanya kini dingin dan mengancam, tanpa perlu berteriak. “Tapi lebih baik Mas Azmi fokus sama urusan sendiri. Jangan coba-coba mengganggu apa yang sudah jadi milik saya. Termasuk urusan di rumah ini.”

​Aryan menyalakan mesin mobilnya. “Sudah, ya. Saya harus pergi. Senang ngobrol sama orang soleh seperti kamu.”

​Tanpa menunggu balasan, Aryan langsung menginjak pedal gas mobilnya, meninggalkan Azmi yang masih berdiri di tepi jalan. Debu dan bau bensin menyengat, tetapi yang lebih menusuk adalah peringatan keras dari Aryan.

​Azmi tahu, ia telah dituduh sebagai ancaman. Aryan pasti akan memperkuat pertahanannya.

​‘Dia sadar. Dia tahu siapa aku. Sekarang, aku harus lebih cepat mencari bantuan, atau aku akan jadi korban berikutnya,’ pikir Azmi.

---

Dirumah Broto

​Setelah mendapat informasi tentang kamar rahasia Aryan dari Jarwo, Broto segera menyuruh Jarwo untuk mencari orang yang mau membujuk Rina atau Bu Ratih, untuk masuk ke kamar ritual Aryan. Broto yakin, mendekati Rina secara langsung terlalu berisiko, karena Rina pasti sangat waspada setelah diculik.

​“Jarwo, Rina pasti sulit kita rayu, apalagi setelah kejadian itu. Kita cari orang lain. Orang yang dekat dengan Rina, yang bisa masuk ke rumah itu tanpa dicurigai Aryan,” perintah Broto, matanya memancarkan perhitungan.

​“Siapa yang Bos maksud?”

​“Teman-temannya. Istriku pernah bilang, Rina punya teman dekat di arisan atau kegiatan sosial. Cari tahu siapa teman terdekat Rina yang paling mudah kita dekati dan bisa dimanfaatkan,” jelas Broto. “Gunakan uang kita.”

​Jarwo segera mencari tahu, informasi tentang teman-teman Rina. Dalam waktu kurang dari sehari, ia menemukan nama seseorang, orang yang paling dekat dengan Rina, di acara sosial, Lia. Lia dikenal sebagai teman akrab Rina sejak kuliah, dan lumayan sering mengunjungi rumah Aryan. Lia juga dikenal memiliki gaya hidup mewah, tetapi suaminya sedang mengalami kesulitan ekonomi

​Malam harinya, Jarwo berhasil mengatur pertemuan rahasia dengan Lia di sebuah kafe sederhana di pinggiran kota, tanpa sepengetahuan Rina. Lia datang dengan rasa penasaran dan sedikit cemas, setelah menerima tawaran pertemuan mendadak dengan imbalan uang dengan jumlah cukup besar, dan menggiurkan.

​Broto sendiri yang menghadiri pertemuan itu. Ia duduk di hadapan Lia, memasang wajah simpatik namun serius.

​“Terima kasih, Mbak Lia, sudah mau bertemu. Saya Broto. Saya adalah salah satu saingan bisnis Aryan,” Broto memulai, langsung ke inti.

​Lia terlihat terkejut. “Saingan bisnis? Maaf, Pak Broto. Saya tidak mau ikut campur kalau ini untuk urusan bisnis. Saya sangat kenal Rina, dan saya tahu Mas Aryan sangat menjaga privasi.”

​Broto tersenyum licik. “Justru karena saya kenal Rina, saya ingin bantu. Sebenarnya, saya sangat mengkhawatirkan Rina.”

​“Maksud Pak Broto?”

​Broto menurunkan nada suaranya, menjadikannya terdengar penuh perhatian. “Aryan itu bukan orang yang baik, Mbak Lia. Dia terlibat dalam perjanjian gelap. Bahkan, dia punya rahasia yang sangat berbahaya di rumahnya.”

​Lia mulai tertarik, tetapi tetap waspada. “Rahasia apa?”

​“Dia punya sebuah kamar yang selalu dikunci, itu kamar ritualnya,” bisik Broto. “Saya yakin, di kamar itu ada benda-benda yang melindungi dia, benda-benda yang membuat bisnis saya hancur dan membuat orang lain celaka, Aryan juga tega menumbalkan nyawa manusia, demi kelancaran usahanya.”

​Broto lalu mengeluarkan sebuah amplop tebal dan meletakkannya di meja. “Saya tidak akan minta Mbak Lia melakukan hal yang berbahaya. Saya hanya minta satu hal. Saya butuh bukti tentang kamar itu. Coba Mbak Lia cari tahu lebih detail tentang kamar itu dari Rina. Atau, kalau Mbak Lia kebetulan berkunjung ke rumah itu, coba cari tahu kapan Aryan tidak ada di rumah, dan perhatikan siapa yang punya akses ke kamar itu.”

​Lia menatap amplop tebal itu, lalu kembali menatap Broto. “Ini tentang ilmu hitam, Pak Boto? Tapi Rina… dia kelihatannya bahagia dan tenang.”

​“Kebahagiaan itu palsu, Mbak. Aryan hanya membodohi Rina. Cepat atau lambat, Rina pasti bisa menjadi korban selanjutnya,” desak Broto, memainkan peran sebagai penyelamat. “Saya hanya ingin menyelamatkan Rina dan membongkar kedok Aryan. Saya berani bayar dua kali lipat dari uang ini, jika Mbak Lia bisa membujuk Rina untuk memeriksa kamar itu.”

​Lia menggigit bibir. Ia tahu ini berbahaya, tetapi imbalan yang ditawarkan Broto terlalu besar untuk ditolak, mengingat masalah keuangan keluarganya.

​“Oke, Pak Broto. Saya akan coba bantu. Tapi saya tidak janji apa-apa, ya. Saya cuma akan mencoba bujuk Rina, kalau dia mau, Tapi kalau Mas Aryan tahu…”

​“Jangan khawatir. Tidak akan ada yang tahu. Saya akan hubungi Mbak Lia secepatnya. Ingat, kita melakukan ini demi Rina,” potong Broto, memastikan Lia mengambil amplop itu sebagai tanda kesepakatan.

​Lia mengangguk lemah, mengambil amplop itu, dan buru-buru meninggalkan kafe. Broto tersenyum puas. Umpan telah dilemparkan. Ia kini memiliki mata-mata, orang yang dekat dengan Rina, yang siap membongkar rahasia Aryan, dan menghancurkannya.

1
Oriana
Kok susah sih thor update, udah nungguin banget nih 😒
bukan author: Masih review kak
total 1 replies
Dallana u-u
Gemes banget deh ceritanya!
bukan author: lanjutannya masih review kak
total 1 replies
cocondazo
Jalan cerita seru banget!
bukan author: lanjutannya masih review kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!