Aku begitu mengharapkanmu setelah kau merusakku. Kau yang lari dari tanggungjawab hanya demi reputasimu! Kau juga yang telah menyiksaku dengan meninggalkan benih ini! Dan sekarang kau kembali setelah aku begitu benci? Lalu kenapa kau kembali setelah aku ingin membuka hati untuk orang lain? Kenapa kau kembali dengan caramu yang membuatku bimbang atas semua kehidupan yang aku alami selama ini? Aku harus bagaimana? Kenapa hati ini begitu berat untuk membencimu. Apakah aku mencintaimu atau mencintainya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sagita chn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Apa kurang?
"Apa kita sungguh masih memiliki pertemuan lagi Tuan?" Tanya Zeline dengan terpaksa. Sendari tadi memang tak ada yang berbicara di sepanjang perjalanan itu. Kesunyian ini membuatnya mengantuk.
"Kenapa memangnya? Apa ada hal lain yang kamu inginkan?"
"Ini sudah sore. Aku ingin pulang." Jujur saja memang Zeline ingin pulang dan ia tidak ingin berlama-lama dengan lelaki ini.
Rasa trauma ketika berduaan dengan Aldigar masih begitu berasa didalam diri Zeline. Sejujurnya ia merasa ngantuk, entah kenapa akhir-akhir ini ia memang sering mengantuk walaupun tidurnya ia rasa cukup, tetapi tetap saja di keseharianya ia tetap merasa ngantuk. Mungkin bawaan dari sananya karena dia sedang hamil.
"Ya sudah kita pulang saja." Aldigar memilih mengalah. Akhirnya ia memilih jalur putar balik untuk membatalkan pertemuan selanjutnya. Sejujurnya ia juga tidak tahu kenapa ia menjadi seperti ini tiba-tiba. Ia tidak pernah menurut dengan orang lain sebelumnya, terlebih dengan sekretarisnya sendiri. Namun nada bicara Zeline yang lembut tadi membuatnya luluh dan menuruti kemauannya.
Sekitar 10 menit dari Aldigar berbalik arah suasana jalan jadi padat dan macet tiba-tiba. Bahkan mobil yang dikendarai Aldigar mulai melambat sekarang. Mungkin sekitar 5 menit ia berkendara dengan lambat dan sekarang mobilnya malah berhenti karena kemacetan itu.
Ini kenapa jadi macet? Perasaan tadi lancar-lancar saja.
Aldigar pasrah. Tanpa sadar Zeline juga sudah terlelap di sampingnya.
Dia malah tidur? Zeline pasti sangat lelah. Seharusnya dia memang tak usah bekerja. Maafkan aku Zeline. Tapi jika kamu resign bagaimana aku mau mengawasimu nanti. Aku juga tidak akan memberimu pekerjaan berat. Aku tahu aku salah.
Aldigar mencoba mengendurkan kursi Zeline dengan begitu pelan dan hati-hati agar ia tidak terbangun.
Seketika Aldigar juga teringat akan curhatan Antonio tentang keinginannya untuk memiliki anak. Ini membuat Aldigar ingin menyentuh perut Zeline. Karena disana terdapat benihnya yang sedang tumbuh. Rasa bersalahnya mulai semakin menyelimutinya sekarang. Tetapi tetap saja ia tidak bisa mengakuinya dihadapan semua orang ataupun di hadapan keluarganya untuk sekarang ini. Aldigar sangat tahu keluarganya, mereka bisa melakukan apa saja termasuk menyiksa dan memaksa Zeline untuk menggugurkannya. Bahkan mereka bisa melakukan hal yang tak terduga-duga dan bahkan lebih kejam lagi dari yang Aldigar bayangkan.
Maafkan Papa ya Nak. Seharusnya Papa tidak melakukan hal ini, tapi ini demi keselamatan Mama kamu dan kamu. Jika keluarga Papa tahu hal ini maka mereka bisa melakukan apa saja termasuk melukai Mamamu. Bahkan mereka bisa saja berusaha keras untuk menggugurkanmu. Papa tidak bisa membayangkan itu.
Tanpa sadar Aldigar sudah mengelus perut Zeline lembut. Sejujurnya ia juga sangat perhatian dan mengkhawatirkan Zeline. Bahkan Aldigar memang tidak ingin Zeline resign agar ia dapat melihatnya dan menjaganya dari dekat, terlebih karena ia sedang mengandung anaknya. Jadi ia ingin menjaga Zeline semampunya.
Aldigar memang masih tak percaya dengan kehamilan ini, namun waktu itu ia memang tak memakai pengaman apapun, jadi feeling pun mengalahkan keraguannya.
Terkadang ia juga ingin sekali Zeline bertingkah manis padanya seperti apa yang dilakukannya pada Finn saat berbicara. Namun Aldigar sangat menyadari akan apa yang diperbuatnya pada Zeline.
Karena dirasa kendaraan tidak juga berjalan Aldigar segera mencari informasi tentang kemacetan itu.
Ternyata ia mendapatkan informasi tentang kecelakaan beruntun di beberapa kilometer dari jalan yang mereka lalui ini. Tentu saja menghambat jalan dan menimbulkan kemacetan parah.
Bagaimana ini? Aku bisa menginap dijalan kalau begini!
Tidak ada pilihan bagi Aldigar selain pasrah dan menunggu sekarang. Melihat Zeline tertidur pun membuatnya tersenyum. Ia bisa memandang wajah itu sepuasnya sekarang.
Benar saja, hampir 2 jam mereka kejebak kemacetan. Tapi tak begitu dipermasalahkan oleh Aldigar. Karena ia bisa melihat Zeline tertidur dengan tenang sejak tadi.
Tak lama Zeline pun terbangun. Melihat sekelilingnya yang ada didalam mobil membuatnya terkejut.
Haaa? Ya ampun!
Apa aku ketiduran?
Hari juga sudah gelap. Ia melihat Aldigar sedang sibuk dengan ponselnya.
"Kamu sudah bangun?" Tanya Aldigar langsung yang menyadari akan dirinya yang terbangun.
Aduhh. Sekarang tinggal ketiduran bersamanya, kemaren bersama pak Finn. Menyebalkan sekali!
"Anda tidak melakukan apapun padaku kan???" Ujar Zeline langsung pada Aldigar. Jika dia ketiduran otomatis ia tak menyadari apapun yang dilakukan Aldigar padanya tadi.
"Apa??? Cihh!"
Yang ada dipikiran Zeline adalah ia sedang bersama lelaki mesum ini. Ia bisa melakukan apa saja ketika ia tidur tadi.
Mendengar itu pun sungguh membuat Aldigar berhenti mengetik dan tersenyum kecil. Bahkan hampir menggelengkan kepalanya karena tak habis pikir dengan pertanyaan itu.
Apa dia pikir aku ini lelaki gila yang mau melakukan apa saja padanya?
Bukankah seharusnya ia berterimakasih padaku karena telah menjaga tidurnya tadi? Tapi dia malah menuduh ku begini? Apa aku seburuk itu dimatanya?
"Aku rasa kamu tidur terlalu pulas Zeline. Apa kamu tidak menyadari apa yang aku lakukan padamu tadi?" Timpal Aldigar memanas-manasinya sekalian, karena ia sudah terlanjur kesal padanya.
Bisa-bisanya dia punya pikiran seperti itu padaku!
Aldigar pun masih tak habis pikir. Sementara Zeline sedang menebak-nebak sendiri sekarang.
Hah???
Apa yang dia lakukan padaku tadi? Apa dia pegang ini itu. Dia berbuat mesum padaku?
Melihat raut wajah Zeline yang tegang dan menebak-nebak membuat Aldigar semakin terhibur dan bahkan ingin tertawa. Sejujurnya ia sedikit kesal tadi, tapi ia hanya ingin bersikap seenaknya saja sekarang.
"Haha. Aku rasa pikiran kamu yang terlalu mesum Zeline. Memang aku mau berbuat apa padamu? Aku tidak melakukan apapun tadi. Ini juga dimobil, memang aku ini gila?"
"Anda jangan bohong! Anda melakukan apa tadi? Orang seperti Anda pasti selalu melakukan kesempatan dalam kesempitan!"
"Dihh!"
Aldigar semakin tersenyum dan mencoba menatapnya lekat. Ia ingin tahu seberapa besar nyalinya bersikap seperti ini padanya sekarang.
"Memang kamu ingin aku melakukan apa Zeline? Akan aku lakukan sekarang juga jika kau mau? Apa yang waktu itu ternyata kurang?"
Kurang ajar!
Zeline pun terdiam. Ia tidak berani mengatakan apapun lagi padanya. Karena Aldigar sudah menatapnya begitu intens. Ia juga mulai menurunkan pandangannya ke dada. Tatapan itu terlihat lebih menyeramkan dari tatapan macan. Ia tidak ingin menatapnya lagi, karena ia rasa setiap kali melihat wajah itu ia terbayang akan ketampanan Aldigar yang menidurinya waktu itu.
Hiiii!
"Kamu ingin aku melakukan apa? Ayo jawab! Kenapa diam?" Tanya Aldigar lagi, segitu kotornya pikiran dia padanya, batinnya.
Zeline langsung menggeleng cepat.
"Jangan menatapku lagi! Aku benci Anda!" Pekik Zeline menohok.
"Baiklah, aku memang tidak melakukan apapun padamu tadi. Hanya kau yang berani bersikap seperti ini padaku Zeline. Jangan sampai kau membuatku kesal!"
Dia membenciku? Beraninya dia berkata seperti itu padaku.
Melihat Zeline yang terus mengalihkan pandangannya juga membuat Aldigar tertampar, baru kali ini ia selalu merasa dongkol ketika bersamanya.
Ada apa denganku? Kenapa aku merasa tak berdaya setiap kali dia tak menghiraukanku seperti ini!
"Aku rasa kita harus menginap," Ujar Aldigar setelah melihat ponselnya lagi.
"Apa??? Aku tidak mau!!!" Tuturnya langsung menolak. Ia sangat tidak setuju.
"Tapi aku mau! Terserah kamu mau menginap atau tidak, aku juga tidak peduli," Jawab Aldigar dengan santainya.
Ihhh! Benar-benar!
lanjut thor gak sabar nih.. /Chuckle/