Amel Fira Azzahra gadis kecil yang memiliki wajah sangat cantik, mempunyai lesuk pipi, yang di penuhi dengan kasih sayang oleh kedua orang tuanya. Namun sayang kebahagian itu tidak berlangsung lama. Setelah meninggalnya Ibu tercinta, Amel tidak lagi mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya. Bapaknya selalu bekerja di luar kota. Sedangkan Amel di titipkan ke pada Kakak dari Bapaknya Amel. Tidak hanya itu, setelah dewasa pun Amel tetap menderita. Amel di khianati oleh tunangannya dan di tinggal begitu saja. Akankah Amel bisa mendapatkan kebahagiaan?
Yukk ikuti terus ceritanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aretha_Linsey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24 Pembatalan Pertunangan
Amel tiba di rumah larut malam, ditemani Fatur yang menjaga jarak sopan. Ayah Amel dan Udin sudah menunggu di ruang tamu, cemas karena Amel tidak bisa dihubungi.
"Amel, dari mana saja kamu?" tanya Ayah Amel
Udin berdiri, tampak cemas.
"Aku sudah meneleponmu berkali kali, Mel. Kamu membuatku khawatir"
Amel tidak menyia-nyiakan waktu. la menatap Udin dengan pandangan penuh penghinaan dan berpaling ke Ayahnya.
"Yah, aku tidak akan menikah dengan Udin, " ujar Amel, suaranya dingin dan tegas.
Ayah Amel terkejut.
"Apa maksudmu? Apa yang terjadi?"
Amel menyodorkan ponselnya, menunjukkan rekaman video dan foto yang diberikan Fatur. Momen Udin bersama selingkuhannya di kamar hotel. Bukti yang Fatur kumpulkan sangat rinci, tidak meninggalkan ruang untuk penyangkalan.
"Dia berbohong, Yah. Dia menjebak kita. Dia hanya menjadikan pertunangan ini sebagai penutup kebobrokan dan utang utangnya. Dia sudah berkhianat pada kita jauh sebelum dia melamarku"
Wajah Ayah Amel berubah pucat, kemudian merah karena amarah.la menoleh ke Udin.
"Benar, Din? Jawab Ayah!"
Udin, yang tadinya congkak, kini pucat pasi. la mencoba menyangkal dengan lemah, menyalahkan wanita lain itu. Namun, Amel tahu kebenaran itu. Fatur, yang berdiri diam, berfungsi sebagai penjamin kebenaran.
"Aku-aku minta maaf, Pak! Aku khilaf! Aku janji tidak akan mengulanginya".
Udin berlutut, tetapi permohonannya terdengar putus
asa dan egois. la menyesal kehilangan trofi dan stabilitas yang ditawarkan Amel, bukan penyesalan tulus atas pengkhianatan.
Amel menendang cincin pertunangan Udin yang tergeletak di lantai.
"Semua sudah berakhir, Din. Ambil cincinmu. Aku memilh bebas daripada hidup dalam kebohongan yang kamu beri nama kenyamanan."
Pertunangan dibatalkan malam itu juga. Udin pergi dengan membawa rasa malu yang besar. Ayah Amel, meski terpukul oleh skandal itu, memeluk putrinya.
"Kamu sudah menyelamatkan Ayah, Nak. Kamu sudah menyelamatkan keluarga kita. Terima kasih, Fatur". ujar Ayah Amel, menatap Fatur dengan rasa terima kasih yang mendalam. Fatur, tanpa diminta, kini telah menjadi
penyelamat keluarga Amel.
Malam itu, Amel berada di kamarnya, sendirian. Boneka Doraemon raksasa di sudut kini tampak menjijikkan. la seharusnya merasa lega dan bahagia.
la sudah bebas dari Udin. Namun, kelegaan itu tidak datang justru, pikirannya terus menerus kembali pada taman yang basah dan hujan deras.
la mengingat rasa dingin dari bibir Fatur saat ia pertama menciumnya, dan kemudian, rasa panas yang membakar saat Fatur membalas ciumannya. Pikirannya melayang pada saat tangan Fatur menyentuh dan meremas buah dadanya di tengah hujan.
"Aku tidak boleh memikirkannya. Itu salah. Itu hanya aku terkejut dan hancur. Tapi...." . Batin amel dengan konyolnya
Amel menyentuh dadanya sendiri, merasakan kaus yang sudah kering. la mengingat sensasi sentuhan itu, sensasi baru yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Itu adalah sentuhan yang intens, mendebarkan, dan jujur secara fisik, jauh dari sentuhan lembut Agus atau sentuhan posesif Udin. Sentuhan itu tidak didominasi rasa takut, melainkan sensasi yang mengejutkan.
"Rasanya... enak. Ada sensasi baru yang membuatku penasaran. Aku ingin tahu lagi. Aku ingin merasakan sensasi itu lagi. Amel kembali membati dengan konyol
Amel menyadari, sentuhan fisik Fatur telah membuka pintu baru dalam dirinya. Fatur telah menanamkan kesan fisik yang begitu kuat, mengikis sedikit demi sedikit kenangan cinta polosnya pada Agus.
Amel mengambil ponselnya, mencari kabar tentang Agus. Tetapi, seperti minggu minggu sebelumnya, Agus tak kunjung ada kabar. Pesan terakhirnya hanyalah janji untuk kembali saat ia sukses. Ketiadaan kabar dari Agus membuat Amel semakin bingung, mengisi kekosongan hatinya dengan bayangan sentuhan Fatur.
Keesokan harinya, Fatur datang ke rumah Amel. Kali ini, ia datang dengan niat yang sangat serius. Ayah Amel menyambutnya dengan tangan terbuka.
Fatur menemui Amel diteras, memberikan waktu yang cukup baginya untuk tenang
"Amel " ujar Fatur, suaranya tulus dan penuh empati.
Ia tidak lagi menyebutnya Lady Rose. Ia memanggil dengan nama aslinya menunjukkan keseriusan.
"Aku tahu ini terlalu cepat. Tapi aku tidak ingin kamu kembali ke dunia balapan karena terpaksa mencari uang, atau terikat lagi pada pria yang salah karena tuntutan stabilitas".
Fatur menyodorkan sebuah proposal yang tidak bisa ditolak oleh Amel, atau terutama oleh Ayahnya.
"Aku tahu Ayahmu berutang pada Udin. Aku tahu kamu harus menafkahi Alan, adikmu. Aku ingin kamu menikah denganku."
Amel terkejut.
"Menikah? Tapi, Tuan Fatur...
"Dengarkan aku,' potong Fatur, nadanya meyakinkan.
"Aku tidak meminta kamu mencintaiku sekarang. Aku hanya memintamu menerima kestabilan dan kebebasan finansial yang kamu butuhkan. Aku akan menanggung semua kebutuhan Ayahmu. Aku akan menanggung semua kebutuhan Alan, termasuk sekolah dan kuliahnya. kamu tidak perlu melanjutkan balapanmu lagi, kamu bisa melakukan apa pun yang kamu mau, tanpa perlu khawatir akan uang". Fatur melanjutkan, menawarkan Dana Kebebasan yang sesungguhnya:
"Aku akan menyelesaikan semua masalah finansialmu. Satu satunya yang aku minta adalah agar kamu memberiku kesempatan untuk mencintaimu, dan memberiku kehormatan untuk menjagamu."
Ungkapan Fatur adalah serangan terbaiknya: dia tidak menawarkan cinta yang romantis, melainkan solusi total terhadap semua masalah yang Amel dan keluarganya hadapi, masalah yang awalnya membuat Amel terpaksa menerima Udin.
Amel terdiam, dihadapkan pada lamaran serius yang datang dengan janji kemewahan, stabilitas, dan yang terpenting, solusi total bagi keluarganya.
la menatap Fatur, lalu merasakan sentuhan Fatur kembali menjalar di tubuhnya. Pikirannya terpecah antara janji setia Agus yang tak ada kabar dan sensasi baru yang ditawarkan Fatur.