Di dunia yang dikuasai oleh kultivasi dan roh pelindung, seorang putri lahir dengan kutukan mematikan—sentuhannya membawa kehancuran. Dibuang oleh keluarganya dan dikhianati tunangannya yang memilih saudara perempuannya, ia hidup dalam keterasingan, tanpa harapan.
Hingga suatu hari, ia bertemu dengan pria misterius yang tidak terpengaruh oleh kutukannya. Dengan bantuannya, ia mulai membangkitkan kekuatan sejatinya, menyempurnakan kultivasi yang selama ini terhalang, dan membangkitkan roh pelindungnya, **Serigala Bulan Biru**.
Namun, dunia tidak akan membiarkannya bangkit begitu saja. Penghinaan, kecemburuan, dan konspirasi semakin menjeratnya. Tunangan yang dulu membuangnya mulai menyesali keputusannya, sementara sekte-sekte kuat melihatnya sebagai ancaman.
Di tengah pengkhianatan dan perang antar kekuatan besar, hanya satu hal yang pasti: **Pria itu akan selalu berada di sisinya, bahkan jika ia harus menghancurkan dunia hanya untuknya**.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon `AzizahNur`, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 : Bayang-bayang di Hutan
Sore itu, udara terasa lebih dingin daripada biasanya, dengan angin yang berhembus pelan di sekitar kuil. Xiaolin duduk di depan pintu, tangan masih menggenggam erat cincin merah yang melingkar di jari manisnya. Perasaannya masih kacau—terlalu banyak yang belum dia pahami, dan pertemuan dengan pria itu terus menghantui pikirannya.
Tiba-tiba, suara langkah kaki mendekat. Pendeta, Xin Yun, dan Feng Dao, kepala desa yang juga turut mengiringi perjalanan Xiaolin sebelumnya, muncul dari balik pintu kuil. Mereka tampak serius, wajah mereka mencerminkan kekhawatiran yang mendalam. Sebagai orang-orang yang telah lama mengenal Xiaolin, mereka tak bisa menutupi rasa penasaran tentang apa yang sebenarnya terjadi selama dia berada di hutan. Lebih lagi, banyak dari warga yang mengikuti perjalanan itu kini sudah tak ada lagi—baik tewas atau menghilang.
"Xiaolin," kata Feng Dao, suara beratnya penuh dengan rasa khawatir. "Apa yang terjadi di hutan? Kami... kami mendengar cerita tentang serangan serigala roh, dan kamu satu-satunya yang kembali dengan selamat, sementara yang lain kembali dengan luka parah. Bagaimana bisa kamu bertahan di tengah segala bahaya itu?"
Pendeta yang berdiri di sebelah Feng Dao menatap Xiaolin dengan tatapan penuh kekhawatiran. Xin Yun, yang biasanya pendiam, kali ini juga terlihat tidak sabar, seolah ingin mendengar jawaban dari mulut Xiaolin langsung.
Xiaolin menarik napas dalam-dalam, merasakan berat di dada. Beberapa detik berlalu sebelum dia akhirnya berbicara, memilih kata-kata dengan hati-hati. “Itu semua berawal dari saat kami memasuki hutan. Serigala roh itu menyerang kami... dan kami berlari, berusaha untuk bertahan hidup. Beberapa dari kami... mereka terluka parah, ada yang tak kembali." Xiaolin terdiam sejenak, kenangan pahit itu kembali mengusik pikirannya.
Namun, saat mereka menunggu lebih banyak cerita, Xiaolin melanjutkan, "Tapi saya... saya tidak tahu bagaimana, saya bisa menghindari serangan mereka. Ada seorang pria yang datang membantu saya. Dia menunjukkan jalan keluar dari hutan, mengarahkan saya ke tempat yang lebih aman."
Pendeta, yang tampaknya lebih tertarik pada keberadaan pria tersebut, bertanya dengan hati-hati, "Siapa dia, Xiaolin? Apa yang dia lakukan untuk membantu kamu?"
Xiaolin menatap mereka satu per satu. Ada keraguan dalam dirinya untuk menjelaskan lebih lanjut. Dia ingin sekali menceritakan semua yang terjadi—betapa pria itu aneh dan bagaimana dirinya merasa terhubung, namun dia sadar bahwa beberapa hal harus tetap disimpan dalam diam. Pria itu, dengan segala keanehannya, tidak bisa dia ungkapkan begitu saja. Xiaolin memutuskan untuk mengurangi detail yang bisa terlalu membingungkan mereka.
“Dia hanya... seseorang yang kebetulan ada di sana. Saya tidak tahu pasti siapa dia. Dia membantu saya, mengarahkan saya kembali ke desa dengan cara yang aman.” Xiaolin berusaha menutupi perasaan tidak nyaman yang muncul, dan matanya sejenak beralih ke cincin di jarinya. Cincin itu terasa semakin berat, seakan membawa beban rahasia yang tidak bisa diungkapkan.
Feng Dao mengangguk, meski masih terlihat ragu. "Tapi, Xiaolin... banyak yang sudah hilang. Mengapa hanya kamu yang kembali hidup? Apakah dia—pria itu—memberikan kamu sesuatu? Sesuatu yang bisa menjelaskan semua ini?"
Xiaolin menatap mereka sejenak, lalu menggelengkan kepala, berusaha untuk menenangkan ketegangan yang mulai tumbuh. “Tidak... hanya saja, saya merasa dia melindungi saya. Tapi, saya tidak bisa berkata lebih banyak. Itu saja yang bisa saya katakan.”
Pendeta dan Xin Yun tampaknya menerima penjelasan itu, meskipun ada banyak pertanyaan yang masih menggantung di udara. Mereka tak ingin terlalu memaksakan, tapi jelas ada kekhawatiran tersendiri pada mereka.
Sambil berbalik menuju pintu, Xiaolin merasa matanya tertuju pada cincin di jarinya. Tiba-tiba, dia teringat sesuatu yang terlupakan. Saat pria itu menggenggam tangannya, perasaan aneh menyelubunginya. Seharusnya, kutukan miliknya bisa melukai kekuatan spiritual yang dimilikinya seperti yang terjadi oleh korban sebelumnya. Sentuhan itu justru memberinya perasaan yang lebih kuat—sebuah getaran atau perubahan energi yang aneh.
Xiaolin merenung, bingung dengan perasaan itu. Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa dia merasa begitu tenang meski pria itu seharusnya berbahaya? Bukankah itu yang seharusnya terjadi jika seseorang seperti dia, dengan kekuatan jahat, menyentuhnya?
Namun, tatapannya kembali terfokus pada cincin itu. Kilauan merah yang menyilaukan hampir membuatnya lupa untuk meragukan perasaan dalam dirinya. "Apa maksudnya semua ini?" pikirnya, kebingungan semakin menggumpal dalam hati.
Melihat semua yang terjadi di depan matanya, Xiaolin merasa semakin terjebak dalam ketidakpastian. Tapi satu hal yang pasti—misteri ini akan membawa lebih banyak bahaya lagi, dan kali ini, dia tidak bisa lagi mundur.