Perjalanan seorang lelaki dalam menjalani pesugihan untuk membahagiakan keluarganya, akankah semua kekayaan yang akan dia dapatkan bisa membahagiakan keluarganya atau hanya akan menjadi penyesealan dikemudian hari....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dheana Echa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Kabar mengenai Romli memiliki pesugihan sudah tersebar di seluruh warga desa, bahkan tanpa ragu mereka bertanya langsung pada Nur yang merupakan istri dari Romli....
"Apa iya yuk?? Kang Romli itu muja??" Todong salah satu perempuan di pasar desa itu tanpa ragu....
"Maaf ya yu, kalau masalah itu saya gak tahu" jawab Nur sambil menahan sesak didada
nya....
"Masa ya istri sendiri tidak tahu kalau suami muja, paling sampean itu ya Melindungi kang Romli yu" sahut salah satu perempuan lain nya sambil mendengus kasar...
"kamu juga begitu yu, Masa ya yang punya pesugihan sendiri yang di tanyai" sahut yang lain nya.
Nur berulang kali menghela nafas panjang karna dada nya terasa sangat sesak dengan pertanyaan para perempuan di pasar itu....
Saat para perempuan itu saling berdebat, pelan-pelan Nur melangkah menjauh dari kerumunan perempuan bermulut kasar itu....
"Kang Romli kamu kok kebangetan sih kang, kamu lihat kang, aku yang jadi sasaran mereka kang gumam Nur sambil menahan air mata yang sudah menggenang di pelupuk mata nya....
Nur pulang dari pasar tidak langsung menuju rumah nya, dia mampir kerumah sang simbok untuk mengadukan apa yang terjadi di pasar tadi
"Loh!!, kok nangis nduk?? Apa Romli memarahi kamu??" sahut sang simbok penasaran....
"Hikss...hikss....enggak mbok" jawab Nur sambil sesenggukan pelan....
"Lah trus kenapa??" Tanya sang simbok sambil duduk di samping Nur dan mengelus punggung sang putri satu-satunya itu.
"Mereka mbok, mereka terang terangan tanya, apa benar kang Romli pesugihan, aku sakit hati mbok, aku sudah bilang kalau aku gak tahu soal itu, mereka malah bilang kalau aku melindungi kang Romli Mbok'ujar Nur dengan suara getir....
"Sabar ya nduk, ya memang begitu kalau hidup di desa, beda kalau kita hidup di kota, mau jungkir balik gak ada yang ngurusi" ujar sang simbok menenangkan Nur....
"Tapi mbok, yang kebangetan itu ya kang Romli mbok, dia gak mikir kalau aku yang di jadikan sasaran mereka mbok'keluh Nur kembali berlinangan air mata....
"Nduk, kita jangan menyalahkan siapa pun, simbok juga gak mau menyalahkan Suami mu nduk, apa pun yang dia lakukan itu yang menanggung akibat nya ya dia sendiri, kalau memang Romli muja, mungkin Romli sudah buntu dan tidak ada pilihan lain waktu itu nduk, hingga akhirnya milih jalan pesugihan" ucap sang simbok....
"Tapi mbok, mereka gak berani tanya ke kang Romli mbok, aku yang di jadikan sasaran mbok" jawab Nur mencurahkan kekesalan di hati nya.
"Ya itu sudah pasti nduk, mereka pasti pikiran nya sudah macam macam, paling mereka takut kalau nanti di jadikan tumbal" sahut sang Simbok sekena nya....
"Mbok, apa aku ngadu saja sama kang Romli yo mbok, aku gak kuat mbok," tanya Nur meminta pertimbangan sang simbok....
"Ya memang kamu harus mengadukan itu sama Romli, biar dia tahu bagaimana kamu di hujat orang orang di luar rumah' jawab Sang simbok yang menyetujui ucapan sang anak....
"Ya sudah mbok, nanti aku ngadu sama kang Romli saja, tapi mbok... aku ngadu nya gimana mbok" ujar Nur lagi yang justru bingung bagaimana cara nya mengadu pada Romli....
"Ya ngadu saja nduk, jangan ada yang kamu tutup-tutupi, dan jangan kamu tambah tambahi, karena satu kata yang kamu tambahi bisa mendatangkan seribu bencana nduk" ujar sang simbok berpesan....
"Iyo mbok, doakan mudah-mudahan Kang Romli gak marah ya mbok" ujar Nur sambil bangkit menenteng tas belanjaan nya....
"Iyo, simbok doakan semoga Romli gak marah sama kamu, tapi sama mereka" sahut sang simbok berseloroh....
"Simbok ini kok ya ada ada saja lo" sahut Nur sambil mengulaskan senyum dan berlalu dari rumah sang simbok,....
Nur pulang tidak melewati jalan desa, sengaja Nur lewat sawah sawah agar tidak menemui warga, Nur sudah terlanjur kesal dengan pertanyaan pertanyaan perempuan di pasar pagi ini....
"Kang Romli memang kebangetan kok, masa ya kepingin kaya saja pake jalan pesugihan, malah aku yang gak tahu menahu yang mereka jadikan sasaran pertanyaan" gerutu Nur sepanjang jalan....
Tak berapa lama sampailah Nur di belakang rumah nya...
"Apa Kang Romli sudah bangun ya ?" gumam Nur karna melihat pintu belakang sudah terbuka, sedangkan hari masih terlalu pagi....
"Kang" panggil Nur....
"Loh, kamu kok lewat belakang rumah Nur" sahut Romli yang kaget melihat sang istri di pintu belakang....
"Iya kang, sengaja aku lewat sawah kang jawab Nur sambil meletakkan belanjaan nya....
"Memang nya kenapa kamu sampai lewat sawah?? Apalagi ini masih agak gelap Nur" sahut Romli dengan tatapan heran....
Nur tidak menjawab dan justru tertunduk diam, mata nya sudah mengembun....
"Kenapa Nur??" Tanya Sang Suami dengan nada kawatir....
"Kang... jangan marah ya??" Jawab Nur dengan suara sendu....
"Memang nya ada apa Nur??' Tanya Romli lagi penasaran....
"Kang, tadi aku di pasar di tanyai orang orang kang" jawab Nur mengadu sambil menggumam pelan....
"Di tanyai apa??" Tanya Romli semakin penasaran, bahkan Romli menggeser kursi kayu kecil lebih mendekat pada Nur....
"Tadi mereka tanya...." jawab Nur menjeda ucapan nya....
Romli hanya menyimak sambil menatap sang istri yang sudah berlinangan air mata....
"Mereka tanya, apa benar sampean mu… ja" lanjut Nur menggumam pelan....
Seketika Romli belingsatan dan juga salah tingkah....
"Trus kamu jawab apa??" Tanya Romli pelan.
"Ya aku jawab aku gak tahu, memang aku gak tahu apa apa kang" jawab Nur yang sudah mulai nyaman bercerita....
"Trus??" Sahut Romli....
"Mereka bilang kalau aku melindungi kamu kang" jawab Nur mengadukan apa yang mereka bilang....
Romli berulang kali menghela nafas panjang....
Romli ingin bercerita tapi masih ada keraguan.....
"Eem...apa yang mereka bilang itu benar Nur" jawab Romli sambil menunduk ....
Nur berusaha menahan sesak di dada nya saat mendengar pengakuan sang suami....
"Jadi benar kang?? kamu muja" tanya Nur pelan....
Romli hanya mengangguk pelan sambil menunduk....
"Maaf Nur, waktu itu aku sudah buntu dan putus asa, aku gak tahu lagi harus bagaimana mencukupi kebutuhan kita," terang Romli dengan suara sendu....
"Kenapa kamu gak bilang kang'sahut Nur pura pura tidak tahu....
"Waktu itu aku juga tidak sengaja Nur, aku hanya mendengar cerita dari orang orang itu, kalau goa di lereng bukit itu ada penunggu nya, lalu aku buktikan Nur, Seminggu aku di dalam goa itu tanpa makan tanpa tidur Nur, dan akhir nya penunggu goa itu menemui ku dan trus ngasih Patung Ular itu" cerita Romli panjang lebar Bercerita mengenai perjalanan nya mendapatkan Patung Ular itu....
Nur diam menyimak, sembari sesekali menghela nafas panjang
bahkan belanjaan yang ia beli pagi ini masih ada di dalam tas belanja, belum ada yang ia sentuh karna ingin mendengarkan penjelasan sang suami....
"Tapi tenang saja Nur, penghuni Patung Ular itu gak minta tumbal kok" terang Romli lagi...
"Mana ada Pesugihan gak pake tumbal kang" sahut Nur sambil melirik kesal....
"ya nyata nya ada Nur, aku cuma harus menyediakan ayam cemani untuk nyai ratu penghuni Patung Ular itu" jawab Romli dengan tegas....
"Kang, aku gak mau kalau sampai penghuni Patung Ular itu sampai minta tumbal nyawa manusia kang, dosa kang" ujar Nur dengan kesal....
"Gak Nur, tapi tolong, kamu jangan sampai masuk kamar itu ya Nur, dan tolong jangan mengusik nya" ujar Romli dengan wajah sendu menatap Nur dengan mata sayu nya....
"Tapi bener ya kang, kalau penghuni Patung itu gak minta tumbal" sahut Nur meyakin kan....
"Gak Nur, kamu tenang saja
kalau sampai minta tumbal, biar orang orang itu yang aku tumbal kan, biar mereka gak berani macam macam sama kita, selama ini kita susah mereka tak ada satu pun yang mau melirik kita, sekarang kita punya apa yang mereka gak punya, mereka ingin mengusik kita" ujar Romli geram dengan sikap para warga desa itu....
"Sudah, kamu masak saja, keburu siang, biar sarapan nya aku belikan di warung saja, kalau uang belanja mu habis, jangan ragu bilang saja ya Nur 'ujar Romli yang kini sudah agak melunak dan tidak kasar pada sang istri.
Nur hanya mengangguk pelan dan segera meraih tas belanjaan nya....
Dan benar saja, tak berapa lama, para pekerja pun sudah berdatangan, ...
"Yu, dapur nya mau kami bongkar ya yu, kami kerjakan sekarang" ujar si kepala tukang itu....
"Oooh iya kang, tunggu biar aku keluarkan semua nya dulu ya kang" ujar Nur sambil membereskan bahan masakan yang hendak di masak....
"Biar kami bantu yu Nur" sahut pak tukang itu yang membantu mengeluarkan barang pecah belah yang ada di dapur dan meletakan di belakang rumah....
Para pekerja itu dengan cekatan membantu mengeluarkan semua barang barang dan membuatkan tenda kecil untuk masak Nur sementara....
"Kang, tunggu ya, biar saya belikan sarapan di warung dulu" ujar Romli sambil bersiap pergi kewarung membelikan sarapan karna Nur tidak sempat memasak....
"Iya kang, santai saja" sahut pak tukang dengan ramah.
Romli pun segera berlalu menuju warung.....
"Loh kang, kok anak buah sampean yang satu gak ikut datang??" Tanya Nur sambil meletakan teh hangat di meja usang nya....
"Ooh..dia lagi sakit yu, kata nya kelelahan" sahut pak Tukang, Nur hanya mengangguk pelan....
Nur pun berlalu....
"Kang, apa si Paijo sakit gara-gara pernah mencium aroma melati itu ya kang??"
Bisik salah satu kuli....
"Hussss jangan begitu, mungkin si Paijo benar benar kelelahan,"sahut sang Tukang....
"Ya aku kan cuma menduga saja, wong waktu itu sampai di rumah dia kata nya masih mencium aroma melati kang" keluh sang kuli bercerita....
"Husss, jangan sampai itu menjadi fitnah, aku gak mau kang, kita kerja baik baik kang, jangan sampai yang punya rumah tersinggung" tegur kepala Tukang itu serius....
Sedangkan Nur yang ada di dapur sudah mengepalkan tangan nya....
"Apa mungkin siluman penunggu patung itu mengganggu para tukang tukang itu" gumam Nur pelan....