Khodam Leluhur

"Maksudnya?" Tanya Saras kelepasan

"Ada apa ?" tanya Pandu menoleh cepat.

Saras tergagap, " Eh... Enggak kak, bukan apa-apa" Sahut Saras sambil nyengir

Beberapa saat kemudian, mereka sudah sampai di depan ruangan pria yang tadi pagi menabrak mobil nya Saras. Saras mengetuk pintu sebelum masuk,karena di dalam nya sudah ada keluarga pria itu . Sopirnya yang mengatakan nya.

Pintu terbuka, seorang wanita paruh baya nampak membuka kan pintu.

"Siapa ya ?" Tanya nya

"Maaf Bu, saya Saras yang tadi pagi mobinya ditabrak anak ibu " Ucap Saras sambil mengulurkan tangannya.

Ibu itu terkesiap,memang sebelumnya ia berpikir jika putra nya menjadi korban tetapi setelah melihat rekaman dashcame, wanita itu pun segera meminta maaf, dan menyesal atas apa yang sudah terjadi.

"Nak Saras... ibu minta maaf, anak ibu pasti tidak sengaja, maaf... Karena sudah membuat mobil nak Saras rusak, nanti ibu akan pikirkan bagaimana cara mengganti kerusakan nya ... "

"Bu,... gak apa-apa. Ibu jangan pikirkan itu,yang penting sekarang anak ibu selamat "Ucap Saras

"Sekarang apa boleh aku lihat anak ibu ? " Tanya Saras dengan sopan

"Tentu saja nak Saras, silahkan !" Ucap ibu itu seraya melirik Pandu

"Terima kasih Bu, permisi " Saras pun melangkah masuk sementara ibu itu menunggu di luar ruangan.

Saras menghela nafas melihat kondisi pria yang terbaring lemah di ranjang pasien dengan kepala berbalut perban dan jarum infus yang menempel di punggung tangan nya.

"Semoga cepat sembuh " lirih nya pelan

Tak lama Saras di sana, ia kembali keluar menemui ibu pria tadi.

"Sudah ? Cepat banget ? " Tanya Pandu

"Aku cuman mau lihat kondisi nya saja kok" Jawab Saras sambil tersenyum, namun ia segera menoleh pada ibu itu.

"Ibu tak usah khawatir, anak ibu pasti akan cepat sembuh. Ibu juga jangan khawatir kan apapun, karena semua biaya sudah aku tanggung" Ucap Saras

Pandu terkejut menatap adik nya dengan kening berkerut, sementara ibu itu lebih terkejut lagi, sebab saat ini ia tengah memikirkan bagaimana cara membayar rumah sakit sementara dia dan anak nya itu tidak terdaftar sebagai peserta BPJS. Kondisi ekonomi nya pun bisa dikatakan pas-pasan.

"A... Apa ?" Kejut ibu itu

"Iya Bu " Sahut Saras tersenyum tulus

"Masya Allah ... s... saya benar-benar berterima kasih pada mu nak Saras... Seharusnya saya yang mengganti kerusakan karena anak saya yang salah ,tetapi justru saya dan anak saya yang dibantu,saya tidak tahu lagi harus berkata apa. Tapi saya janji akan mengganti semua biaya nya " Ucap ibu itu sambil menangis.

"Gak usah Bu, aku ikhlas kok. Mobil rusak bisa diperbaiki tetapi nyawa tidak bisa dibeli dimana pun. Bagi aku nyawa anak ibu lebih penting daripada mobil aku" Ucap Saras dengan meraih tangan ibu itu

"Ya Allah nak... baik sekali hati mu, saya benar-benar tidak tahu lagi harus membalas kebaikan mu seperti apa..." Lirih ibu itu

"Cukup ibu doakan saja kakak aku sehat terus, itu balasan nya " Ucap Saras lalu memeluk lengan Pandu

"Oh,.. iya. Baiklah saya doakan semoga kakak nya nak Saras selalu diberi kesehatan oleh Allah SWT,semoga Allah juga membalas semua kebaikan kalian , Allah lipat gandakan semua amal kalian dan juga kedua orangtua kalian " Ucap ibu itu nampak tulus

Saras merasa terharu dengan doa dari ibu itu,matanya berkaca-kaca," Amin Bu,terima kasih banyak " Lirih Saras

"Saya yang seharusnya berterima kasih ..." Ucap ibu itu

Ketika itu Saras merasa ingin buang air kecil,rasanya sudah tak tahan hingga ia berpamitan untuk pergi ke toilet.

"Jangan lama-lama,kakak tunggu di sini " Ucap Pandu yang masih berdiri bersandar pada dinding.

"Anda beruntung karena yang ditabrak mobil adik saya. Coba saja kalau mobil orang lain yang ditabrak mungkin sekarang anak anda sudah dituntut "Ucap Pandu tiba-tiba. Ia berani bicara seperti itu karena tak ada Saras di sana.

Ibu itu terkesiap,"I...iya,maafkan anak saya" ucap ibu itu

"Jika dia sudah sembuh tolong peringati dia agar tidak lagi seenak nya di jalan,beruntung adik saya tidak kenapa-kenapa,kalau sampai adik saya terluka,...sedikit saja maka aku tidak akan memaafkan nya sampai kapan pun" Ucap Pandu begitu dingin

Ibu itu makin tertunduk dalam,ia tak menyangka jika pria itu akan berbeda sikap nya dengan Saras,tetapi ia memaklumi hal itu, menurut nya pria itu begitu mencemaskan adik nya dan tak ingin adiknya kenapa-kenapa. Ia pun sadar jika kesalahan ada pada dirinya terlebih putra nya. Tak lama Saras pun kembali , gadis itu segera berpamitan untuk pulang.

"Apa Oma dan Opa sudah mengetahui kejadian ini ?" Tanya Pandu.

Saat ini mereka sudah di dalam mobil yang melaju dengan kecepatan sedang dijalanan.

Saras yang tengah menatap ke luar jendela segera menoleh lalu menggeleng.

"Belum, rencana nya nanti aku kasih ganj Oma dan Opa kalau sudah di rumah " Jawab nya

Huuuuuhh...

Pandu menghembuskan nafasnya," Kamu kok bisa-bisanya baik banget seperti tadi,kalau orang lain pasti nuntut orang itu,tapi kamu malah sebaliknya" Ucap pria itu

"Kak,...tidak ada alasan untuk kita bisa berbuat baik pada siapapun,selagi bisa siapapun yang perlu dibantu ya aku akan bantu. Lagipula aku tahu dia bukan orang berlebihan harta seperti kita,jadi apa salah nya kita bantu dia meringankan sedikit beban nya" ucap Saras

"Tapi dia hampir saja bikin kamu celaka ,dek...kakak gak bisa bayangin kalau sesuatu yang buruk menimpa mu " Ucap Pandu

"Iya aku tahu ,tapi pada akhirnya dia sendiri yang terluka. Sudah lah kak,gak perlu bahas lagi ok,nanti juga di rumah pasti dibahas lagi" Ucap Saras lalu memalingkan muka.

Pandu kembali menghela nafas,tetapi ujung bibirnya terangkat ,dalam hati ia begitu bersyukur memiliki seorang adik yang hatinya seperti malaikat.

Beberapa saat kemudian,Saras dan Pandu sampai di rumah. Alam sudah menunggu di ruang keluarga,ia sudah datang beberapa jam lalu setelah mendapat kabar dari istrinya.

Alam berdiri dari duduk nya menatap haru pada Pandu yang berdiri tegak dengan senyum di bibirnya. Pria paruh waktu itu segera memeluk tubuh cucunya yang tak jauh berbeda dengan postur tubuh nya yang tinggi. Hanya saja Pandu sedikit kurus karena aktifitas dan pola makan nya yang tak teratur selama ini.

"Cucu ku...jagoan Opa ..." Lirih Alam seraya menepuk punggung Pandu pelan. Tak kuasa menahan nya,air mata nya pun seketika luruh.

Saras merangkul pundak Oma nya yang juga ikut menangis melihat suami dan cucunya berpelukan.

"Besok kita adakan pengajian syukuran karena kakak mu sudah sembuh. Undang semua teman-teman mu " Ucap Arshy yang dijawab anggukan oleh Saras.

"Kalau begitu besok suruh ayah dan ibu ku jemput aku , Oma ! Aku mana bisa berada di sini kalau di sini mau ada pengajian,takut kepanasan " Tiba-tiba Taehyun sudah berada di samping Arshy dan Saras

Selama ini Taehyun memang sering pergi menghindar jika di dalam rumah itu ada yang tengah beribadah ,seperti sholat dan mengaji,ia akan kembali setelah rumah benar-benar aman.

...