NovelToon NovelToon
Mari Jatuh Cinta

Mari Jatuh Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Cinta setelah menikah / Playboy / Konflik etika / Nikah Kontrak
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Sayidah Syifaul

Adhya Kadhita Megantari,
sedang menikmati masa jomblonya,tenang tanpa ada gangguan dari para pria.
Nyatanya ketenangan hidupnya harus diganggu oleh playboy macam Hasabi Laka Abdullah.

Tiba-tiba tanpa ada aba-aba.
Gimana gk tiba-tiba, kalau pada pertemuan pertama Papa Desta memaksa menikahkan Adhya dengan Laka.

mau gk yaa?
Yuk, baca cerita pertama saya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayidah Syifaul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bohong

Laka bangun dengan kepala yang berdenyut. Perlahan membuka matanya. Namun setelah matanya terbuka, ia mendapati dirinya bukan berada di kamarnya.

Dimana ini? Kenapa gue ada disini? Batin Laka.

"Sshhh...." desisnya, kala merasa kepalanya berdenyut hebat. Kenapa dahinya sakit sekali? Apa kepalanya baru saja membentur sesuatu?

Laka berusaha bangun, namun kepalanya masih sakit. Ia ingin kembali tidur, tapi dia teringat akan Adhya, karena Laka bangun di tempat asing ini, berarti ia belum pulang semalaman, kan?

Sepertinya ia berada di kamar hotel. Tapi dia tidak ingin memikirkan dulu bagaimana ia sampai di tempat ini.

Laka segera mandi dan pergi dari tempat itu. Dalam perjalanan pulang Laka berpikir, itu tadi hotel bintang lima, mungkin Laka sendiri yang menuju tempat itu. Terakhir kali yang ia ingat adalah, dia berada di bar bersama Rashta, setelah ia dipaksa minum oleh Rashta, dan berakhir mabuk.

Rashta adalah pacarnya yang paling manja diantara pacar pacarnya. Sering sekali memintanya menginap, tapi selalu Laka tolak karena Laka tidak ingin jadi lebih kebablasan daripada tingkahnya saat itu. Pergaulan bebas sudah meracuninya, hingga ia melupakan segala didikan yang telah diterimanya.

Ahh, kenapa jadi mikirin Rashta?

Laka berhenti di mall untuk membeli setelan kerjanya. Sudah terlalu siang jika ia ingin menemui Adhya dirumah. Pasti Adhya sudah berangkat ke kampus. Laka memilih untuk berangkat kerja di saja. Jadi hari ini Laka gagal untuk menambah hutang ciuman Adhya padanya.

Laka membuang baju yang bau alkohol itu. Tidak ingin mencucinya. Baju itu sudah terkena dosa. Laka tidak mau memakainya lagi.

Saat sudah sampai di depan kantor. Laka mengurungkan niatnya untuk masuk. Padahal sudah terlanjur beli baju. Kepalanya masih berdenyut saat ini. Ditambah suhu badannya sepertinya agak tinggi. Rasanya lemas sekali. Lagi pula ia juga melewatkan sarapan pagi ini.

Kenapa Laka merasa dirinya sangat lemah, ya? Setiap kelelahan dia pasti akan jatuh sakit. Seperti waktu perjalanan ke Malang kemarin.

...****************...

"Istrinya kerja, suaminya ngebo. Bagus, ya?" Adhya berteriak di samping Laka yang sudah tertidur sejak pulangnya tadi. Untung kamar mereka kedap suara. Jadi, polusi suara yang disebabkan Adhya, hanya Laka saja yang dapat mendengarnya.

Laka perlahan membuka matanya, karena mendengar suara Adhya.

"Semalem gak pulang! Pulang pulang malah ngebo, habis darimana? Party? Lain kali kalau mau nggak pulang kabarin dulu. Jangan bikin orang bingung. Trus kenapa ponselnya dimatiin?" ternyata Adhya masih lanjut ngomelin Laka.

Laka yang setengah sadar mana mungkin mencerna omelan Adhya.

"Udah solat dhuhur?" tanya Adhya, karena kalau dilihat sepertinya Laka baru bangun dari tidur yang lama, dan belum bangun sama sekali.

"Belum," jawab Laka dengan suara serak khas bangun tidur.

"Oh, terusin aja! Balik aja kayak dulu! dhuhur mepet ashar. Maghrib mepet isya'," omelannya masih lanjooot.

"Iya, sayang.... Aku berangkat solat sekarang. Khilaf itu tadi," Laka segera berdiri dan mengambil wudhu, sebelum Nyonya-nya yang lagi PMS ini makin panjang omelannya.

Selesai solat, Laka mendekati Adhya yang sedang nonton drachin.

"Baterai ponselnya habis, Yang. Jadi ponselnya mati,"

Adhya masih fokus dengan drachinnya, bukan. Ia berusaha fokus, karena Laka yang tiba tiba mengajaknya bicara membuatnya sulit untuk membaca terjemahannya. Bibir Adhya bergerak seperti menggumamkan dialog dari drachin yang ia tonton.

"Yang," panggil Laka, kali ini ia ikut duduk dan bersandar di punggung ranjang sama seperti yang Adhya lakukan.

Laka mengintip apa yang ditonton Adhya. Ia penasaran, ada apa sampai istrinya itu mengabaikannya. Tepat saat Laka mengintip, layar handphone Adhya menunjukkan senyum manis aktor tampan favorit Adhya, siapa lagi kalau bukan Lin Yi, tapi Laka nggak tau kalau ia adalah aktor favorit istrinya. Dan disaat itu pula Adhya ikut tersenyum lebar, seperti orang yang terpesona. Memang ia terpesona.

Laka mengumpat dalam hati saat melihat Adhya tersenyum karena laki laki lain. Laka merebut ponsel itu lalu menyembunyikannya di belakang punggungnya.

"Lak!" Adhya melotot marah, lagi enak enaknya melihat ketampanan paripurna Lin Yi, malah hp nya diserobot Laka.

"Tampanan juga aku," Laka berkata dengan begitu halus , seperti tidak bertenaga.

"Balikin!" Adhya memaksa meminta kembali hp nya, ia berusaha menggapai hp yang disembunyikan Laka dibalik punggungnya, namun tak sengaja ia menyenggol lengan Laka.

"Loh, Lak," Adhya menyadari suhu tubuh Laka yang tinggi. Perhatiannya jadi teralihkan pada Laka, bukan lagi pada handphone nya. Masa bodo dengan senyuman Lin Yi yang tiada duanya.

Adhya malah ganti menyentuh dahi, pipi, dan lengan bergantian.

"Demam lagi?" tanya Adhya. Kenapa dari tadi ia tidak sadar dengan wajah Laka yang pucat. Adhya sigap mengambil kompres dan obat.

"Kenapa nggak bilang tadi?" Adhya khawatir. Sekarang tangannya sudah memegang kompres di dahi Laka.

"Kamu ngomel mulu, Yang," Laka protes, tapi sebenernya ia senang diperhatikan begini oleh istrinya.

"Sebenernya kamu kemarin habis ngapain, sih?"

Laka terdiam, ia takut untuk jujur. Apalagi Adhya ini orangnya kalau udah kepo akan dikorek sampai akar terdalamnya. Bukankah jika Laka bilang kejadian kemarin, ia harus bilang kalau ia bertemu mantannya? Bukankah ia harus bilang kalau kemarin ia meneguk alkohol setelah sekian lama?

Ia tak mau Adhya kecewa hingga membuat hubungan yang sudah sedikit lebih dekat menjadi kembali merenggang. Sudah susah payah ia mendekati Adhya, mengungkapkan cinta saja belum. Masak mau bertengkar.

"Lembur di kantor, mana tidurnya di sofa lagi," akhirnya Laka memberikan jawaban yang tidak ia ketahui apa dampaknya di masa depan.

Adhya jadi kasihan padanya, sudah ia ngomel ngomel gitu sama Laka, ternyata Laka bekerja keras kemarin.

"Boleh peluk, nggak yang?" manjaaa, si Laka manja.

Sebenarnya hanya main main saja, namun siapa sangka, kalau Adhya jadi berbaring di sampingnya sambil memeluknya. Laka balas memeluknya sayang.

Maaf, ya yang? Aku bohong buat kita,

"Mau cium sekalian nggak? kalau cium pipi hutang lunas satu, kalau cium bibir hutang lunas sepuluh persen," Laka malah masih sempet menggoda Adhya.

"Kalau cium bibir sambil dilumat dikit dikit, hutangnya lunas lima puluh persen,"

Kali ini Adhya tertawa tipis tipis, tak bisa menyembunyikan kesaltingannya. Pipinya merona.

"Apaan sih? gak jelas!"

1
Lovely
lanjut thor,,,,seru alurnya ringan gak bosen diselingi candaan...
Lovely
Gatot tuh Laka,,, lanjut thor/Facepalm/
SJR
Assalamu'alaikum, Mampir thor saling suportnya 🙏
Syifa Afida: ok, kak! makasih
total 1 replies
franza
keren bangett, semangatt author-nim
ian gomes
Aku suka banget tokoh-tokohnya. Jangan berhenti nulis thor.
Syifa Afida: makasih, kak udah kasih aku semangat/Smile/
total 1 replies
Linda Ruiz Owo
Ceritanya sangat menghibur, thor. Ayo terus berkarya!
Syifa Afida: makasih semangatnya, kak!
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!