Seorang gadis yang dipaksa menikah dengan orang yang tidak dikenalnya demi melunasi hutang keluarganya.
Tapi karena sifatnya yang tidak mau diatur, tepat di hari pernikahannya dia memutuskan untuk kabur dan menemui kekasihnya.
Namun apa yang terjadi? Di apartemen, kekasihnya sedang memadu kasih dengan adik tirinya.
Hatinya hancur melihat pengkhianatan di depan matanya. Dan akhirnya dia memutuskan untuk menyetujui perjodohan itu. Dan ternyata eh ternyata laki laki yang menikahinya adalah bosnya sendiri di kantor yang terkenal dingin angkuh dan rumornya tidak menyukai wanita.
Nah untuk mengetahui kisah selanjutnya, ikuti di novel terbaruku yang berjudul " My Husband My Bos"
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewidewie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20 ( Mulai terungkap)
Flashback on.
" Ach mas Dion geli tau" Teriak Renata sambil berlarian kecil karena digoda oleh suaminya.
" Sayang sayang cukup, ke sini mendekatlah " Ucap Dion sambil menggendong putri cantiknya yang saat itu masih berusia 3 bulan.
Renata pun mendekati suaminya dan bergelayut manja di lengannya.
" Lihatlah putriku sangat cantik, dia mirip denganku dari matanya, hidungnya "
" Iya mas dia sangat beruntung memiliki ayah seperti kamu, sudah tampan, baik dan bertanggungjawab " Ucap Renata sambil tersenyum tipis menatap suaminya.
Dion pun menoleh pada istrinya dan mencondongkan tubuhnya agar bisa mendekatkan wajahnya dengan wajah sang istri.
Cup
Dion pun menyambar bibir istrinya dan memagutnya dengan lembut.
Sambil menggendong putrinya Dion terus melumat bibir sang istri. Mereka begitu menikmati adegan itu hingga tidak sadar ada sepasang mata yang melihatnya dengan geram.
" Awas kalian, kalian sengaja membuat hatiku panas. Dion, apasih yang kamu sukai dari Renata. Awas kalian, apa yang tidak bisa aku dapatkan orang lain pun tidak akan aku biarkan memilikinya " Batin Amara dengan geram sambil memegangi perutnya yang sudah semakin membesar.
Begitulah setiap hari, hati Amara semakin panas melihat kemesraan Dion dan Renata. Apalagi mereka masih tinggal satu rumah karena Dion dan Danu memang kakak beradik yang saling menyayangi.
Suatu hari Amara sengaja merusak rem mobil milik Renata agar dia celaka, tapi sayangnya mobil Dion masih belum selesai diperbaiki di bengkel, jadi Dion meminjam mobil istrinya untuk dipakai ke kantornya.
Dan tak lama kemudian terdengar kecelakaan hebat di persimpangan.
Renata sangat syok mendengar kecelakaan yang merenggut nyawa suaminya, begitu juga dengan Danu dan Amara.
Polisi menyelidiki adanya tindak kesengajaan dari rem mobilnya yang sengaja dirusak.
Tidak butuh waktu lama polisi pun bisa mengungkap kasusnya.
Namun Amara memohon sambil bersujud di kaki Renata untuk memintanya menggantikannya demi anak di dalam kandungannya.
Awalnya Renata kaget dan tidak habis pikir dengan Amara, begitu teganya dia menghabisi nyawa suaminya dan sekarang dia minta dirinya untuk menggantikan hukumannya.
" Aku mohon Ren, kamu tahu aku tidak sengaja melakukan itu sungguh Ren"
" Tapi kamu sudah merusak rem mobilku Mar, kamu jahat! "
" Hiks hiks hiks Renata aku mohon, aku tidak ingin anakku lahir di penjara, Ren tolong aku Ren"
Renata menarik nafas panjang, tapi kasus sudah bergulir dan harus tetap diproses. Dengan kebaikan hati Renata, akhirnya dia memutuskan untuk mengakui semua kejahatan yang tidak pernah dia lakukan.
" Baiklah aku lakukan demi mas Dion anak yang berada di dalam kandunganmu, dia pasti tidak ingin melihat keponakannya lahir di penjara. Tapi kamu harus berjanji untuk menjaga dan merawat anakku dengan baik" Ucap Renata dengan suara bergetar dan air mata yang tidak henti hentinya mengalir deras di wajah cantiknya.
Akhirnya polisi membawa Renata dengan tuduhan sengaja merencanakan pelenyapan suaminya sendiri dan dijatuhi hukuman 25 tahun penjara.
Dan Dengan perilakunya yang baik, Renata pun sering mendapatkan remisi hingga di tahun ke 20 dia dibebaskan.
Flashback off.
Amara menceritakan semuanya dengan wajah tertunduk.
Semua yang mendengarkan pun menjadi geram, termasuk Danu suaminya sendiri serta Erika yang merupakan anaknya sendiri.
" Ma! Astaga mama. Aku kira dengan aku merebut Vero dari kak Emely sudah menjadi perbuatan yang jahat, tapi ternyata kelakuan mama jauh lebih jahat! Mama sungguh jahat! Erika kecewa sama mama! " Gertak Erika kemudian membalikkan badannya.
Dan Jedarrr
Begitu membalikkan badannya ke belakang, ternyata Emely dan Ardan sudah berdiri di belakangnya.
" Kak Emely " Ucap Erika lirih.
Emely mengusap wajahnya yang sudah basah dengan air mata kemudian melangkah maju ke depan Danu dan Amara.
" Papa, mama, apakah semua cerita itu benar? Ma, jawablah ma apa benar papa bukan papa kandungku dan mama bukanlah mama kandungku" Tanya Emely.
Amara terus saja menunduk dan menangis sesenggukan.
Semua orang nampak tegang dan keadaan semakin mencekam, tak ada suara selain suara deru nafas.
" Sayang, ini mama nak" Ucap Renata memecah keheningan.
Emely enggan berbalik namun tangisannya pecah.
Renata melepaskan pelukan Jason perlahan dan berjalan ke arah Emely kemudian mengusap lembut kepala gadis itu " Mama pergi bukan karena mama tidak menyayangimu sayang. Tapi karena papa, dia sangat menyayangi adiknya dan tidak akan rela kalau keponakannya lahir di dalam penjara"
Hiks hiks hiks Emely terus menangis sesenggukan dan masih merasa kecewa dengan keputusan ibunya yang meninggalkannya demi orang lain.
Emely menepis tangan Renata membuat rasa sakit teramat dalam.
Tak ada yang berani menyentuh Emely yang sedang menangis tergugu di tengah tengah mereka.
Tiba tiba Ardan maju dan memeluknya dengan lembut sambil berbisik " Emely, tenangkan dirimu. Kamu harus mengambil keputusan dengan kepala dingin Mel. Sekarang aku antar kamu kembali ke kamar ya? "
Emely pun mengangguk dan perlahan Ardan memapah tubuh istrinya masuk kembali ke dalam kamarnya. Semua terdiam dan tidak ada yang berani bersuara dan menghentikannya.
Di dalam kamar Emely masih terus menangis sesenggukan.
Ardan yang tadinya dingin, cuek dan tak memperdulikan Emely, saat ini berbanding terbalik dan sangat memperhatikan istrinya itu.
" Mel, kamu harus bisa mengambil sisi baik dari semua peristiwa ini" Ucap Ardan.
Emely menatap mata Ardan dengan tajam
" Apa maksud kamu! ".
" Ya, dengan begitu kamu tahu siapa orang tua kandungmu sebenarnya dan bagaimana ayah mu meninggal dunia. Kalau menurutku tante Renata tidak bersalah, tetap tante Amara lah yang salah dan harus bertanggungjawab atas kematian papa kamu" Jawab Ardan.
" Tapi dia sudah tega meninggalkan anak kandungnya sendiri. Aku tetap tidak terima".
" Tapi Mel"
" Diam! Jangan banyak bicara Ardan! " Gertak Emely yang membuat seorang Ardan Ratore terdiam seketika sambil menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal.
Ardan beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah jendela. Menatap ke arah luar sejenak kemudian bersandar di sana dengan pandangan ke arah Emely yang masih kusut dan berantakan.
Emely yang duduk di ranjang hanya terdiam dan menatap Ardan.
Ardan pun menatap Emely, pandangan mereka saling bertemu dalam diam.
Tak ada suara selain keheningan, seakan pandangan mereka yang saling menyapa.
Tatapan keduanya sangat lekat dan begitu dalam.
" Mel, kamu ikut ke kantor ya? " Ucap Ardan memecah keheningan di antara mereka berdua.
Emely terdiam sejenak kemudian mengangguk.
" Bagus Mel, kalau kamu sibuk dengan pekerjaan di kantor sejenak kamu akan bisa lebih tenang dan berpikir dengan kepala dingin" Ucap Ardan.
Dan mereka pun segera bersiap siap untuk pergi ke kantor.
Tidak berselang lama Ardan dan Emely pun keluar dari kamarnya dengan pakaian formal.
Mereka berdua berjalan dengan tegas tanpa memperdulikan sekitar. Ardan pun meraih tangan Emely dan menggenggamnya dengan lembut.
Sejenak Emely menoleh dan menatap Ardan dengan senyuman tipis terukir di wajahnya. Begitu juga dengan Ardan yang membalas senyuman itu dengan manis semanis gula gula.
Danu dan yang lainnya pun terdiam menatapnya tanpa berani bersuara dan hanya melihat keduanya yang berjalan sambil bergandengan tangan menuju mobilnya.
Renata terus menangis sesenggukan penuh penyesalan.
Dan saat hendak berlari mengejar Emely Jason menahannya " Sayang, biarkan Emely sendiri untuk berpikir. Kamu tenang saja ada Ardan di sampingnya, dia keponakan mas dan sudah lebih dewasa pasti bisa membimbing Emely.
" Nak, maafkan mama. Tolong nak panggil aku mama meskipun hanya sekali" Rengek Renata.