NovelToon NovelToon
No Other Man

No Other Man

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: lizbethsusanti

Kecurigaan Agnes kepada suaminya di hari ulangtahun pernikahannya yang ke enam, membuatnya bertemu dengan pemuda tampan berbadan atletis di ranjang yang sama. Siapakah pemuda itu? Lalu apa kesalahan yang sudah diperbuat oleh suaminya Agnes sehingga Agnes menaruh kecurigaan? Di kala kita menemukan pasangan yang ideal dan pernikahan yang sempurna hanyalah fatamorgana belaka, apa yang akan kita lakukan? Apakah cinta mampu membuat fatamorgana itu menjadi nyata? Ataukah cinta justru membuka mata selebar-lebarnya dan mengikhlaskan fatamorgana itu pelan-pelan menguap bersamaan dengan helaan napas?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tersenyum Lebar

"Letkol Amos, muka Anda merah. Anda demam?" Salah satu dari petugas kepolisian yang diberi mandat untuk menginterogasi Agnes Gunawan Howard menunjuk wajah Amos.

Amos menoleh ke petugas kepolisian itu dengan wajah kaget lalu ia meraup wajah tampannya sambil berkata, "Makanya ada AC itu dioptimalkan, panas banget di sini"

Petugas kepolisian dengan nametag Bagas itu langsung menekan tombol remote untuk menurunkan lagi suhu di ruangan interogasi.

"Aku kedinginan" Gumam Agnes sambil memeluk tubuhnya.

Amos langsung membuka jaketnya dan memakaikan jaketnya ke tubuh Agnes. Semua mata menatap tingkah laku Amos dengan penuh tanda tanya karena mereka belum pernah melihat seorang Amos bersikap lembut dan peduli kepada wanita.

Setelah menaikkan ke atas ritsleting jaketnya, Amos menoleh ke Bagas, "Lanjutkan tugas kamu!"

"Baik" Bagas mengangguk dan memulai interogasinya.

"Oke, Anda tidak menahu soal bisnis ilegal suami dan papa Anda. Sekarang mengenai kematian mama Anda. Anda kenapa melarikan diri dari TKP alih-alih menelepon pihak berwajib?"

"Saya memikirkan Archie. Saya tidak ingin Archie melihat Omanya dalam keadaan yang mengenaskan" Suara Agnes terdengar gemetar menahan tangis. Amos melirik ke bawah dan melihat tangan Agnes gemetar di atas pangkuannya Agnes.

Amos tanpa ragu menggenggam tangan itu dan Agnes menoleh kaget ke Amos.

Amos tersenyum dan berkata, "Aku ada di sini"

Agnes menatap lekat mata Amos dan seketika itu juga ia merasa tenang.

"Senjata yang dipakai oleh si pembunuh tidak ditemukan. Tidak ada jejak kaki dan tidak ada pembobolan rumah. Berarti pelakunya orang dalam. Pembantu yang ada di rumah Mama Anda kebetulan sedang keluar berbelanja dan alibinya sudah diperiksa benar adanya. Satpam rumah kebetulan diliburkan dan Anda yang memberikan hari libur itu"

"Karena istrinya terkena typhus dan butuh dibawa ke rumah sakit. Makanya saya ijinkan dia pamit pulang"

"Oke, saya catat pernyataan dari Anda ini. Satu hal yang menguntungkan Anda dalam kasus kematian mama anda, Nyonya Howard"

"Apa itu?" Tanya Agnes dengan kening bertaut.

"Tidak ditemukannya sidik jari Anda di TKP dan jasad korban, lalu tidak ditemukannya senjata yang kami cari di mobil Anda. Saya sudah menggeledah mobil Anda atas ijin Anda tadi. Tas Anda juga bersih"

"Lalu?" Tanya Agnes masih dengan kening berkerut.

Saat Agnes ditanya dan memberikan jawaban pada Bagas, Amos terus menatap Agnes dari samping tak berkedip dan semua orang memperhatikannya dengan penuh tanda tanya. Ada hubungan apa Letkol Amos dengan nyonya Agnes Gunawan Howard.

Pengacara yang diajak oleh Amos yang sedari tadi diam kerena terheran-heran melihat teman karibnya memperdulikan seorang wanita sebegitu besarnya apalagi wanita itu istri orang dan menjadi salah satu tersangka pembunuhan, akhirnya membuka suara, "Selanjutnya saya yang akan membahas masalah nyonya Agnes Gunawan Howard bersama Anda. Biarkan klien saya pulang untuk beristirahat"

"Baiklah Anda boleh pulang tapi tidak boleh melakukan perjalanan ke luar kota atau ke luar negeri" Bagas bangkit berdiri.

Agnes dan Amos ikut bangkit berdiri. Amos menarik tangan Agnes saat wanita itu hendak membalas uluran tangannya Bagas. Amos yang menyalami tangan Bagas sambil berkata, "Aku tidak suka melihatnya bersentuhan dengan laki-laki lain selain aku"

Lalu Amos menarik tangannya dari genggamannya Bagas kemudian menggenggam tangan Agnes untuk ia tarik keluar dengan lembut dari ruang interogasi.

Amos menoleh ke petugas jaga di depan pintu, "Ruang untuk anak di mana?"

"Di ujung koridor pintu sebelah kanan" Jawab petugas tersebut.

Amos mengajak Agnes melangkah ke ruangan anak sambil berkata, "Kenapa tidak meneleponku?"

Agnes menarik tangannya dari genggamannya Amos lalu melangkah sambil bersedekap. Wanita itu memilih untuk diam membisu.

"Archie yang meneleponku" Ucap Amos sambil mengimbangi langkahnya Agnes.

Agnes masih diam membisu.

Amos menarik napas panjang lalu menghembuskannya dengan perlahan. "Aku akan antar kamu ke mana setelah ini? Rumah orangtua kamu dan rumah suami kamu disegel"

Agnes hanya menggelengkan kepala.

"Baiklah. Aku akan antarkan kamu ke apartemenku saja. Aman di sana. Kamu bisa tinggal di sana bersama Archie sampai kamu mendapatkan tempat untuk tinggal"

Agnes tiba-tiba menghentikan langkahnya lalu memutar badannya dengan cepat ke Amos sampai-sampai Amos mundur selangkah karena kaget.

Agnes berkata dengan wajah tegas, "Aku tidak ingin berhutang budi sama kamu. Aku tidak ingin kita bertemu lagi. Kalau aku tinggal di apartemen kamu, kita akan sering bertemu dan mama kamu......."

Amos langsung membungkuk dan berkata dengan penuh kelemah lembutan, "Lalu kamu mau tinggal di mana?"

Agnes mundur selangkah karena ia merasa wajah Amos terlalu dekat dengan wajahnya. Lalu ia berkata, "Aku bisa tinggal di hotel. Aku punya uang. Atau aku bisa menyewa rumah atau......."

"Rekening kamu juga dibekukan sementara ini terkait bisnis ilegal suami kamu. Selama kamu belum terbukti kuat tidak terlibat, maka rekening kamu masih beku. Kamu mau menyewa hotel atau rumah pakai uang siapa?"

Agnes terkesiap kaget lalu mengusap cepat airmata yang turun di pipinya.

"Menjual jam tangan dan perhiasan yang kamu pakai atau mobil yang kamu pakai sekarang ini, itu butuh waktu bukan? Lalu malam ini kamu akan tidur di mana? Archie, apa kamu tega melihat Archie kedinginan tidur di mobil?"

Agnes mendongak lalu mengacak-acak rambut lurus hitamnya yang indah kemudian ia menatap Amos, "Baiklah. Aku mau tinggal di apartemen kamu tapi catat sewanya. Aku akan bayar setelah rekeningku cair kembali"

Amos tersenyum lebar dan menegakkan badannya, "Gampanglah soal itu" Amos lalu melangkah kembali menuju ke ruang khusus anak.

Saat petugas jaga ruangan itu membuka pintu dan Amos berteriak, "Archie, Om Amos datang, sayang"

Archie langsung bangkit berdiri lalu berlari kencang ke Amos. Amos menyambar tubuh Archie ke pelukannya lalu ia mencium pipi Archie dan berkata, "Untuk kepintaran kamu, Om rasa Om harus kasih kamu hadiah. Kamu pengen apa?"

Alih-alih menjawab pertanyaannya Amos, Archie menoleh ke mamanya dan Agnes menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Tidak boleh minta apapun selain ke mama!"

Amos langsung mengajak Archie melangkah meninggalkan Agnes sambil berkata, "Es krim mau? Atau mau permen cokelat, atau mainan?"

Agnes berlari kecil mengejar Amos sambil berteriak kesal, "Jangan memaksanya, Mos!"

"Oke semuanya aja kalau begitu" Ucap Amos saat Archie diam membisu dengan wajah kebingungan.

Agnes hanya bisa mendengus kesal.

Setelah membeli es krim, cokelat, dan kotak catur untuk Archie, Amos mengajak Archie dan Agnes berbelanja bahan makanan, camilan, air mineral, peralatan mandi, dan sembako untuk kebutuhan satu bulan. Agnes terus mengoceh ke Amos, "Jangan lupa berikan struk belanjaannya ke aku nanti. Aku akan ganti semuanya nanti kalau rekeningku udah cair"

Amos mengabaikan semua ocehannya Agnes dan lebih senang mengajak Archie mengobrol tentang film kartun lalu mendadak Amos mengajak Archie dan Agnes menonton film kartun itu setelah memasukkan semua belanjaan mereka ke mobil. Amos mengusap bibir Archie yang cemong terkena es krim cokelat saat ia membeli tiket.

Agnes hanya bisa menghela napas panjang. Ia tidak bisa protes karena Amos berbisik padanya, "Archie butuh pengalihan setelah ia mendapatkan kejutan dibawa ke kantor polisi"

Archie memilih duduk paling pinggir dan membuat Agnes dengan terpaksa duduk di tengah-tengahnya Archie dan Amos.

Entah kenapa, Agnes kembali diserang rasa dingin padahal ia masih memakai jaketnya Amos. Amos menggenggam tangan Agnes lalu ia membawa tangan itu ke depan bibirnya untuk ia uapi dengan napas hangatnya. "Kamu sering nonton film apa sama suami kamu?"

"Aku tidak pernah nonton sama Mas Ronald karena mas Ronald tidak suka nonton dan tidak suka pergi ke tempat ramai seperti ini"

Ucap Agnes dengan suara serak menahan debaran jantung.

Amos tersenyum lalu berkata, "Can you spell the word cute?"

"Jangan aneh-aneh lagi!"

"Aku udah hangatkan tangan kamu masak aku minta itu aja kamu nggak turuti"

Agnes mendengus kesal lalu berkata, "Si Yu Ti I, Cute"

"Salah" Bisik Amos dengan senyum lebar.

"Kok salah?" Kening Agnes berkerut.

"Yang benar itu, wai o yu, you"

Agnes langsung menendang kaki Amos dan Amos sontak meringis kesakitan lalu pria tampan itu terkekeh geli.

1
Rahma AR
like dan bunga🌹
Rahma AR: ralat, iklan dobel ya 🤭
total 1 replies
anggita
👆iklan
anggita
amos, agnes, archi... A kabeh🤭
anggita
like👍, 2👆👆iklan
Aksara_Dee
"eh?" maksudnya...
Santai Dyah
lanjut thor
Aksara_Dee
bunga cantik 🌹 untuk episode ini. keasikan baca sampe lupa komen
Rahma AR
like dan 🌹
Rahma AR
ciee amos
Aksara_Dee
yess pinter Archie
Aksara_Dee
jadi dia kena imbasnya ya
Aksara_Dee
lanjut ka, bunga cantik utk kaka 🫶
Aksara_Dee
beneran apa boongan nih 🥺
Aksara_Dee
bebek peking dong ka 🤣🤣
Santai Dyah
hadir thor
Rahma AR
like dan iklan💪
Aksara_Dee
patah hati Amos 🥺
Aksara_Dee
jangan percaya Ronald
Aksara_Dee
akhirnya agnes tahu
Aksara_Dee
ada ka, aku tau orangnya. 🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!