Sagara begitu terluka dan sakit hati saat gadis yang baru saja dinikahinya beberapa jam lalu yang bernama Thania memintanya untuk menalaknya.Iya, Thania gadis yang dia cintai secara diam- diam sejak lama dan berhasil dia nikahi dengan cara dijodohkan oleh orang tua mereka, ternyata tidak mencintai Sagara. Dengan berdalih ingin melanjutkan kuliah, tepat di malam pertama Thania meminta Sagara untuk menceraikannya.
Apakah Sagara akan rela melepaskan Thania, gadis yang begitu dia cintai dan merupakan cinta pertamanya...? Yuk baca cerita selengkapnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Memilihmu
Lima belas menit lamanya Shaina menunggu Sagara tidur di sofa. Sagara lalu membuka mata.
"Tu .. tuan.. tuan sudah bangun...?'' tanya Shaina.
Sagara lalu duduk, namun dia tidak mau melepaskan tangan Shaina.
"Tuan... To...tolong lepaskan ta...tangan saya, saya harus kembali ke ruang kerja saja..." ucap Shaina
Namun bukannya melepaskan tangannya, Sagara justru menggenggam tangan Shaina lebih erat lagi. Shaina pun dibuat tambah panik.
"Duduklah..." Sagara meminta Shaina duduk di sampingnya karena sejak tadi Shaina duduk di lantai.
Shaina pun menurut, dia duduk di samping Sagara.
" Terima kasih..." ucap Sagara.
"Te..terima kasih untuk apa...?'' tanya Shaina yang tentu saja heran karena tumben sekali bosnya itu mengusapkan terima kasih padanya.
"Atas apa yang kamu lakukan untuk saya tadi..." jawab Sagara sambil menatap wajah Shaina.
"Ehm..." Shaina bingung harus berkata apa karena dia begitu grogi ditatap begitu intens oleh Sagara .
"Gadis berandal...." ucap Sagara mendekatkan wajahnya ke wajah Shaina.
"I..iya tu..tuan..." semakin grogi.
"Oh ya ampun tuan... Kenapa wajahmu begitu dekat...kau mau apa... Tolong menjauhlah tuan... Menjauhlah...." batin Shaina yang merasa jantungnya mau copot karena wajah Sagara semakin mendekat ke wajahnya.
"Saya akan memilihmu..." Sagara berbisik di telinga Shaina.
"Hah...? Oh ya ampun..." ucap Shaina dalam hati merasa lega karena apa yang dia pikirkan tidak terjadi.
Iya, dengan mendekatnya wajah Sagara ke wajahnya, tentu saja dalam pikiran Shaina terlintas bahwa Sagara akan menciumnya seperti malam itu. Namun ternyata itu tidak terjadi, dan Shaina bisa bernafas lega untuk itu.
"A...apa...tu..tuan...? Ka..kau akan memilih saya...?'' tanya Shaina tidak mengerti arah pembicaraan Sagara.
"Iya..." jawab Sagara lalu menjauhkan wajahnya dari wajah Shaina.
"Me..memilih untuk apa...?'' tanya Shaina.
Sagara hanya tersenyum sambil terus menatap wajah Shaina yang terlihat bingung.
"Oh ya ampun... Kenapa dia tidak menjawab...? kenapa dia tersenyum sambil menatapku...? Apa yang ada dalam pikirannya...? Dia memilihku untuk apa...?" ucap Shaina dalam hati.
"Ah...jangan- jangan dia memilihku untuk menjadi selingkuhannya...? Arrkkkhh.... Tidakkk...dasar tuan gila... Dia pikir saya ini perempuan apaan...aarrrkkhh... gila..gila... Gilaa....." ucap Shaina dalam hati.
"Hei gadis brandal... Apa yang kamu pikiranmu...? Kenapa wajahmu begitu...? Kau pasti sedang mengumpat saya kan...?'' tanya Sagara sambil menelisik wajah Shaina.
"Ehm....ti..ti...tidak tuan..." Shaina panik karena lagi- lagi Sagara tahu isi pikirannya.
Sagara tersenyum sinis.
"Kembalilah ke ruang kerjamu..." ucap Sagara pura- pura ketus.
"A..apa...?'' sahut Shaina.
"Iya... Kembali ke ruang kerjamu... Kamu masih banyak perkerjaan kan..." ucap sagara.
"I...iya... Ta..tapi tadi..." sahut Shaina.
"Kenapa kamu masih di situ...? Cepat sana pergi..." ucap Sagara sambil mengibaskan tangannya.
"Hah...?" sahut Shaina.
"Dasar orang aneh... Tadi dia memintaku untuk tetap di sini, sekarang dengan seenaknya dia mengusirku... Huh...menyebalkan..." ucap Shaina dalam hati.
"Hei gadis berandal... Kau tidak dengar kata- kata saya..." ucap Sagara.
"Iya...iya tuan... Ini saya mau ke kembali ruangan saya kok..." sahut Shaina segera bangun dari duduknya dan berjalan ke arah pintu.
"Oya tuan...." Shaina menghentikan langkahnya sambil menoleh ke arah Sagara.
"Ada apa...?'' tanya Sagara.
"Itu berkas dari pak Fandi..." tunjuk Shaina sambil menunjuk berkas yang tergeletak di lantai.
"Ambilkan..." ucap Sagara.
"Tuan ambil saja sendiri. Kan tadi tuan yang melamparnya..." jawab Shaina.
"Hah...?'' sahut Sagara.
Sedangkan Shaina langsung lari keluar ruangan kerja Sagara.
"Hah...? Beraninya dia tidak mau menuruti perintahku... Dasar gadis berandal...'' ucap Sagara sambil terkekeh melihat sikap Shaina yang menyebalkan namun sangat menggemaskan di matanya.
🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓
Shaina segera kembali ke ruang kerjanya.
"Sha... Dari mana saja kamu...?'' tanya Alvian.
"Hah...? a..aku... Abis nganterin berkas ke ruangan tuan Sagara..." jawab Shaina lalu duduk di kursi meja kerjanya.
"Kok lama banget Sha...kamu nggak diapa- apain sama tuan Sagara kan...?'' tanya Bimo terlihat khawatir.
"Hah...? di...diapa- apain bagaimana...?'' sahut Shaina.
"Kamu nggak dihukum kan Sha...?'' tanya Bimo.
"Oh...ehm...
"Shaina..." tiba- tiba Fandi keluar dari ruang kerjanya memanggil Shaina.
"I..iya pak..." jawab Shaina.
"Saya ingin bicara sama kamu...'' ucap Fandi.
"Oh.. Iya pak..."
Shaina lalu masuk ke ruang manager.
"Ada apa pak...?'' tanya Shaina begitu berada di ruang kerja Fandi.
"Tadi kata sekertaris Jo, kamu dihukum sama tuan Sagara ya...? Memangnya kamu melakukan kesalahan apa...?" tanya Fandi.
"Hah...? se...sekertaris Jo...?'' sahut Shaina panik.
Iya, Shaina heran kenapa sekertaris Jo bisa mengatakan kalau Shaina sedang dihukum oleh tuan Sagara.
Lalu Fandi menceritakan pada Shaina jika tadi dia hendak mencari Shaina di ruang kerja Sagara. Namun dia bertemu dengan sekertaris Jo di depan tuan kerja Sagara dan sekertaris Jo mengatakan bahwa Shaina sedang dihukum oleh Sagara di ruang kerjanya.
"Ja..jadi sekertaris Jo bilang begitu pak...?'' tanya Shaina. Fandi pun mengangguk.
"Hah...? Oh ya ampun..." Shaina menutup mulutnya.
"Apa jangan- jangan sekertaris Jo melihat apa yang dilakukan tuan padaku...? Oh..ya ampun...jangan- jangan dia melihat tuan Sagara sedang memelukku...aarrkhh.... Mati aku...." ucap Shaina dalam hati.
"Shaina... Kau kenapa....?'' Fandi heran melihat ekspresi wajah Shaina yang panik.
"Oh..ti..tidak...tidak apa- apa...'' jawab Shaina sambil meringis.
"Katakan... Apa yang membuat kamu dihukum oleh tuan Sagara...? Apa berkas yang kamu kasih ke tuan, ada kesalahan...?'' tanya Fandi.
"Ti..tidak... Tidak ada yang salah..." jawab Shaina.
"Lalu kamu dihukum karena apa...?'' tanya Fandi.
"Oh itu... Ehm... Itu karena... "
"Karena apa...?'' Fandi penasaran.
"Oh...iya... Ehm... I..itu karena saya tadi salah bicara... Iya saya salah bicara..." Shaina asal menjawab.
Iya, tidak mungkin juga kan Shaina menceritakan apa yang terjadi di ruang kerja Sagara. Jadi dia sebisanya mencari alasan yang masuk akal.
"Salah bicara bagaimana...?'' tanya Fandi.
"Ehm..i..itu pak, saya keceplosan..." jawab Shaina.
"Oh astaga Shaina... Lain kali hati- hati dong kalau bicara... Kamu tahu kan tuan Sagara itu orangnya seperti apa..." ucap Fandi.
"Kamu itu nggak ada kapok- kapoknya bikin masalah ya Shaina...." sambung Fandi sambil menggeleng- gelengkan kepalanya.
"I..iya maaf..." ucap Shaina.
"Coba kamu hitung selama tiga bulan kamu kerja di sini, sudah berapa kali kamu dihukum sama tuan Sagara...?'' tanya Fandi.
"Ehm..." Shaina menghitungnya dengan jari.
"Banyak pak ..." jawab Shaina sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Fandi menghela nafas.
"Lain kali kamu jangan ceroboh lagi. Jaga sikap kamu. Kalau kamu kena hukuman terus, kan saya juga yang nggak enak sama tuan Sagara. Kamu kan bawahan saya di sini, nanti dikira saya tidak pernah menasehati kamu..." ucap Fandi.
"I..iya pak... Ma...maaf ya...?'' sahut Shaina.
"Oh ya...ngomong- ngomong, hukumannya apa tadi...?'' Fandi kepo.
"Ehm...hukumannya....ehm...i..itu pak... Ehm..." Shaina berpikir keras mencari jawaban yang pas.
"Apa...? " tanya Fandi.
"Eh..itu... Saya disuruh berdiri satu kaki di depan meja kerja tuan Sagara sambil memegang telinga..." jawab Shaina.
"Hah...? Apa...?'' Fandi tertawa.
"Seperti anak SD saja kamu Shaina..." sambung Fandi kembali tertawa.
Shaina menghela nafas karena Fandi tidak curiga apapun. Bayangkan saja kalau Fandi sampai tahu apa yang terjadi di dalam ruang kerja Sagara, bisa berabe dan akan menimbulkan gosip di perusahaan ini.
"Ya sudah... Kamu boleh kembali ke meja kerja kamu..." ucap Fandi.
"Baik pak..." jawab Shaina.
🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓
Sore harinya ketika jam pulang tiba, para pegawai bersiap untuk pulang ke rumah masing- masing. Dan Shaina jadi pegawai terakhir yang pulang karena dia harus mengerjakan perkerjaannya yang sempat tertunda.
Ruang divisi keuangan sudah sepi. Karena hanya Shaina seorang yang ada di sana. Shaina segera keluar dari ruangan tersebut. Namun saat dia hendak keluar, dari arah ruang kerja Sagara dia mendengar langkah kaki. Shaina pun menoleh. Dan ternyata itu adalah suara langkah kaki Sagara.
"Hah...? Tumben tuan jalan sendiri. Sekertaris Jo mana...?'' gumam Shaina sambil menatap Sagara yang sedang berjalan ke arahnya. Karena dari ruang kerja Sagara menuju lift harus melewati ruang divisi keuangan.
"Se...selamat sore tuan..." ucap Shaina begitu Sagara hampir melewatinya.
"Kenapa kamu masih di sini...?'' tanya Sagara sambil terus berjalan menuju lift khusus CEO.
"Oh..i...iya... Pekerjaan saya baru selesai tuan..." jawab Shaina mengikuti Sagara karena dia juga hendak menuju lift khusus karyawan.
"Dasar lambat..." ucap Sagara.
"Hah..? Apa dia bilang...? Saya lambat... Apa dia tidak sadar kalau saya terlambat mengerjakan pekerjaan saya gara- gara dia..." gumam Shaina kesal sambil terus berjalan di belakang Sagara.
"Oh jadi kamu menyalahkan saya gara- gara pekerjaanmu tertunda... !'' Sagara menghentikan langkahnya.
Shaina yang tidak tahu Sagara berhenti, akhirnya menabrak punggung Sagara.
"Oh ya ampun...tuan... Kenapa tuan berhenti mendadak, saya jadi menabrak tuan kan...'' ucap Shaina.
"Kau sendiri yang menabrak, kenapa kau menyalahkan saya..." sahut Sagara berbalik badan menghadap Shaina.
"Hah...?" sahut Shaina sambil menatap kesal ke arah Sagara namun Shaina langsung menunduk karena Sagara justru menatapnya dengan tajam.
"Ma..maaf tuan..." ucap Shaina.
"Hah... Kau ini..." ucap Sagara sambil menghela nafas.
"Cepat pulang... Sudah sore... Nanti kamu kemalaman di jalan..." ucap Sagara.
"I..iya.. Tuan..." jawab Shaina.
Sagara kembali melanjutkan langkahnya. Dan Shaina mengikutinya di belakang.
"Tuan..." ucap Shaina.
"Hem..." jawab Sagara.
"Perkataan tuan tadi maksudnya apa sih...?'' tanya Shaina.
"Perkataan yang mana...?'' jawab Sagara kembali menghentikan langkah. Dan untung saja Shaina langsung berhenti juga, jadi dia tidak menabrak punggung Sagara seperti sebelumnya.
"Ahh... Dasar menyebalkan... Kenapa dia berhenti sesuka hatinya sih...untung kakiku klai ini bisa direm..." ucap Shaina dalam hati.
"I..itu tuan... Soal tuan yang mau memilih saya...'' jawab Shaina.
Sagara menghela nafas.
"Itu maksudnya apa tuan...? Tuan memilih saya untuk dijadikan apa...?'' tanya Shaina.
Sagara bukannya menjawab pertanyaan Shaina, tapi dia malah terkekeh sendiri.
"Ih malah tertawa... Memang apa yang lucu. Dasar orang aneh..." batin Shaina.
"Kamu tidak perlu tahu sekarang..." ucap Sagara.
"Ish..." sahut Shaina.
"Kalau saya tidak mau dipilih sama tuan bagaimana...?'' tanya Shaina.
"Apa...? Jadi kamu tidak mau dipilih sama saya...? Kalau kamu menolak, saya akan memaksamu sampai kamu mau..." jawab Sagara.
"Ih dasar manusia pemaksa...." gumam Shaina.
Sagara pun kembali terkekeh.
"Dengar gadis berandal... Kamu jangan berani menolak saya, kamu harus menuruti apa kata saya...kamu tidak boleh berpaling pada siapapun, karena kamu sudah ada di genggaman saya... Kau paham..." ucap Sagara.
"Hah...aturan dari mana itu... Mengerikan sekali..." sahut Shaina.
"Hei tuan....tuan jangan macam- macam ya... Tuan tidak akan memilih saya untuk dijadikan selingkuhan tuan kan...? Awas saja ya saya tidak mau... Tuan itu bukan tipe saya..." ucap Shaina.
"Apa...? Apa kamu bilang...? jadi kamu berfikir kamu mau saya jadikan selingkuhan...? Yang benar saja..." sahut Sagara.
"Dan apa tadi kamu bilang...? Saya bukan tipe kamu...?'' sambung Sagara.
"Hei gadis berandal... kamu jangan kegeeran... Siapa juga yang mau menjadikan kamu sebagai selingkuhan. Kamu pikir muka sepertimu cocok untuk dijadikan selingkuhan.. hah...?'' ucap Sagara.
"Hah...? Ta..tapi tadi tuan..."
"Apa.. hah...?" sahut Sagara.
"Iiihh...." ucap Shaina antara kesal dan malu karena dia sudah berfikir lebih.
"Saya tidak menyangka, ternyata otak kamu kotor sekali...." Sagara menyentil kening Shaina.
"Auw... Tuannn....'' rengek Shaina.
"Kenapa...? Sakit ..?'' tanya Sagara.
"Iiisshh..." sahut Shaina sambil memanyunkan bibirnya. Dan Sagara malah tertawa melihat tingkah Shaina.
"Ayo pulang...." Sagara menarik tangan Shaina masuk ke dalam lift khusus CEO.
"Tu..tuan...ke...kenapa tuan membawa saya ke sini..." Shaina panik saat berada di dalam lift khusus.
Iya, tentu saja Shaina panik. Nanti kalau ada yang melihatnya naik lift khusus CEO, bisa jadi bahan omongan oleh para pegawai yang lain.
Pintu lift terbuka setelah sampai di lantai dasar. Sagara segera melangkah keluar, sedangkan Shaina mengintip keluar takut ada pegawai lain yang melihat.
"Hei gadis berandal... Sedang apa kamu...? Ayo keluar..." ucap Sagara.
"I...iya tuan..." jawab Shaina setelah memastikan kalau di luar sana tidak ada orang yang melihatnya keluar dari lift CEO.
"Ayo ikut dengan saya...." lagi- lagi Sagara menarik tangan Shaina.
Kali ini dia membawa Shaina ke tempat parkir mobil.
"Tu...tuan...ke...kenapa tuan membawa saya ke sini... Saya mau pulang. Saya mau naik angkutan umum..." ucap Shaina yang tangannya masih dipegang oleh Sagara.
"Sudah diam... Saya akan mengantarmu pulang..." jawab Sagara.
"Hah...ti..tidak usah tuan..." sahut Shaina.
"Berani membantah...'' ucap Sagara sambil menatap tajam ke arah Shaina.
"Ti ...tidak tuan..." Shaina langsung mengkerut.
"Masuk..." Sagara meminta Shina masuk ke mobil..
"I..iya..."
Mereka berdua masuk ke mobil. Dan di mobil sudah ada supir yang siap mengemudi.
"Tuan...sekertaris Jo mana...?'' tanya Shaina karena dia heran bukan sekertaris Jo yang mengantar Sagara pulang.
"Ngapain kamu nanyain sekertaris Jo...?'' tanya Sagara dengan nada dingin.
"Ma...maaf tuan...''
Mobil pun bergerak meninggalkan perusahaan Putra Mandala Sentosa menuju ke tempat kost Shaina. Tepat di depan kostan, mobil pun berhenti.
"Jadi ini tempat tinggal kamu...?'' Sagara melihat ke arah tempat kost.
"I..iya tuan..." jawab Shaina.
"Jelek sekali tempatnya... Apa kau semiskin itu...?'' tanya Sagara.
"Hah...?'' sahut Shaina.
Bersambung....
memilih mu la hemmmm