Ratih gadis miskin yang lugu dari Desa Cempaka yang di cintai oleh sosok Siluman ular yang berusia ribuan tahun----Setelah cintanya dikhianati oleh Arya, anak kepala Desa dusun Cempaka. Ratih Dipaksa membuat Perjanjian pernikahan dengan Pangeran Naga Seta yang sudah terobsesi pada Ratih----demi keamanan desanya lewat pernikahan gaib.
Warga Desa yang kembali terikat dengan Siluman ular penghuni aliran Sungai Seta harus memberikan sayeba setiap sebulan sekali untuk Siluman ular penghuni sungai, akankah warga desa terlepas dari perjanjian gaib ini.
Mengisahkan Dendam, Sakit hati, dan Perjanjian gaib di jadikan satu dalam novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Sabina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Ratih menghabiskan sisa hidupnya di istana siluman ular bawah sungai, dirinya memikirkan nasib ibunya di dunia manusia.
Para dayang di kamarnya itu tengah mendandaninya sebelum bicara empat mata----bersama Pangeran Naga Seta di aula istana.
Rambutnya di gelung indah dengan gerai sampai pinggang, Ratih mengenakan kemben warna putih dan bawahannya jarik batik lebih mewah.
Di sisi kanan dan kiri lengannya terdapat gelang emas, tak lupa Ratih di pakaikan kalung----di lehernya yang jenjang.
"Gusti putri nampak beruntung karena mau dijadikan permaisuri oleh Pangeran," puji salah satu dayang.
Hati Ratih merasa jika dirinya menerima cinta sang pangeran maka akan termasuk sesat dan musyrik, tapi seolah tak ada pilihan lain---dendamnya---hinaan--bahkan hutang yang di tinggal mendiang sang ayah terus berputar di kepalanya.
"Mari Gusti saya antar ke aula dimana sang Pangeran sudah menunggu," ajak dayang itu.
Ratih hanya diam dan menurut dirinya amat takut jika melawan akan terjadi sesuatu pada dirinya dan warga desa dusun Cempaka.
Di aula istana yang megah dengan tiang-tiang ukiran indah, di depannya berdiri singgasana dengan Pangeran Naga Seta yang duduk---menatap Ratih.
"Pangeran...," hormat para Dayang.
Sang Pangeran memberikan isyarat lewat kibasan tangannya agar pergi, Ratih masih diam tak bergeming dirinya takut jika mengatakan hal yang salah maka akan ada hal yang tak diinginkan----apalagi Ratih menyadari jika di hadapannya bukan sosok manusia, melainkan siluman ular.
Pangeran Naga Seta duduk di Singgasana dengan tubuh atletis bertelanjang dada rambutnya di gerai----dengan mahkota yang menghiasi kepalanya.
Ratih amat kagum dengan ketampanan sosok di depannya ini, "kemarilah Ratih," ujarnya.
Ratih berjalan mendekat, lalu tangannya di tarik untuk duduk di pangkuannya. Tangan sang Pangeran membelai pipi dan rambut Ratih yang tergerai.
"Sudah aku katakan jika aku bisa memberikanmu segalanya, kemewahan, perhiasan, dan aku juga bisa memberikanmu kekuasaan juga," tegasnya.
Ratih tercekat saat jari-jari Naga Seta membelai lembut pipinya, di tambah tubuhnya belum pernah seintim ini----dengan lawan jenis.
Napasnya berhenti sejenak, dinding yang terbuat dari batu yang di ukir seolah membuat tubuhnya terpenjara, meski di penjara bersama pria tampan----tapi tetap saja Ratih seolah tak memiliki kebebasan mutlak.
"Pangeran...aku hanya manusia biasa," ucap Ratih dengan nada lirih.
Jari pangeran membelai kulit halus Ratih di lengannya, lalu menatap setiap inci leher dan tubuhnya dengan matanya yang setajam elang.
"Manusia sepertimu sangat cantik, aku sudah menunggumu Ratih...Kamu ingat saat kamu bersama kakekmu sedang mencari ikan di sungai," ujar sang Pangeran dan Ratih hanya terdiam masih setia duduk di pangkuan sang pangeran.
Ratih sudah lupa dirinya berusaha mengingat saat itu, dan Ratih hanya mengangguk dengan takut dan ragu.
"Saat itu kamu menyelamatkan aku yang tertimpa dahan dan melepaskanku ke Sungai," ucapnya.
Ratih langsung ingat saat masih kecil usianya sekitar 7 tahun, saat itu dirinya mau makan ikan dan harus menangkap ikan di sungai bersama kakeknya.
Dan melihat seekor ular putih yang terjebak, Ratih pelan-pelan melepaskannya dan membiarkannya pergi sebelum di lihat oleh kakeknya.
"I-iya Pangeran...dan saat itu setiap aku memancing selalu mendapatkan ikan," jawab Ratih menunduk karena tak berani secara langsung menatap pangeran.
"Itu aku Ratih," jawabnya singkat.
Ratih masih menunduk karena masih belum berani menatap sang pangeran secara langsung, sampai akhirnya Naga Seta menarik dagunya lembut dengan tangan.
"Tatap aku," kata Naga Seta mengangkat dagu Ratih perlahan.
Ratih menengadahkan sedikit menatap sang Pangeran, pipinya bersemu merah hatinya berdegup kencang, entah mengapa dirinya merasa nyaman dan tak risih meskipun ini lawan jenis.
Meskipun Ratih sepenuhnya sadar jika Naga Seta bukanlah Manusia, tapi perasaan yang dulu bersemi untuk Arya yang layu seolah kembali mekar setelah hari ini.
Tangan Pangeran Naga Seta menunjuk hati Ratih, "buka hati terdalam milikmu Ratih dan jadilah pendamping sekaligus permaisuriku," pintanya sekali lagi.
"Ratih aku sudah banyak menghadapi manusia tamak, banyak pula yang sombong. Tapi kau berbeda kamu mencintai pria dengan tulus, menikahlah denganku daripada kamu menikahi manusia tamak itu," pinta sang Pangeran Naga Seta.
"Tapi--" belum sempat Ratih melanjutkan kalimatnya, bibirnya di tahan oleh telunjuk Naga Seta.
"Jangan banyak bicara Ratih, jika kamu menjadi permaisuriku kamu bisa sepertiku hidup lebih dari ribuan tahun."
Ratih mengigit bibirnya lalu memejamkan matanya, dadanya sesak dan mulai bergumam.
"Aku hanya ingin bahagia, memiliki anak hidup sederhana dengan suamiku."
Ratih memejamkan matanya tanpa di sadari air mata mengalir dari celah matanya, Naga Seta menghapus air mata Ratih.
"Jangan menangis Ratih," ujarnya menghapus air mata Ratih, arus sungai yang deras kembali seperti hembusan angin rambut keduanya juga terbang sepoi-sepoi.
"Aku berhutang budi padamu Ratih," ujarnya membelai Rambut Ratih yang panjang.
Ratih masih ragu dan takut karena dirinya, tahu meski tampan dia bukan manusia. Bagaimana hidupnya nanti jika menikahi siluman di depannya.
"Apa kamu masih memikirkan aku ini siluman dan kamu manusia?" tanya Naga Seta seolah tahu isi hati Ratih.
Ratih menjawab dengan anggukan kepala, seperti impian banyak wanita yang ingin prianya mengerti sisi hatinya. Ratih pun sama---tapi bukan menikahi siluman ular.
"Cinta tak memerlukan kesamaan Ratih kadang yang berbeda akan saling melengkapi," jawab Pangeran Naga Seta.
Ratih terdiam mendengar penuturan Pangeran Naga Seta, lalu momen kebersamaan keduanya terhenti saat patih Bulus melapor.
"Salam yang mulia pangeran," ujarnya.
"Berani sekali kamu masuk tanpa izinku!" marahnya. Tapi Ratih menyentuh lengannya untuk meredakan kemarahan sang Pangeran, membuat keduanya bertatapan sejenak.
Ratih segera berdiri dari pangkuan Pangeran Naga Seta, lalu segera keluar ruangan Singgasana.
hais sebel deh klo kyk gini
lanjutkan kk
tp klo ini bgg gmn mau jadi manusia lahi tih ratih
harus yakin dong jagn goyaho
Minta dibantuin sm Ambarwati aja Ratih buat kluar dri alam itu.
Pasti Ambarwati mau mnolongmu, karena dia mencintai Seta.
Tp ko rapat istana ga dilibatkan Ratih nya, dan juga Ratih dibentak ddepan orang banyak.
Gak kbayang sedih dan hancur nya hati Ratih ya, baru juga bermesraan, stelah nya Seta seakan lupa. 😭😭😭
Gimana ya klo Ratih hamil, waduh gawat juga klo gitu.
Para siluman memang sangat perkasa klo soal hubungan suami istri, brbeda sm manusia. 😁
Syukur deh Ratih meminta tolong pada bulan Suti, smoga beliau bisa bantu.
Dan syukur juga Seta percaya perkataan Ratih tanpa mnaruh curiga, dia memang mncintai Ratih tp cara x salah.
Knpa harus melarang Ratih pulang ke dunia x coba, dan bukan kh Ratih dsana juga demi desa x, trus knp lg hrus mminta tumbal sgala. 🤦♀️🤦♀️🤦♀️
Itu namanya gak ada keuntungan x buat Ratih.
Lama2 mereka tidak hnya minta tumbal babi, tp minta tumbal manusia lg.
Karena smakin dturuti, mka semakin mereka serakah.
Ujung ujungnya gak bisa lepas dri mereka klo udh bersekutu begitu, kecuali mati.
Dan yg bnyk rugi manusia x, bukan mereka. 😞😞😔
Klo berfikir secara logika sih, gak ada untung x bersekutu sm iblis, yg ada hidup selalu dlm bayang bayang ketakutan dan tekanan, dan lebih miris x Allah sangat murka dan tobatnya pun tidak diterima lg. 😭
Seharusnya klo jtuh miskin ya hrus berubah, ini malah sebaliknya.
Pasti tuh bkl diteror oleh jelmaan ular itu nanti, kan udah main nyuruh2 para antek x untuk mmbunuh ular itu.
Aq tuh semenjak baca yg horor2 gini, sering mimpi yang aneh2 thor, 😔ke mimpi ke dunia lain gitu, mlihat wujud yang aneh-aneh juga sering, bahkan mimpi diperlihatkan pesugihan pun pernah 😬😩.
Mimpi ketemu gelang emas, pas aku pegang tiba-tiba berubah jd mata uang yang aneh, trus dimata uang itu ada gambar raja yg serem bngt rambut gimbal, dan bersuara aaaaaaa bergema gitu.
Trus tidak lama keluar asap hitam pekat dri mata uang itu, tiba-tiba berubah jd sebuah peta, dimana dipeta itu aku diperlihatkan ke singgasana kerajaan gitu, terus aku melihat ada bnyk mas berlian permata yg berkilauan, serta sesajen di wadah bundar besar.
Dan aku melihat para kunti berbaris rapi , lupa ada brp barisan.
Aku lihat aura mereka juga berbeda beda, bermacam-macam warna, kecuali putih.
Aku sangat takut mlihat begituan, trs aku bca ayat kursi dlm hati kemudian kebangun deh. 😫😫😫😫
Mimpi x udh sangat lama bngt.