NovelToon NovelToon
Korban Perceraian

Korban Perceraian

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cerai / Keluarga / Ibu Tiri
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Muliana95

Kata orang, roda itu pasti berputar. Mereka yang dulunya di atas, bisa saja jatuh kebawah. Ataupun sebaliknya.
Akan tetapi, tidak dengan hidupku. Aku merasa kehilangan saat orang-orang disekitar ku memilih berpisah.
Mereka bercerai, dengan alasan aku sendiri tidak pernah tahu.
Dan sejak perceraian itu, aku kesepian. Bukan hanya kasih-sayang, aku juga kehilangan segala-galanya.
Yuk, ikuti dan dukung kisah Alif 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memulai Usaha

Alif menatap uang yang ada di dompetnya. Setelah dihitung-hitung dari semua simpanannya, Alif tersenyum simpul.

Akhirnya, impian yang selama ini di simpan akan segera tercapai.

Sejak meninggalnya Neli, Alif sudah berjanji pada dirinya sendiri, dia akan membuat makam neneknya menjadi layak. Dia gak mau, jika makam neneknya hanya ada gundukan tanah saja. Dia juga ingin, membuat batas ataupun penanda dari semen, agar orang-orang mengingat jika itu merupakan makam Neli, neneknya.

Maka dari itu, semua uang hasil sumbangan dari kematian neneknya Alif simpan di tempat paling aman.

Tempat itu ialah bekas kandang ayam di belakang rumahnya. Karena Alif tahu, takkan ada satu orang pun yang akan mencurigai tempat itu.

Setelah hampir tiga minggu Alif berada di desa keramat. Sekarang, saatnya ia kembali ke sekar wangi. Dia harus sekolah, dan sekarang dia menduduki bangku tiga smp. Dan Alif, berjanji akan belajar segiat mungkin.

Hari ini, karena Haris tak bisa mengantar Alif, terpaksa Alif harus menaiki mobil di jalan. Dia dibekali uang dan peralatan sekolah yang baru oleh Nanda.

Sebelumnya, Nanda berulang kali minta maaf pada Alif, di karenakan dia tidak bisa mengantarnya. Nanda berdalih, jika belakangan ini, pinggangnya sering sekali sakit. Apalagi, umur kandungnya udah memasuki bulan ke sembilan.

Dan Alif, mengerti akan hal itu.

"Nanti kalo udah sampai, tolong kabari kami ya." ujar Nanda mengelus pucuk kepala Alif.

Haris sendiri hanya menepuk-nepuk bahu Alif.

...🍁🍁🍁...

Karena tahu lusa memulai sekolah lagi, Misna dan Faisal mulai membeli peralatan untuk Raffa sekolah.

Misna, ingin sang anak tetap berpenampilan layak, karena dia gak mau jika Raffa di kucilkan oleh teman-temannya.

Saat memilih seragam sekolah, Faisal malah menghilang, dia berpamitan pada Misna dengan alasan ingin ke toilet. Alhasil, tinggallah Misna dan Raffa, karena bayinya, sudah dititipkan pada ibu mertuanya.

"Gak usah pilih yang kebesaran, pilih yang pas aja. Biar nanti, tahun depan kita beli lagi." ujar Misna, dan Raffa mengangguk setuju.

"Bagaimana jika kita juga beli untuk, Alif?" tanya Faisal yang tiba-tiba muncul, ditangannya udah ada satu set seragam khusus anak smp.

"Kenapa?" Misna membelakangi Faisal, setelah melirik sekilas pada tangan Faisal.

"Ya, karena Alif anak kita, sama kayak Raffa." sahut Faisal.

"Kembalikan, dia tidak membutuhkannya, karena sekarang, dia punya orang tua yang memenuhi segala kebutuhannya." perintah Misna.

"Tapi ..."

Misna langsung menatap tajam ke arah Faisal, dan itu berhasil membuat Faisal mengalah, karena dia gak mau ada keributan diluar.

Akan tetapi, Faisal berjanji jika ia pasti akan kembali, dan mengambil lagi seragam itu.

Begitu tiba di kampung halaman, hal pertama yang dilakukan Alif ialah, datang ke seorang tukang. Dia meminta tukang untuk membuat makam neneknya sama dengan yang lain.

Alif menanyakan berapa biaya itu, karena jika di hitung, semua uangnya sudah mendekati enam juta rupiah. Itu semua sudah mencakup sumbangan dari hari meninggalnya Neli, jual ayam yang diserahkan mamang, termasuk tabungan saat tinggal sama Misna, serta pemberian ayah dan juga ibu tirinya.

"Lebih kurang, delapan ratus ribu. Itu semua, sudah termasuk bahan dan ongkosnya." ujar lelaki itu.

Padahal, jika dijumlahkan keseluruhannya, harganya tak sampai segitu. Namun, karena orang itu menganggap jika itu perintah Haris, maka dia sedikit memanfaatkanya.

Anggap aja, sedekah dari Haris untuknya. Begitulah, yang dipikirkan.

Alif langsung menyerahkan uang delapan ratus ribu sesuai permintaan, dan dia juga meminta agar orang itu segera memperbaiki makam neneknya.

Alif pulang dengan mengayuh sepedanya, senyum terukir indah dibibirnya. Karena satu-satunya impian telah dia tunaikan. Setidaknya, dia telah memperbaiki tempat istirahat neneknya dengan layak, sama dengan milik orang lain.

Saat tiba di rumah, Alif terkejut dengan kedatangan Faisal, lelaki yang dipanggil ayah itu datang dengan kantong plastik di tangannya. Begitu melihat Alif, dia tersenyum sumringah, dan berdiri dari kursi panjang, dan berjalan menghampiri Alif.

"Wah, semakin besar ya kamu Lif. Bagaimana keadaan mu?" tanya Faisal memeluk Alif sekilas.

"Baik Yah, sendiri?" tanya Alif.

Seharusnya dia tidak menanyakan hal itu, namun hati kecilnya tetap berharap, jika sosok wanita yang melahirkannya, ada di sana.

"Iya, ibumu lagi kurang sehat. Dia menitipkan ini untukmu." ujar Faisal, berbohong.

"Makasih." lirih Alif berbinar.

"Ternyata dia juga menyayangi ku."

...🍁🍁🍁...

Hampir tiga bulan Alif menetap di kampung, tapi ayah dan ibu tirinya tak kunjung mengirimkan ia uang seperti janji mereka terakhir kalinya.

Alif sudah mencoba menghubungi Nanda, tapi pesan yang ia kirimkan hanya contreng satu, begitu juga dengan nomor ayahnya.

Berbekal uang yang tak seberapa, Alif mencoba buat aneka gorengan. Dan dia akan mencoba menjualnya disekolah.

Jam empat subuh, Alif bangun, dia mulai menyiapkan bahan untuk membuat bakwan dan pisang goreng. Karena ini hari pertama ia jualan, makanya Alif hanya berani membuat masing-masing tiga puluh pics.

Setelah semua siap, akhirnya Alif berangkat sekolah menggunakan sepedanya. Dia memasukkan gorengannya ke wadah, yang sudah dialasi koran dibawahnya.

Aziz yang melihat kedatangan sahabatnya langsung menghampiri Alif. Dia bertanya, tentang isi plastik besar yang ada disepeda Alif.

Begitu mengetahuinya, Aziz mengeluarkan uang jajannya dan hendak membeli gorengan yang sahabatnya bawa.

"Nanti Aziz, tunggu istirahat dulu." kekeh Alif yang bahunya dirangkul Aziz.

"Tidak, aku mau sekarang. Kebetulan, aku memang belum sarapan." keluh Aziz.

"Kita masuk dulu aja ya." ajak Alif.

Bukan Aziz namanya kalau tidak heboh, Alif yang menjual, Aziz yang kegirangan. Dia mulai menawarkan gorengan milik Alif pada siswa-siswi yang berlalu lalang. Tak peduli, jika mereka siswa kelas lain, ataupun adik kelas.

Namun, berkat kehebohan Aziz, gorengan yang dibawa Alif ludes sebelum dia berhasil masuk kelas.

"Wah, parah kamu Lif. Masak aku cuma dapat satu pisang goreng. Padahal, aku loh, pelanggan pertamamu." keluh Aziz, kala melihat wadah sudah kosong melompong.

"Salah siapa, yang menawarkan dan memanggil semua orang? Bahkan, kucing saja kamu tanyai." kekeh Alif.

"Kan, aku gak menduga jika mereka mau." ujar Aziz cemberut.

"Ini, khusus untukmu." Alif mengeluarkan empat gorengan dari tasnya untuk Aziz.

"Wah, yang benar?"

"Iya, karena aku berencana ingin kamu menyicipinya terlebih dulu, makanya aku menyisihkannya secara khusus." kekeh Alif.

"Terima kasih Alif, kau lah, sahabatku, pahlawanku." ujar Aziz dramatis.

1
Giandra
semangat Alif belajar yang rajin kejar prestasi sebaik mungkin masa depanmu akan berjalan dengan baik jikalau kau berprestasi tidak perlu mencari kesempatan tetapi kesempatan itu yang akan menghampirimu.
NurAzizah504
cie, alif. udh mulai ngelirik cewek
NurAzizah504
kasiann udh berpisah
NurAzizah504
dua jempol utk pak de
Wanita Aries
Wah alif udh remaja,, semangat kumpulin uang utk kuliah
NurAzizah504
3 A nih ceritanyaa
Muliana: Wah, bisa kebetulan gitu /Chuckle/
total 1 replies
NurAzizah504
terima aja dulu, sambil jualan terus biar ada pemasukan
Muliana: Takut, jika orang lain juga akan membuangku, sama seperti kedua orang tuaku
total 1 replies
NurAzizah504
oalah, berarti alif gatau yaa
Muliana: Iya, andai dia tahu, mungkin udah di amankan
total 1 replies
NurAzizah504
/Sob//Sob//Sob/
Muliana: /Sob//Sob//Sob/
total 1 replies
NurAzizah504
haris, kamu kemana sih pas pembagian hati?
Muliana: Kayaknya dia tidur deh
total 1 replies
NurAzizah504
padahal dulunya ga mau ngaku ibu. cih
Muliana: Harta, harta
total 1 replies
R 💤
Gak usah takut lif wkwk, wah jadi ingat dulu waktu SMK juga ikut tinggal di lingkungan sekolah huhuhu....
Muliana: Wah, kok bisa?
total 1 replies
R 💤
sedihhhh bgtttt pastii
Muliana: Sangat /Sob//Sob/
total 1 replies
Teteh Lia
Aku paham apa yang kamu rasakan. aku pun pernah dan sering merasa seperti itu.
Muliana: Sakit gak sih? Sabar ya ...
total 1 replies
Teteh Lia
Sabar Alif, udah banyak sabar juga sebenarnya.
Muliana: Iya, gak tahu sampai kapan Alif bisa sabar
total 1 replies
Giandra
semoga sukses Lif ujianmu membuat dirimu semakin kuat menjalani hidupmu yang keras mulailah menata kembali membuka jalanmu menuju keberhasilan tetap semangat jangan menyerah.
Muliana: Karena telah jatuh berulang kali, semoga kamu bisa menjadi versi terbaik untuk dirimu dan orang sekitarmu
total 1 replies
Zenun
Alif susah biasa menemukan hal. menyeramkan dalam hidup nya. Jadi dia gak tau apa itu takut😁
Muliana: Karena udah kebal
total 1 replies
Zenun
hanya bisa tarik nafas
Muliana: Dan berucap istigfar
total 1 replies
Wanita Aries
Semangat alif utk sukses
Muliana: Doakan aku /Heart//Heart/
total 1 replies
Santai Dyah
gereget juga kasian arif
Muliana: Aamiin, otw ya /Heart/
Santai Dyah: satu Malam dengan kakak ipar smoga kita bisa sukses bersama Amin
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!