Malam temaram, cahaya siluet datang menyambar. Detak jantung berlarian ke segala arah. Menimpali ubin yang kaku di tanah.
Di sana, seorang anak kecil berdiri seperti ingin buang air. Tapi saat wajah mendekat, Sesosok hitam berhamburan, melayang-layang menatap seorang wanita berbaju zirah, mengayunkan pedang yang mengkilat. Namun ia menebas kekosongan.
Apakah dimensi yang ia huni adalah dunia lain? nantikan terus kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asyiah A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fatamorgana
Tidak ada yang sempurna di dunia ini!
Semua akan berlalu dan semua akan kembali pada Sang Penciptanya!
Di dunia ini hanya ada 2 fakta, Terungkapnya kebenaran dan Tertutupnya Kesalahan.
...***...
Stella terdiam sesaat, tubuhnya terkunci. Bibinya sedang memeluknya. Semakin erat pelukan itu. Semakin sesak dada nya. Stella menangis sekencang-kencangnya.
"Stella. Kau harus percaya padaku. Aku akan menceritakan semuanya padamu. Te-tempat ini, tak baik kau ada di sini. Kau harus pergi dari sini! " Ucap Bibi dengan raut ketakutan.
Stella mengernyit, lalu menghapus air matanya, "Ada apa bibi? memang kenapa? jelaskan semuanya padaku? " Stella masih tak bisa mengingat apapun.
"Kau tak seharusnya ada di sini. Ini bukan duniamu. Katakan, katakan padaku bagaimana kau bisa sampai ke sini? " Tanya Bibi sambil mengelus punggung tangannya Stella.
"Aku tak mengerti apa maksudmu!" Stella menghela nafas sejenak. Menatap lekat-lekat wajah itu, "Aku bermimpi terseret di lorong waktu. Tempat yang bergelombang, sedikit lembab dan gelap. Banyak suara-suara yang berbisik padaku. Aku juga melihat dunia yang seperti nya tempat aku berasal. Aku juga merasa ini semua bukanlah yang aku alami. Aku ditarik sebuah angin dan kehampaan, aku berakhir di sini. Aku juga mengingat kau adalah Bibiku. " Ucapnya pelan.
"Baiklah. Kau sedang terkurung di dunia lain. Dunia ini tidak seharusnya kau kunjungi. Kau adalah putri dari Selena dan Rash. Kalian adalah keluarga yang berdarah bangsawan. Tapi sayang, kakekmu harus terbunuh oleh musuh. Musuh itu tak lain adalah keluarga Jingga. Jingga adalah sepupu dari ayahmu. Dia sangat menentang pernikahan ibu dan ayahmu. Bahkan dialah yang membunuh ayah dan ibumu. Dia juga yang menyuruh seseorang untuk meracunimu. Tapi sayang, aku lah yang meminum racun itu. Kau yang ditakdirkan untuk tetap hidup. Jadi sekarang, kau kembalilah. Dunia ini hanya dihuni oleh orang-orang yang jiwanya hampa, semua yang ada di sini adalah ilusi. Kau tak akan bisa membedakan mana yang benar dan salah, mana yang nyata dan mana yang palsu. Aku seorang saja yang hidup di sini. Aku juga tak bisa berbuat banyak. Aku akan membantumu keluar dari sini. " Bibi berdiri dan mulai mengemasi barang-barang di atas nakas.
"Tunggu, bagaimana caranya aku keluar? " tanya Stella.
"Kalau tidak salah, sebelum kau di sini, kau sudah membaca buku diary ibumu, kan? Aku memberikannya padamu. Tapi kau ini sangat keras kepala, pasti sulit untukmu membacanya saat aku meninggal! Setelah kau baca diary itu, kau terseret ke dimensi lain. Tapi kau salah tempat, kau tidak seharusnya berada di sini. Kau harus mencari keluarga Jingga. Dia sudah melarikan diri, dia yang bahkan memiliki dendam dengan keluarga kita. " ujar Bibi.
"Dia memiliki dendam macam apa? sampai membunuh semua orang yang kusayangi? " Stella tidak habis pikir.
"Dendam untuk menguasai dunia yang kau huni. Kau dalam bahaya, kau harus menemui Perempuan berbaju zirah. " Nafas Bibi mulai terengah. Dia merasakan ada sesuatu yang mendekat.
"Stella ayo keluar dari rumah sakit ini. Kita harus menuju suatu tempat! " Bibi menarik lengan kananku.
Sebelumnya Stella sudah mencabut selang infus yang menempel di punggung tangannya. Rasanya luar biasa sakit.
Fatamorgana. Ini adalah negeri fana yang dihuni oleh jiwa-jiwa yang terbuang. Telah disiksa oleh luka lama masa lalu kelam. Dunia ini tidak seindah kelihatannya. Semua yang terlihat laksana kepalsuan yang akan menerkammu setiap saat.
...***...
Stella memasuki sebuah mobil Fortuner, keluaran terbaru, tahun 2013. Bibi menghidupkan mobil, namun sesosok monster hitam mengejarnya.
"Stella pasang sabuk pengaman!!! " Perintah Bibi.
Mobil mereka melesat keluar dari parkir rumah sakit, monster masih mengejar, dia menabrak mobil lainnya hingga penyok, jalanan menjadi kacau. Banyak mobil yang saling membentur.
Seseorang yang membawa sepeda motor di pinggir jalan berteriak, "Bisa bawa mobil tidak?!! " Umpatannya memancing monster yang baru saja dilihatnya. Dia meninggalkan motor dan bersembunyi di toko yang sedang beroperasi.
HARGGGGHHHHH ....
Monster meraung. Dia mengejar apa yang ada di depan matanya. Mencungkil segala tempat : halte bus, gedung pencakar langit dan kendaraan yang menghalangi jalannya. Semua gepeng seperti barang rongsokan yang haluskan.
Stella menatap ngeri. Dia hanya diam tak bergerak, mengikuti arah mobil melaju.
"Kau memiliki indera ke-enam. Kau sama sepertiku. Karena itu, kau harus menjaga dirimu dan jangan terganggu oleh apa yang menghadangmu. Kita akan ke belakang bukit di sana! " Tunjuk Bibi pada bukit besar yang ada di belakang gedung-gedung tinggi berlapis kaca.
"Baiklah, Bibi. " Stella menurut.
Bersambung