Zhi Tian hanyalah anak yatim-piatu buta yang sejak kecil hidup menyendiri di pesisir pantai.
Disuatu hari tanpa sengaja Zhi Tian menyelamatkan seorang pria yang terdampar didekat rumahnya. Pria itu bernama Shan Lao, yang ternyata merupakan kultivator paling hebat di benuanya.
Keberadaan Shan Lao mengubah hidup Zhi Tian, berkatnya ia bisa melihat kembali. Tidak hanya sampai di sana, Zhi Tian juga diajarkan banyak ilmu beladiri dari pria tersebut.
Zhi Tian yang sudah dibekali ilmu beladiri kemudian mulai mengejar cita-citanya yang ingin melihat seluruh dunia.
Ini adalah cerita Zhi Tian, seorang anak laki-laki dari pulau terpencil yang menjelajahi dunia yang dipenuhi dengan konflik dan peperangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 7 — Transplantasi Mata
Harapan Zhi Tian yang sebelumnya sudah padam sejak lama akhirnya muncul kembali setelah ucapan Shan Lao, harapan untuk dirinya agar bisa melihat.
"Ya, meski tidak mudah melakukannya tetapi bukan hal yang mustahil untuk diwujudkan." Shan Lao memberikan jawaban setelah diam sejenak.
Shan Lao kemudian menerangkan bagaimana agar Zhi Tian memperoleh penglihatannya yaitu dengan melakukan operasi.
Selain membutuhkan ilmu pengobatan, Shan Lao juga harus melakukan sihir penyembuh dalam operasi transplantasi mata tersebut.
"Tapi Paman, bagaimana bisa paman memiliki bola mata manusia, bukankah itu terdengar terlalu mengerikan?" Tanya Zhi Tian polos.
Shan Lao batuk pelan. "Kau salah paham! Aku mempunyai bola mata ini karena menemukannya dalam kondisi demikian. Selain itu, ini bukan bola mata manusia."
Shan Lao awalnya tidak ingin menceritakan bagian ini tetapi karena khawatir Zhi Tian salah paham membuatnya harus menjelaskan asal-usul mata tersebut.
Secara singkatnya, Shan Lao mendapatkan bola mata itu dari reruntuhan kuno yang tidak sengaja ia temukan.
Bola mata itu direndam disebuah tabung yang berisi air khusus agar bola matanya tidak membusuk seiring berjalannya waktu.
Yang mengejutkan dari penemuan ini adanya prasasti yang menjelaskan kalau dua bola mata tersebut merupakan mata dari ras naga.
"Paman, apa itu Ras Naga?" Zhi Tian tiba-tiba menyela.
"Hm, sulit menjelaskannya dengan kata-kata, kau akan lebih cepat memahaminya jika melihatnya secara langsung."
"Apa itu berarti Paman punya Ras Naga tersebut?"
"Tentu tidak, kau pikir Ras Naga itu seperti barang?!" Shan Lao menghela nafas. "Ras tersebut hanya berupa legenda bahkan belum tentu ada tetapi aku mempunyai buku yang bisa memperlihatkan gambarannya."
Shan Lao kemudian melanjutkan penjelasannya kembali, selain menerangkan tentang bola mata naga itu, prasasti yang sama juga berisi sebuah pesan dari pembuatnya.
Pesan itu mengatakan bahwa siapapun orang yang telah menemukan bola mata naga ini, maka ia harus menggunakannya dalam jalan kebaikan karena di dalam mata tersebut, tersimpan kekuatan hebat bagi siapa yang memilikinya.
"Awalnya aku ingin menggunakan mata ini untukku sendiri namun sebelum aku melakukannya, ada situasi yang membuatku berakhir seperti sekarang yaitu terdampar di pulau ini."
Shan Lao tidak menjelaskan pada Zhi Tian kalau sebenarnya ia dijebak oleh banyak kultivator yang telah memburunya sekian lama, Shan Lao mengharuskan bertarung melawan mereka seorang diri selama berhari-hari tanpa henti.
Akibat pertarungan itu, Shan Lao terluka parah hingga tidak tau sebabnya, dirinya berakhir disini.
"Mungkin ini juga adalah bagian dari takdir agar mata naga ini jatuh kepadamu. Anggap saja ini sebagai balas budiku..." Shan Lao tersenyum lembut.
"Apa Paman yakin? Dari cerita paman, sepertinya mata ini sangat berharga?"
"Sangat berharga tetapi untuk apa? Aku sudah punya dua mata sekarang jadi aku tidak butuh mata yang lain."
Tentu saja dalam hatinya Shan Lao merasa penasaran dengan mata naga itu, ia ingin mengetahui kekuatan seperti apa yang dimaksud prasasti sebelumnya yang mengatakan mata tersebut mengandung kekuatan besar didalamnya.
"Besok kita akan memulai operasinya, berdoalah agar transplantasi mata ini bisa berhasil Tian'er." Shan Lao menepuk pundak bocah itu.
Zhi Tian mengangguk, ia merasa tidak sabar ingin buru-buru bisa melihat seperti apa dunia ini.
***
Yang pertama kali dilakukan Shan Lao ketika memulai operasi adalah dengan membuat Zhi Tian tak sadarkan diri.
Shan Lao melakukan beberapa totokan agar bocah itu tidak mengalami rasa sakit, selain itu ia juga menggunakan racun tidur untuk memastikan Shan Lao tidak terbangun ditengah operasi.
Sesudah semua persiapannya selesai, Shan Lao akhirnya memulai transplantasi mata tersebut.
Dengan perlahan, ia menggunakan jarinya untuk menarik bola mata Zhi Tian dari tempatnya. Pendarahan hebat terjadi ketika bola mata itu terlepas, Shan Lao segera melakukan segel tangan yang membuat telapak tangannya bercahaya kehijauan.
Saat cahaya hijau itu diarahkan pada mata Zhi Tian, pendarahan tersebut perlahan berhenti diikuti lukanya yang menjadi sembuh.
Shan Lao tidak berhenti sampai di sana, ia lalu mengeluarkan tabung yang didalamnya ada dua mata yang ia ceritakan sebelumnya.
Mata naga itu memiliki warna yang berbeda, satu mata berwarna emas sementara satu mata lainnya berwarna ungu.
Shan Lao melakukan operasi itu dengan konsentrasi penuhnya, ia sadar kesalahan sekecil apapun akan berakibat fatal bagi Zhi Tian.
Bola mata yang ada ditabung kemudian di letakkan di mata Zhi Tian yang kini sudah kosong, tidak hanya sekedar menaruhnya, tetapi Shan Lao juga menyambungkan jaringan mata tersebut agar terhubung dengan tubuh Zhi Tian.
Operasi itu memerlukan waktu hampir satu jam lamanya namun bagi Shan Lao ia merasa waktu berjalan begitu lambat. Shan Lao harus beberapa kali mengusap keringat yang terus membanjiri keningnya tanpa henti.
Operasi itu akhirnya diakhiri dengan mata Zhi Tian yang ditutup oleh perban, Shan Lao langsung duduk menjeplak dilantai sesudah merasa semuanya selesai.
"Aku tidak berpikir melakukan teknik pembedahan ini akan begitu melelahkan..." Shan Lao mengusap wajahnya yang berkeringat.
Yang melelahkan tentu saja bukan fisik melainkan mental Shan Lao, meski ia sudah sering melihat darah dan jasad saat menjadi kultivator namun hal tersebut tidak membuatnya menjadi terbiasa.
Sekitar dua jam kemudian, Zhi Tian tersadar dari operasinya namun ia tidak bisa langsung melihat begitu saja.
Shan Lao mengatakan, butuh waktu agar tubuh Zhi Tian beradaptasi dengan mata barunya tersebut, setidaknya matanya akan terus diperban sampai tiga hari kedepan.
***
"Hm, ada apa dengan Tian'er?"
Saat siang hari, Yue Qiao hendak mengirimkan makanan seperti biasa pada Zhi Tian namun ia terkejut ketika menemukan ada perban di kepala bocah itu.
Yue Qiao awalnya berpikir Zhi Tian terluka karena terjatuh atau sejenisnya namun sesaat kemudian Shan Lao memberikan penjelasan.
"Melakukan operasi katamu?! Membuat Tian'er jadi bisa melihat lagi?!"
Yue Qiao menutup mulutnya dengan kedua tangan karena begitu terkejut, ia merasa tidak percaya dengan apa yang dikatakan Shan Lao.
"Benar, ini adalah bentuk balas budiku padanya, semoga saja ini membuat hidupnya bahagia..." Shan Lao tersenyum lembut.
Mata Yue Qiao mulai berair, "Apa yang anda katakan, tentu saja Tian'er akan bahagia. Sangat bahagia!"
Yue Qiao tidak bisa menahan lagi emosinya, ia yang sudah bersama Zhi Tian sejak lama, mengetahui kesedihan bocah itu saat ditinggalkan kedua orang tuanya, merasa terharu dengan kabar ini.
"Terimakasih Saudara Shan, terimakasih... Andai ada kata yang lebih cocok lagi untuk mengekspresikan perasaanku saat ini kepadamu, maka aku akan senang hati mengatakan kata itu berulang kali kepadamu."
Tubuh Shan Lao menjadi tegang ketika mendadak Yue Qiao memeluknya erat sambil berlinang air mata. Shan Lao belum pernah dipeluk seperti ini terlebih oleh seorang gadis.