Farid tidak menyangka jika ia akan bertemu dengan jodohnya yang tidak pernah ia sangka. 32 tahun membujang bukan tanpa alasan. Ia pernah sangat mencintai seseorang namun ia ia dikhianati hingga dirinya terluka dan sulit untuk percaya lagi kepada seorang perempuan. Namun pada suatu saat ada seseorang yang dapat mengetuk hatinya. Siapakah dia? Tentu saja dia yang akan menjadi jodohnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Usai resepsi
Di akhir acara, Farid mengumumkan kepada semua orang bahwa hotel yang saat ini mereka tempati untuk acara resepsi adalah hotel milik istrinya. Karena hotel tersebut sudah dijadikan mahar pernikahan. Sontak Siena shock mendengar pernyataan Farid. Semua orang memberi tepuk tangan yang meriah untuk mereka.
"Apa ini tidak berlebihan? Apa dia tidak tidak takut aku ceraikan? " Batin Siena.
Acara resepsi pun telah usai. Semuanya berjalan dengan lancar tanpa kendala. Di tempat resepsi masih ada keluarga besar dan mempelai berdua. Mereka melakukan foto bersama. Keseruan mereka membuat Siena tak berhenti tertawa. Ia merasa keluarga suaminya itu sangat kompak dan sempurna. Namun ia masih berpikir negatif tentang suaminya.
Setelah acara foto bersama selesai, satu persatu dari mereka pamit pulang. Namun ada sebagian yang menginap di hotel tersebut. Sedangkan kedua pengantin kembali ke kamar. Namun Siena masih ke kamar tempat make up. Karena ia ingin menghapus make up dan membuka semua atribut yang ia pakai dibantu oleh asisten MUA. Farid membuka tuxedo dan dan celananya. Ia menggantinya dengan piama. Sambil menunggu istrinya datang, Farid menyetel Televisi di kamarnya. Tidak lama kemudian, handphone-nya berdering. Ternyata Romi yang menelponnya.
"Hem... ada apa?"
"Ish, barang sekali pengantin baru ini. Apa aku mengganggu malam pertamamu?"
"Sudahlah Rom, jangan banyak cincau! Ada apa?"
"Keluarlah sebentar! Aku ada perlu. "
"Tidak mau!"
"Cepatlah! Ini rahasia negara."
"Ck.. ada-ada saja."
"Ayo cepat. Demi kesejahteraan si Otong."
Farid yang memang sedikit polos, menurut saja perkataan Romi. Ia segera keluar dari kamar pengantinnya untuk menemui Romi.
Bersamaan dengan itu, Siena keluar dari ruang make-up memakai setelan celana berbahan rayon dan kepalanya dililit pahamina hitam. Ia melihat suaminya berjalan ke arah balkon. Siena yang merasa penasaran pun, akhirnya diam-diam mengikuti suaminya. Entah kenapa, perasaannya tidak enak enak. Siena bersembunyi di balik di dinding yang tidak jauh dari balkon.Pelan-pelan ia mengintip karena takut ketahuan. Dan ternyata ia melihat suaminya sedang berpelukan dengan seseorang. Orang tersebut adalah Romi, yang Siena ketahui adalah pasangan gay Farid.
"Astaghfirullah... i ini benar kan?" Lirih Siena.
Ia tidak hanya melihat mereka berpelukan tanpa mendengar percakapan mereka sebelumnya.
Dengan perasaan campur aduk, Siena segera pergi dari tempat itu dan kembali ke kamarnya. Ia tidak ingin Farid mengetahuinya.
Sementara itu, Romi beroamitan kepada Farid.
"Ya sudah, istriku sudah menunggu."
"Sekali lagi selamat atas jehamilan istrimu."
"Terima kasih, bro. Ingat pesanku tadi ya. Dan itu, jangan lupa diminum biar tok cer. Haha... "
Farid hanya bisa menggekeng kepala seraya tersenyum. Mereka akhirnya berpisah melewati jalan nasing-masibg. Farid kembali ke kamar, sedangkan Romi masuk ke dalam lift untuk turun ke bawah.
Di dalam kamar, saat ini Suena sedang duduk di atas tempat tidur sambil memikirkan sesuatu.
Ceklek
"Assalamu'alaikum."
Farid masuk ke dalam suite room, namun tak ada jawaban. Ia melangkah ke kamarnya. Ternyata ustrinya sedang melamun.
"Siena.. "
"Astaghfirullah... ngagetin saja!"
"Huh... aku ucap salam jam nggak jawab. Sedang mikirin apa? "
"Ti... tidak ada kok."
"Sudah shalat Isyak?"
"Be-belum."
"Ya sudah, ayo kita shalat."
"I-iya."
Akhirnya mereka pun berwudhu' dan shalat Isyak berjama'ah. Setelah selesai shalat dan berdo'a, Siena hendak membuka mukenahnya, namun Farid melarangnya.
"Jangan dibuka dulu!"
"Kenapa?"
"Kita shalat sunnah."
"Shalat sunnah?"
"Hem... ikuti aku!"
Farid meminta Siena mengikutinya membaca niat shalat sunnah. Siena yang minum ilmu agama, hanya mengikuti saja. Ia tidak tahu maksud dari shalat sunnah yang akan dilakukannya. Mereka pun shalat sunnah berjama'ah.
Setelah selesai shalat, mereka naik ke tempat tidur.
"Sudah jam 12, tidurlah." Ujar Farid.
"Tuh, kan...mana mungkin dia ngapa-ngpain aku. Dia kan gay. Ya Alllah... selamatkanlah aku. "Batin Siena.
"Siena.. "
"Eh iya... aku akan tidur." Ujar Siena sambil menarik selimut menutupi tubuhnya.
Farid mematikan lampu dan menyalakan lampu tidur. Dan bersamaan dengan itu, lilin-lilin yang berjejer di lantai pun menyala dengan udah. Bau bunga mawar dan sedap malam menyeruak memenuhi ruangan.
Kini keduanya sama-sama dalam posisi terlentang dan memejamkan mata. Namun belum ada yang bisa terlelap. Entah apa yang mereka pikirkan. Siena yang tidak terbiasa tidur dengan pakaian tertutup pun memutuskan untuk mencari pakaian lain di dalam kopernya. Diam-diam Farid mengintip karena merasakan pergerakan istrinya.
Siena menyalakan lampu dan membongkar seluruh isi kopernya. Namun yang ada di dalam koper tersebut ternyata hanya lingerie. Berbagai macam model dan warna lingerie yang ia dapatkan.
"Astaghfirullah... ini pasti kelakuan Mami. Apaan ini? Masa' iya aku harus memakainya?"
Terpaksa Siena membuka kemejanya dan memakai salah satu lingerie. Namun celananya tetap ia pakai. Siena tudak sadar jika suaminya sedang memantaunya. Farid hanya bisa tertawa dalam hati melihat kelakuan istrinya. Tiba-tiba Farid tidak bisa menahan diri untuk buang air kecil. Ia pun bangun saat istrinya membenarkan tali lingerie.
"Ehem... belum tidur?"
"Ya Allah... "
Karena terkejut, Siena melepas tangannya. Sehingga tali lingerie tersebut melorot dan alhasil bagian lipatan dadanya terlihat. Farid buru-buru masuk ke kamar mandi. Sedangkan Siena, buru-buru membalikkan badan dan memasang kembali talinya. Setelah itu, Siena naik lagi ke tempat tidur dan menutup tubuhnya dengan selimut.
"Ah... menyusahkan sekali. Kenapa aku bodoh. Dia kan tidak mungkin tertarik melihatku."
Siena pun membuka selimutnya dan tidur miring ke kiri.
Farid baru saja keluar dari kamar mandi. Ia mematikan kembali lampu kamarnya. Farid pun tidur di samping Siena.
Jam 3 pagi, seperti biasanya Farid terbangun. Ia hendak melaksanakan shalat tahajud. Setelah selesai shalat, Farid mendekati istrinya yang sedang tidur. Sat ini Siena tengah terlentang dengan dada yang membusung. Farid mengakui, meski tubuh istrinya itu mungil namun ia memiliki bentuk yang indah. Farid membaca do'a dan meniupkannya di atas kening istrinya. Bersamaan dengan itu tangan Siena bergerak dan menyenggol tubuh Farid. Sehingga tubuh Farid dengan mudah terjatuh dan mengenai dada istrinya. Hal tersebut tentu saja membuat Siena terusik. Siena pun membuka mata. Dan kala itu bertemulah pandangan mereka dengan posisi yang sangat intim.
Dag dig dug
Bersambung.....
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Maaf jika author menghilang selama beberapa hari ini. Bukan niat menghilang tapi author sedang berduka dan baru keluar dari RS. Bayi author meninggal di dalam perut pada usianya 14 minggu. Hati author hancur sekali. Sampai author berhari-hari tidak pegang HP. Semangat author hilang. Tapi author harus tetap bangkit. Terima kasih untuk kalian yang selalu setia dan sabar mendukung author. 🙏🙏🙏🙏
Hayo kenapa Siena mual terus saat naik pesawat apa sudah ada tanda2 Hamidun? ataukah memang beneran sakit lambung? 🤔🤔😇😇😇🤫
Abang Farid makin posesif sama sang isteri yg masih imut nan cantik, meskipun pakai hijab ternyata pesonanya bisa membius rekan bisnisnya di negeri gingseng ini??🤩🤩🤩🤩🤫🤫
lanjut author