Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Sepertinya itulah pribahasa yang cocok menggambarkan seorang gadis cantik bernama Emila. Setelah hubungannya kandas karena kehadiran orang kedua, kini ia harus merasakan menjadi yang kedua pula untuk seorang pria yang sudah beristri karena mengandung anak dari pria itu setelah melewati malam panas dan ia dinyatakan mengandung.
Penawaran pernikahan sebagai bentuk tanggung jawab dari pria yang sudah menanamkan benih di rahimnya membuat Emila tak bisa menolak karena tidak ingin membuat ibunya malu dan akhirnya mendapatkan perlakuan buruk dari orang sekitarnya.
Bagaimana nasib Emila selanjutnya setelah menikah menjadi yang kedua sedangkan istri pertama pria tersebut tidak mengetahui pernikahan diam-diam mereka? Apakah istri pertama pria itu akan bersikap baik pada Emila atau justru sebaliknya setelah kebenaran itu terungkap mengingat istri pertama dari pria itu dinyatakan sulit memiliki seorang anak?
Yuk ikuti kisah Emila dan Arkana di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tawaran untuk menikah
"Bu Selvy ingin bertemu denganku? Aneh sekali. Bukannya Bu Selvy bilang hari ini tidak datang ke toko?" Gumam Emila bingung.
Walau tengah dilanda kebingungan namun Emila tetap datang ke ruangan Bu Selvy. Emila pikir mungkin saja hari ini Bu Selvy tiba-tiba membatalkan niatnya untuk bekerja di luar.
Tok
Tok
Tok
Seperti biasa Emila mengetuk pintu lebih dulu sebelum masuk ke dalam ruangan Bu Selvy.
Arkana yang sudah berada di dalam ruangan pun berdehem sebagai jawaban agar Emila masuk ke dalam ruangan.
"Kenapa suara Bu Selvy terdengar aneh?" Gumam Emila. Tak ingin banyak berpikir Emila pun segera membuka pintu ruangan Bu Selvy.
Deg betapa terkejutnya Emila saat sudah masuk ke dalam ruangan ia bukan melihat Bu Selvy melainkan Arkana.
"Tu-tuan." Ucap Emila terbata.
Arkana menatap wajah Emila dengan intens. Emila yang ditatap seperti itu pun berusaha bersikap tenang berdiri di posisinya.
"Ada apa Tuan memanggil saya?" Tanya Emila.
"Karena ada hal yang ingin saya bicarakan denganmu. Bisakah kau untuk duduk di depan saya." Pinta Arkana.
Emila seketika menggeleng. Berdekatan dengan Arkana bukanlah keputusan yang tepat untuk saat ini.
Arkana menghela nafas melihat Emila yang menolak permintaannya.
"Baiklah. Biar saya saja yang mendekatimu." Arkana hendak bangkit dari duduknya. Melihat itu membuat Emila bergerak cepat mendekati pria itu dan duduk di hadapannya.
"Apa yang ingin anda bicarakan, Tuan?" Tanya Emila dengan wajah tenang menyembunyikan kegugupannya saat ini.
"Apa benar saat ini kau sedang hamil dan anak yang ada di dalam kandunganmu itu adalah anakku?" Tanya Arkana tanpa basa-basi.
Deg
Jantung Emila berdebar-debar mendengarkan pertanyaan Arkana. Walau pun begitu Emila masih bisa menyembunyikan keterkejutannya di balik wajah tenangnya.
"Bagaimana anda bisa tahu?" Dari pada menjawab pertanyaan dari Arkana, Emila lebih memilih bertanya balik pada pria itu.
Arkana menatap datar wanita yang ada di depannya saat ini. "Saya melihatmu di rumah sakit kemarin. Dan saya mencaritahu tujuanmu datang." Jawab Arkana jujur.
"Lalu kalau saya hamil apa urusannya dengan anda?" Tanya Emila. Tidak memperlihatkan sama sekali kegugupan di wajahnya.
"Tentu saja saya ingin bertanggung jawab pada anak yang ada di dalam rahimmu karena mereka adalah anak-anak saya." Tekan Arkana.
Emila menatap datar pria di depannya saat ini. "Bertanggung jawab? Dalam bentuk apa? Apa anda ingin menawarkan uang atau barang sebagai bentuk pertanggungjawaban? Maaf saya tidak akan menerimanya." Emila kembali menekan perkataannya.
Arkana menghela nafas. Ia tahu Emila tidak akan menerima pertanggungjawaban uang atau barang dari dirinya. "Saya sudah memikirkan pertanggungjawaban apa yang akan saya berikan kepadamu dan itu bukan dalam bentuk uang atau barang." Ucap Arkana.
Suasana di dalam ruangan Bu Selvy berubah tegang menanti kelanjutan perkataan Arkana. "Saya akan bertanggung jawab dengan menikahimu." Ucap Arkana yang berhasil membuat Emila melototkan kedua matanya.
"Anda jangan bercanda. Anda tidak mungkin menikahi saya karena anda sudah memiliki istri. Dan saya, saya tidak mau menjadi noda dalam pernikahan kalian." Tekan Emila. Walau ia tahu menikah adalah jalan terbaik untuk status anaknya nanti namun saat ini Emila tidak menerima tawaran pernikahan dari Arkana karena ia tahu Arkana sudah beristri dan ia tidak ingin membuat istri Arkana terluka karena dirinya.
***