NovelToon NovelToon
Unforgotten Memories

Unforgotten Memories

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:10.7k
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

Setelah pernikahan yang penuh kekerasan, Violet meninggalkan segala yang lama dan memulai hidup baru sebagai Irish, seorang desainer berbakat yang membesarkan putrinya, Lumi Seraphina, sendirian. Namun, ketika Ethan, mantan suaminya, kembali mengancam hidup mereka, Irish terpaksa menyembunyikan Lumi darinya. Ia takut jika Ethan mengetahui keberadaan Lumi, pria itu akan merebut anaknya dan menghancurkan hidup mereka yang telah ia bangun. Dalam ketakutan akan kehilangan putrinya, Irish harus menghadapi kenyataan pahit dari masa lalunya yang kembali menghantui.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EP: 25

Ah! Hubungan khusus apanya? Aku ini hanya pegawai biasa! Disuruh datang ke sini pun karena paksaan dari Pak Erick dan Ceo perusahaan. Menjalankan hal di luar kemampuanku pula!

Irish merutuk dalam hati, menahan diri agar tidak melampiaskan kekesalan pada reporter yang mengajukan pertanyaan menyebalkan barusan.

Reporter ini, memang aku makan nasi dari rumahmu atau minum air keluarga kalian? Aku cuma ditanya 'ada hubungan khusus', tapi kenapa nadanya seperti sedang menjatuhkan aku?

Walau dalam hatinya ia sudah memaki ribuan kali, wajah Irish tetap menampilkan senyum sopan khas seorang perempuan yang menjaga citra.

Pak Erick pun maju dengan tenang, suaranya tenang dan meyakinkan.

"Ini adalah pertama kalinya Nona Irish tampil di runway. Aku melihat potensinya secara tak sengaja. Ini murni keputusan profesional dan tidak ada kaitan dengan urusan pribadi. Mohon rekan-rekan media hanya mengajukan pertanyaan seputar pekerjaan dan pameran."

Ketenangan dan pengalaman Erick benar-benar terlihat. Ia fasih berbicara tanpa meninggalkan celah untuk dicurigai.

“Maaf, Pak Erick, kenapa Kirana tidak tampil malam ini? Apa alasan Bapak memilih Nona Irish yang tidak punya pengalaman sebagai pengganti?”

Salah satu reporter mengalihkan pertanyaan dengan lihai.

"Nona Kirana sedang mengalami gangguan kesehatan sehingga tidak bisa ikut berjalan di atas catwalk. Adapun alasan memilih Nona Irish, tentu kalian bisa menilainya sendiri, penampilan dan auranya sangat cocok dengan tema dan gaya desain kami. Kami ingin menunjukkan keindahan busana melalui karakter yang autentik."

Irish diam-diam mengacungkan jempol dalam hati. Pak Erick benar-benar cerdas. Desainnya luar biasa, dan urusan media pun ia tangani tanpa cela!

"Pak Erick, kami dengar Apparel Mode sedang menjajaki kerja sama dengan Diamond Feels. Benarkah? Apakah ketidakhadiran Kirana ada kaitannya dengan konflik antar perusahaan? Bagaimana nasib kerja sama ini?"

Pertanyaan yang jauh lebih tajam. Desas-desus soal kerja sama itu memang pernah mengejutkan publik. Kini para reporter tak menyia-nyiakan kesempatan untuk menggali kebenaran langsung dari sumbernya.

Seluruh ruangan menahan napas menanti jawaban Erick. Irish mulai gugup. Telapak tangannya dingin, keringatnya menetes di punggung, dan wajahnya mulai terasa panas.

Namun sebelum Erick sempat bicara, pintu utama terbuka.

Tampak Ethan melangkah masuk dengan setelan hitam yang elegan. Kehadirannya langsung menyedot perhatian. Para tamu seakan lupa pada Dion yang berjalan di sampingnya.

Wajah Ethan tegas dan memesona. Rambutnya ditata rapi ke atas, sorot matanya tajam dan mengintimidasi. Aura dominannya membuat semua orang refleks menunduk dan menunjukkan respek.

Namun Irish, yang melihatnya pertama kali, justru menatapnya dengan ekspresi datar, jauh dari tatapan kagum seperti para perempuan lain. Dalam hatinya, ia bahkan mengumpat. "Kenapa sampah satu ini ada di mana-mana."

Ia lalu menoleh ke pria di samping Ethan. Ya, benar. Itu Dion, Ceo Diamond Feels! Irish pernah melihatnya.

Keramaian pun pecah. Para reporter bergegas menghampiri mereka, blitz kamera berkedip tanpa henti ke arah Ethan.

“Selamat datang, Pak Ethan!”

Para reporter bersorak, kamera diarahkan penuh padanya. Kehadirannya di acara mode tentu mengejutkan semua orang, karena perusahaannya bergerak di bidang properti, bukan fashion.

“Ya,” jawab Ethan singkat sambil mengangguk.

“Maaf, Pak Ethan, boleh kami tahu mengapa Anda datang ke acara Apparel Mode? Apakah Anda berniat terjun ke dunia fashion?”

“Aku memang memiliki sedikit ketertarikan, tapi sejauh ini baru sebatas ide. Hari ini aku hanya menemani temanku, Pak Dion. Jadi kalau kalian ingin tahu lebih banyak, silakan tanyakan langsung padanya.”

Dengan tenang Ethan mengalihkan perhatian wartawan, dan Dion langsung menangkap maksudnya.

"Sahabatku ini benar," ujar Dion sambil tersenyum. "Kalau ada pertanyaan, silakan ajukan padaku."

Ethan tersenyum kecil dan melangkah pergi dengan santai.

Para reporter tak berani memaksa. Ethan adalah tokoh berpengaruh di Kota Verdan, dan tak seorang pun ingin membuatnya tersinggung.

"Pak Dion, apakah kerja sama antara Diamond Feels dan Apparel Mode benar-benar akan terjadi? Apakah ada kendala dalam negosiasi?”

"Apa Diamond Feels pernah bertindak bertentangan dengan prinsip Apparel Mode?" Dion menatap tajam. "Kami menghargai nilai-nilai Apparel Mode. Jika pun ada rumor, silakan tanyakan langsung ke Pak Erick."

Pak Erick segera menghampiri dan menjabat tangan Dion.

"Selamat bekerja sama," ujarnya mantap.

"Selamat bekerja sama," balas Dion, tersenyum lebar.

Para wartawan pun kembali sibuk dengan kamera mereka, mengabadikan momen penting itu. Wawancara pun segera selesai, dan suasana kembali cair. Para tamu penting mulai menikmati jamuan dan berbincang santai.

Ethan berjalan masuk tanpa melirik ke arah Irish. Namun Irish sempat melempar pandangan sinis ke arahnya. "Benar-benar menyebalkan!"

Lelah dengan semua hiruk-pikuk itu, Irish mengambil sepotong kue buah dan pergi ke sudut ruangan. Ia menggigit kue itu sambil bersyukur dalam hati. "Lumayan bisa makan gratis. Bisa hemat buat makan malam nanti."

"Nona Irish, kita bertemu lagi."

Suara merdu dan tenang itu menyapanya dari belakang. Irish buru-buru menelan kue di mulutnya, lalu menoleh.

Ia melihat Dion berdiri di sana dengan jas birunya. Senyumnya ramah, dengan sudut bibir sedikit miring, memberikan kesan menyenangkan dan tidak mengintimidasi.

“Halo, Pak Dion,” sapa Irish sopan.

Dion menatap wajah Irish sebentar, lalu berkata,

"Sudut mulut."

“Ha?” Irish mengerutkan kening, tidak mengerti maksudnya.

Bersambung.......

1
Ddek Aish
jangan sampai Irish pingsan pas peragaan busana karna liat Ethan
Ddek Aish
Irish kebanyakan ngelamun. tunjukkan kalau kamu serba bisa
Nurul Boed
masa kejayaan Irish alan Dimulai 🥰😍
Yunita aristya
jeng jeng jeng ....Ethan pasti ikut acara itu 🤭gimana ya reaksi nya
Maple latte
Typo tayhank, maksudnya Dion, tapi malah tulisnya Zayn 🤭
WOelan WoeLin
apakah tokoh Zayn disini ada 2🤔🤔🤔
Nurul Boed
Ethan pulang ayo pulangg...
Ddek Aish
elah Zayn Zayn di buta mata dan hati karena cinta tak terbalas
Nurul Boed
sedih banget sich kak
Ddek Aish
sadarlah Zayn dia hanya memanfaatkan kamu
Ddek Aish
jangan sampai hamil lagi Irish
Ddek Aish
jangan sampai jatuh cinta lagi sama Ethan
Ddek Aish
apa Zan berhasil menyabotase pekerjaan Irish
Ddek Aish
dasar nenek2 kepo
Ddek Aish
Zayn kau bodoh sekali di manfaatkan oleh Carisa bukalah matamu Zayn
Ddek Aish
mampus kau Ethan membuang berlian demi batu kali. diselingkuhi nggak sadar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!