NovelToon NovelToon
Mantan Istri Yang Berharga

Mantan Istri Yang Berharga

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Nikah Kontrak
Popularitas:29.5k
Nilai: 5
Nama Author: Japraris

Anya tidak menyangka bahwa hidupnya suatu saat akan menghadapi masa-masa sulit. Dikhianati oleh tunangannya di saat ia membutuhkan pertolongan. Karena keadaan yang mendesak ia menyetujui nikah kontrak dengan seorang pria asing.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Japraris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 33

Rangga tersentak. Pintu ruangan terbanting dengan keras, meninggalkan jejak amarah yang masih terasa di udara. Ia melihat Nyonya Anya berlalu dengan langkah cepat, wajahnya merah padam, terluka.

Rangga masuk, suasana tegang memenuhi ruangan. Ia mendapati Arga terduduk lesu, memijat pelipisnya dengan putus asa.

“Tuan. Nyonya…” Rangga memulai, khawatir. Suaranya bergetar.

Arga mendengus lelah. “Dia marah.”

“Tuan tidak mengejarnya, menjelaskan?” tanya Rangga, cemas.

“Dia sedang mengamuk. Penjelasan apa pun sia-sia,” jawab Arga, suaranya pasrah. Nada bicaranya datar, tanpa semangat.

“Tuan tidak takut Nyonya kabur dengan membawa Nona Muda?” Rangga mendesak, kecemasannya tampak jelas. Dia tidak ingin melihat ketidakberdayaan Tuan Mudanya seperti tiga tahun lalu saat kepergian Anya.

Arga membuka mata, tiba-tiba tersentak. Pandangannya tertuju pada laptop yang masih menyala, layarnya menampilkan sebuah berita. Ekspresinya berubah drastis, dari lelah menjadi terkejut, lalu panik. Berita tentang dirinya dan Friska di sebuah hotel membuatnya langsung berdiri, gerakannya tergesa-gesa. Ia mengenakan jasnya, mengambil kunci mobil, langkahnya terburu-buru.

“Rangga, pimpin rapat ini. Aku ingin hasil yang memuaskan,” perintah Arga, tegas, meski hatinya berguncang. Nada suaranya terdengar tegang.

“Tapi, Tuan…” Rangga ingin membantah, tetapi Arga telah pergi.

Rangga menggelengkan kepala, bergumam, “Tuan dan Nyonya bertengkar, aku yang repot.”

”Ah, pantas saja. Nyonya telah melihat....” Kata Rangga saat melihat laptop Arga. ”Semoga Nyonya Anya tidak kabur.”

 

Arga melaju dengan kecepatan tinggi, rasa takut yang mencekam menguasai hatinya. Sesampainya di rumah, ia bergegas memeriksa kamarnya dan Kinan. Kamar-kamar itu tampak sepi, tetapi pakaian mereka masih ada di lemari. Arga semakin panik, hatinya berdebar kencang, mencari keberadaan istri dan putrinya, ketika dipikirannya mengatakan Anya dan Kinan kabur tanpa membawa pakaian.

Arga turun ke dapur, di sana juga sepi. Kecemasan berubah menjadi kelegaan saat ia mendengar tawa anak-anak dari halaman belakang. Langkahnya cepat ke halaman belakang, ia menemukan Kinan, putrinya, sedang bermain bersama Bibi.

”Tuan,” sapa Bibi.

“Kinan!” Arga memeluk putrinya, mencium keningnya lembut. Raut wajahnya menunjukkan kelegaan.

“Om Arga kenapa?” Kinan bertanya polos.

“Tidak apa-apa. Mamamu di mana?”

“Mama dijemput Om David,” jawab Kinan.

Arga berterima kasih pada Bibi yang menjaga Kinan. Arga kembali ke kamar, menghubungi Anya.

“Tuan, ponsel Nyonya ketinggalan di kantor,” jawab Rangga.

“Hmm. Bilang Susi mengantarkannya ke rumah,” perintah Arga.

Telepon terputus.

“David, berani sekali kau menjemput istriku tanpa izin?!” Arga menggeram dalam gumamnya.

Setelah mandi dan berganti pakaian, Arga turun. Ia mengelus rambut Kinan dengan lembut, menciumnya, lalu pergi.

”Tuan, ini ponselnya Nyonya.” Susi menyerahkan ponsel Anya pada Arga yang bertemu di pintu.

“Ok. Bantu Rangga mengurus rapat dan bertemu klien malam ini. Aku ada urusan,” perintah Arga, suaranya terdengar tegas dan penuh otoritas.

“Baik, Tuan.”

Arga pergi. Lima belas menit kemudian, mobil Arga berhenti di depan kediaman mewah ayah David. Ketegangan masih tampak jelas di wajahnya, bayangan peristiwa beberapa jam lalu masih menghantuinya.

Ruangan megah itu dipenuhi tamu-tamu berpakaian elegan. Semua mata tertuju pada Arga saat ia masuk, pujian tentang ketampanannya bergema di antara bisikan-bisikan halus. Arga, dengan wajah datar, mencoba mengabaikan semua perhatian itu.

Tatapan Arga dan Anya bertemu sejenak. Anya buru-buru menunduk, tak mampu menahan tatapan intens Arga yang membuatnya merasa terpojok. Ketampanan Arga, yang biasanya membuatnya berdebar, malam ini justru terasa menusuk.

Dengan langkah cepat dan formal, Arga melewati Anya, langsung menyapa ayah David. Salaman singkat, percakapan bisnis yang terkesan basa-basi, dan ucapan selamat atas pertunangan David dan Fahria.

Anya merasakan sesak di dadanya. Sedih karena Arga mengabaikannya, tapi lega juga karena terhindar dari perhatian para wanita yang jelas-jelas mengagumi Arga. Pria yang tampan, kaya, siapa yang tidak terpana dan jatuh cinta sama pria seperti dia?

David mendekati Anya, “Maaf membuatmu sendiri agak lama.” Suaranya lembut, menunjukkan rasa bersalah.

Anya tersenyum, “Tidak apa-apa. Pakaianmu lebih bagus dari yang kamu pakai tadi. Kau terlihat tampan malam ini.”

David menggoda, “Berarti selama ini aku tidak tampan?” Nada bicaranya ringan.

Anya tertawa kecil, “Tampan. Tapi malam ini aura ketampananmu memancar. Aku yakin Fahria tak akan berhenti menatapmu.”

”Aku malah berharap kamulah yang tidak berhenti menatapku,” batin David, kecewa tersirat dalam tatapannya yang sesaat bertemu dengan Anya.

“Kamu yang membawakan cincin pertunangan kami.” Suaranya sedikit canggung.

Anya mengangguk, “Tidak masalah. Sepertinya keluarga Fahria sudah datang.” Tatapannya mengamati sekelompok orang anggun memasuki ruangan.

“Dia lebih cantik dari fotonya,” komentar Anya, suaranya datar, tanpa emosi.

Tatapan David bertemu dengan Fahria. Ekspresinya berubah, sebuah ekspresi dingin dan sedikit terpaksa muncul di wajahnya.

“Ayo sambut calon istrimu,” kata Anya.

David menyerahkan kotak cincin pada Anya, lalu pergi menyambut Fahria dan keluarganya. Anya memandangnya pergi.

”Semoga kamu bahagia bersama Fahria, David. Semoga hatimu perlahan mencintai Fahria dan melupakan aku.” Bisik hati kecil Anya.

Setelah salam-salaman antara dua keluarga besar, acara pertunangan dimulai. Anya membuka kotak cincin, menyaksikan David dan Fahria yang saling memakaikan cincin dengan tersenyum bahagia. Upacara berlangsung dengan khidmat. Arga berdiri di belakang Anya, tapi tak terlihat.

“Baiklah, sesuai kesepakatan dua keluarga, pernikahan mereka akan diadakan setelah tahun baru.” Ayah David mengumumkan rencana pernikahan. Suaranya lantang, menandakan kebahagiaan keluarga.

Semua yang hadir bergembira mendengar pengumuman itu. Terdengar Bisik-bisik mendoakan, semuanya berjalan lancar sampai pernikahan. Setelah upacara tukar cincin, perjamuan pun dibuka.

Seorang wanita cantik dan seksi mendekati Arga, “Tuan Arga, ingin makan apa? Saya akan mengambilkannya.” Suaranya genit, menunjukkan ketertarikan pada Arga.

Anya terkejut. Baru menyadari bahwa Arga di belakangnya. Ia menoleh, melihat Arga dan wanita yang memperhatikan ayah dari anaknya itu. Ia terkejut melihat wanita itu—wanita muda yang bersama Arga di hotel. Wajahnya memucat, kepedihan tergambar jelas.

Arga menjawab dengan dingin, “Apa yang kau makan? Ambilkan untukku.” Suaranya datar, tanpa emosi.

Wanita itu tersenyum manja, “Kalau begitu carilah meja. Aku ambilkan makanan.” Ia menggenggam tangan Arga dengan manja.

Mereka berdua pergi, kedekatan mereka begitu kentara. Hati Anya semakin remuk. Namun dia mencoba tetap tegar.

”Dia Friska Joseph, putri Tuan Joseph, Perdana Menteri LN. Dia dan Arga sudah saling kenal sejak Arga berinvestasi di LN.” David berbisik di telinga Anya.

“David, kenapa kau di sini? Temui lah tunanganmu. Jangan tinggalkan dia sendirian.”

“Dia lagi menyapa teman-temannya.”Jawab David.

“David, aku sudah datang di acaramu. Aku pulang sekarang. Kinan menungguku makan malam.”

“Aku antar kamu pulang,” tawar David.

“Tidak usah. Malam ini kau bintangnya, sebaiknya kau tetap di sini. Aku pulang naik taksi saja.” Anya menolak dengan tegas.

“Tapi, Anya… Aku sudah berjanji pada Kinan untuk mengantarmu.” Kata David dengan sedikit kecewa.

”Aku akan menjelaskan ke Kinan nanti.”

Anya pergi meninggalkan David, melirik sekilas Arga dan Friska yang tampak akrab.

Di kediaman ayah David kesulitan menemui taksi, membuat Anya berjalan kaki menyusuri jalanan gelap, pikirannya kalut. Bayangan Arga dan Friska tak henti-hentinya menghantuinya. Meskipun bukan kali pertama melihat suaminya bersama wanita lain, ada yang berbeda kali ini. Kedekatan Arga dan Friska terasa… intim.

Sebuah mobil mewah berhenti di sampingnya. pintu mobil terbuka bersamaan dengan suara perintah Arga yang tegas “Masuk.”

Anya buru-buru masuk setelah memastikan tak seorang pun melihatnya. Rasa campur aduk memenuhi hatinya; kecewa, marah, dan sedikit… tenang karena Arga datang.

“Tidak menemani wanita-mu?” Suara Anya dingin, menusuk.

“Cemburu?” Nada bicaranya sedikit menggoda, ingin menguji Anya.

“Haruskah aku cemburu?” Anya membalas dengan nada tajam.

“Dia hanya teman. Teman lama.” Arga menjawab santai.

“Ya, teman lama,” Anya mencibir.

”Lama berduaan, lama mengobrol, lama...” batinnya menambahkan, rasa curiga menggerogoti hatinya.

Keheningan menyelimuti perjalanan mereka. Mobil berhenti di sebuah kafe. Anya mengerutkan kening. Kafe di depannya adalah kafe di mana Arga dan wanita itu makan siang bersama sebelum akhirnya ke hotel.

“Kenapa berhenti di sini?”

“Aku lapar. Kamu juga belum makan di pesta.” Kata Arga, suaranya terdengar lembut.

”Lapar? Bukankah sudah kenyang disuapi Friska?” batin Anya, rasa sakit menusuk.

“Kinan menungguku makan malam. Itu sebabnya aku tidak makan di sana.” Anya beralasan.

“Temani aku makan. Aku benar-benar lapar,” Arga memohon, suaranya tulus.

Anya melihat kesungguhan di mata Arga.

“Bukankah kamu sudah makan bersama wanita cantik itu?” Suaranya masih ragu-ragu.

Arga menggeleng, “Aku tidak benar-benar makan.”

“Aku tidak ingin terekspos. Aku turun duluan.”

Anya membuka pintu mobil, lalu turun. Arga tersenyum, mengikuti langkahnya. Ia memesan dua porsi makanan di meja VIP.

Anya duduk, menunggu Arga.

“Kamu sangat enggan terekspos bersamaku. Selain Kinan, apa alasanmu?” tanya Arga dengan serius setelah duduk.

“Selain Kinan, tidak ada alasan.”

“ Kamu marah dan cemburu aku bersama wanita lain? Anya, jangan berpikiran macam-macam jika aku bersama wanita lain. Aku hanya mencintai kamu. Cuma kamu. Aku tidak mengkhianati-mu sejak awal.” Arga menyampaikan perasaannya.

“Aku hanya memberimu kesempatan. Selama aku masih membuka kesempatan, aku juga membuka kepercayaanku. Tapi perlu kau ketahui, kesempatan itu bisa ku tutup bersama kepercayaanku.” Anya menegaskan.

“Jangan ditutup. Aku minta padamu untuk selalu mempercayaiku.” Mohon Arga.

Anya sedikit melunak, “Ya, setidaknya untuk sekarang aku mencoba percaya.”

“Tidak hanya sekarang, tapi selamanya. Selamanya kamu harus percaya padaku.” Arga menguatkan pernyataannya.

Anya menatap Arga lekat-lekat. Kesungguhan terpancar dari mata dan wajahnya.

Pintu terbuka. Seorang pelayan wanita datang membawa makanan.

Arga menatap pelayan itu dengan tatapan dingin dan mengancam, “Apa yang kau lihat?” Suaranya tajam dan penuh intimidasi.

“Aku tidak melihat apa-apa.” Pelayan itu ketakutan.

“Jika tersebar, kau dan keluargamu akan menanggung akibatnya.” Ancam Arga.

Pelayan itu gemetar, “Tidak akan, Tuan.”

“Maka hapus foto yang kau ambil.” Titah Arga.

Pelayan itu terkejut, panik, Arga tahu padahal Arga membelakanginya. Anya pun terkejut. Ia tak tahu kalau dirinya difoto. Kemampuan Arga mengetahui hal itu membuat Anya tercengang.

”Sudah, Tuan.” Pelayan itu menjawab gemetar setelah menghapus fotonya. Lalu ia buru-buru pergi.

1
partini
pintar si ibu,,apakah Roni termakan omongan si ibu
Yunia Spm
Alhamdulillah... keajaiban terjadi
Adinda
semoga Anya hidup kasihan anaknya kinan
Yunia Spm
hah.......

Thor buat keajaiban thor....
biarkan anya hidup thor...
Aerik_chan
1 bunga untukmu kak...semangat...
Aerik_chan
sehat² Anya
Mangatur Sialagan
ngeri bgt Thor cerita nya.
Umi Badriah
dasar psikopat alice
Yunia Spm
luar biasa
Adinda
semoga Anya dan kinan pergi biar menyesal arga
Yemima Fransisca
thor jangan terlalu lama cerita nyeseknya, berharap anya dan Kinan bisa pergi dari situ thor buat arga menyesal biarkan arga terpuruk
Umi Badriah
nyesek thor
Adinda
pergi anya tinggalin pria tak punya pendirian
Yemima Fransisca
thor sedih banget liat anya, kenapa anya tidak pergi saja, tidak adakah malaikat yang bisa nyelamatin anya, jangan buat anya terlalu menderita Thor.
partini
heleh mau melawan pakai apa sadar diri aje lah
Isma Nayla
anya terlalu bodoh jd perempuan.
Isma Nayla
mbulet ae ceritane.kpn bahagiane.
partini
kapan ,?mungkin kematian yang bisa membebaskan mu
partini
ini mah bukan mantan istri berharga tapi mantan yg menderita plus nyesek ngap ngap 😭
alfy
arga..laki laki kok gak punya pendirian
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!