Alika tak pernah membayangkan hidupnya bisa berubah secepat ini. Semua berawal dari satu permintaan sepele saudari tirinya, yang menyuruh Alika pergi ke sebuah hotel.
Karena sebuah kekeliruan, Alika justru masuk ke kamar hotel yang salah dan menghabiskan malam dengan Sagara, sang CEO dingin dan arogan yang selama ini hanya dikenalnya dari jauh.
Apa yang terjadi malam itu seharusnya dilupakan. Tapi takdir berkata lain.
Saat Alika mengetahui dirinya hamil. Ia dihadapkan pada pilihan yang sulit, menyembunyikan semuanya demi harga diri, atau menghadapi kenyataan dengan kepala tegak.
Namun, yang paling mengejutkan, justru adalah keputusan Sagara. Pria yang katanya selama ini tak tersentuh, datang kembali ke dalam hidupnya, menawarkan sesuatu yang lebih dari sekadar tanggung jawab.
Cinta perlahan tumbuh di antara keduanya. Tapi mampukah cinta bertahan saat masa lalu terus menghantui dan realita kehidupan tak berpihak?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 20 Salah Paham
Sepanjang perjalanan menuju pantry, Lee terus menggerutu dalam hati. Ini sudah keempat kalinya pagi ini ia harus bolak-balik hanya untuk membuatkan kopi.
“Apa yang terjadi padanya? Apa tadi pagi kepalanya terbentur pintu? Tiba-tiba suka kopi dan menyuruhku membuatnya berkali-kali. Padahal empat cangkir sebelumnya bahkan tidak disentuh. Dibuang begitu saja,” gumamnya kesal sambil menyeret kakinya menuju dapur kecil kantor.
Perubahan sikap Sagara benar-benar membuat Lee bingung. Selama bertahun-tahun menjadi asistennya, baru kali ini ia melihat sang bos begitu gelisah dan cerewet hanya soal kopi.
Di tengah perjalanan, Lee berpapasan dengan Ridwan yang tengah mengawasi staf kebersihan yang sedang bersih-bersih area lobi.
“Pak Lee, pagi,” sapa Ridwan ramah. “Ada yang bisa saya bantu?”
Lee mengangguk singkat. “Aku mau tanya, siapa yang biasanya menyiapkan kopi untuk Presdir selama ini?”
Ridwan berpikir sebentar lalu menjawab, “Sejak sebulan terakhir, biasanya Alika yang siapkan kopi untuk beliau. Kenapa, Pak? Ada masalah dengan kopi buatan gadis itu?”
Lee memicingkan mata. “Alika, ya?”
Ridwan mengangguk. “Iya. Tapi jujur saja, saya juga heran kenapa dia yang ditugaskan. Kerjanya lambat, sering melamun, dan beberapa kali saya lihat dia termenung di pantry. Sejak sebulan terakhir itu, performanya menurun drastis.”
Lee terdiam. Sejak tahu Alika hamil, Sagara memang jadi lebih aneh dari biasanya. Tapi ia belum sempat menyimpulkan apa pun.
“Dimana dia sekarang?” tanya Lee.
“Dia izin cuti hari ini. Kemarin ibunya datang ke kantor dan bilang kalau Alika akan menikah. Jadi dia butuh waktu untuk persiapan.”
“Menikah?” Lee membelalak. Ia semakin bingung. “Kamu yakin?”
Ridwan mengangguk mantap. “Yakin, Pak. Ibunya sendiri yang bilang. Malah katanya calon suaminya itu sudah punya tiga istri.”
“Apa? Tiga istri?!” pekik Lee hampir tersedak.
Informasi itu seperti petir di siang bolong. Jadi, Alika bukan akan menikah dengan Sagara, melainkan dengan pria lain yang bahkan sudah beristri tiga?
“Ini tidak bisa dibiarkan!”
Dengan panik, Lee langsung berbalik arah dan bergegas kembali ke ruangan atas. Ia tak lagi peduli soal kopi atau protes Ridwan yang masih mengoceh di belakangnya.
Begitu sampai di lantai atas, Lee langsung menerobos masuk ke ruang kerja Sagara tanpa mengetuk pintu.
“Tuan! Ini gawat!” serunya.
Sagara yang sedang memandangi layar laptop langsung mengernyit. “Gawat apanya? Mana kopiku?”
“Anda masih memikirkan kopi di saat situasi sedang darurat?” Lee menatap sang bos dengan wajah campur aduk antara panik dan kesal.
Sagara menatapnya tajam. “Kamu ini bicara apa sih? Katakan dengan jelas!”
Lee mengatur nafasnya. “Begini, Tuan. Ada kabar burung yang mengatakan kalau Nona Alika akan segera menikah.”
Sagara terdiam sejenak, lalu menghela napas. “Cih! Aku pikir kabar apa. Aku sudah tahu.”
Lee mengedip tak percaya. “Anda sudah tahu? Tapi kenapa Anda terlihat tenang? Bukankah Anda yang seharusnya bertanggung jawab? Tuan besar sendiri juga menginginkan hal itu, bukan? Apa Anda benar-benar akan membiarkan nona Alika menikah?”
“Kenapa kamu terlihat lebih khawatir dari aku?” Sagara memutar bola matanya. “Kakek yang minta semuanya disegerakan. Kalau dia yang bicara, apa kamu pikir aku bisa menolak?”
Lee menganga. “Jadi benar tuan besar yang menyuruh?”
Sagara hanya mengangguk malas sambil berdehem, menegaskan tanpa berkata banyak.
Lee semakin syok. Ia tidak menyangka semua ini sudah direncanakan oleh mereka. Tapi, pria lain ini sudah punya tiga istri?
Sagara bangkit dari kursinya dan berjalan menuju jendela. “Aku tidak tahu kenapa dia setuju. Tapi jika itu keputusan kakek, aku harus ikuti.”
“Tapi bayi itu bayi anda tuan.”
Sagara tidak langsung menjawab. Ia hanya memejamkan mata sejenak.
“Bantu gadis itu mempersiapkan semuanya, Lee,” ucapnya akhirnya, dengan nada tegas.
Lee terpaku di tempat. Hampir pingsan mendengar perintah tersebut. Ia tak tahu harus kagum atau marah.
“Tuan serius?” gumamnya lirih.
Sagara hanya meliriknya singkat lalu kembali duduk di kursinya, membuka laptop seolah pembicaraan barusan tak pernah terjadi.
lain di bibir....
lain di hati..
bisa2 disuruh manfi kembang 7 rupa dan tidur di luar kamar RS...
😀😀😀❤❤❤❤
bisa saja cindy bohong...
❤❤❤❤❤
Qlika gak mau kemeja Sagara bekas dipeluk ama Cindy..
❤❤❤❤❤❤
sengaja yuh Alika..
nerani2nya dia megang lengan langit di depan sagara..
cari perkara..
😀😀😀❤❤❤❤
aihhh di luar prediksi malah sodara tiri yg jadi pemicu cembukur
kejar Alika..
😀😀😀❤❤❤❤❤
mulai..
😀😀😀❤❤❤❤