John adalah seorang CEO yang memiliki perusahaan yang sukses dalam sejarah negara Rusia, Keeyara menikah dengan John karena perjodohan orang tua mereka. Pernikahan mereka hanya jadi bumerang bagi Keeyara, John sangat kasar kepada Keeyara dan dia sering menjadi pelampiasan amarahnya ketika John sedang kesal. John juga memiliki kekasih dan diam-diam menikahi kekasihnya itu, Arriel Dealova.
Istri kedua John seringkali cemburu kepada Keeyara karena ia memiliki julukan sebagai 'Bunga Lilac' karena memiliki wajah yang cantik yang selalu menarik perhatian para pemuda. Bulan demi bulan berlalu dan Keeyara mulai kehilangan emosi dan bahkan tidak merasakan apapun saat melihat John dan Arriel sedang menggendong bayi mereka di depan wajahnya. Hingga, beberapa deretan kejadian dan permasalahan membuat Keeyara mengalami kecelakaan yang sangat berat dan menyebabkan Keeyara meninggal dunia. Tetapi anehnya, dia kembali bangun pada tanggal 20 April 2022, tepat dihari pernikahan John bersama kekasihnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cakestrawby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15
Kai dengan tergesa-gesa turun dari mobilnya, bertekad untuk menghampiri Keeyara. Suara klakson mobil terdengar semakin nyaring setiap detiknya, namun Keeyara terus memaksakan diri berlari demi menghindari kejaran suaminya itu.
Pandangannya saat itu telah buram karena air mata yang tak tumpah, Keeyara melihat Kai yang sedang berlari menghampirinya dari kejauhan. Jantungnya berdebar-debar, merasakan campuran antara kelegaan dan ketakutan. Lega karena Kai ada di sana dan takut karena kemungkinan John masih mengejarnya dan membawanya pergi lagi.
Beberapa detik yang terasa seperti selamanya, Kai akhirnya menangkap Keeyara. Wanita itu langsung jatuh ke tanah karena kelelahan, kedua kakinya terasa begitu sakit dan linu. Disisi lain, Kai memeluk tubuh wanita itu, merasakan berat tubuhnya jatuh menimpanya. Kai pun menatap Keeyara dengan tatapan cemas dan khawatir, bagaimana ia bisa melihat wajah wanita itu yang samar-samar terlihat babak belur.
"Hei... Hei.. tidak apa-apa, aku disini." Kai berkata pelan, mencoba menenangkan wanita itu dari tangisan histerisnya.
Keeyara menggeleng kuat, menangis tersedu-sedu di pelukan laki-laki itu. Jelas sekali jika wanita itu ketakutan, telapak kakinya pun terlihat lecet karena terus berlari tanpa alas kaki. Kai yang melihat itu, segera menopang tubuhnya menggunakan kedua lututnya, ia pun melepaskan mantel tebalnya dan meletakkannya di atas kepala Keeyara, berharap mantel itu akan memberikannya ketenangan dan rasa aman.
"Tarik nafas saja, okay? cobalah tarik nafas dalam-dalam, kau sudah aman bersamaku." tuturnya, kembali memeluk Keeyara dengan lembut.
Keeyara terus menangis tak terkendali, laki-laki itu masih bisa merasakan tubuh Keeyara yang gemetar hebat karena merasa tertekan dan ketakutan, namun Kai memeluknya dengan erat, tangannya dengan lembut mengusap punggung Keeyara untuk menegaskan keberadaannya.
Sementara itu, John masih memperhatikan dari kejauhan, tatapannya tertuju kepada mereka berdua. Ekspresinya gelap dan penuh amarah, rahangnya pun terkatup rapat saat bertanya-tanya siapa laki-laki yang telah memeluk istrinya dengan begitu erat itu.
Entah telah berapa lama Keeyara tak sadarkan diri saat itu, Kai telah membawanya ke rumah sakit untuk memberikannya perawatan intensif. Di sana, keluarga Kai pun ikut berkumpul, menanyakan beberapa pertanyaan yang tidak langsung di jawab oleh laki-laki itu, setidaknya untuk saat ini.
Tak butuh waktu lama setelah William memanggil Dante, pria itu datang bersama Giya. Dengan penuh khawatir, Giya langsung memasuki kamar Keeyara tanpa mendengarkan terlebih dahulu penjelasan dari siapa pun. Tatapan Kai yang awalnya tertuju ke arah wanita itu kini beralih ke arah Dante yang hanya terdiam, memperhatikan kondisi putrinya dari balik kaca pintu kamar.
"Apakah anda tidak merasa khawatir sedikit pun?" pertanyaannya memecah keheningan di lorong tersebut, Dante segera melirik ke arah Kai yang sedang duduk di kursi.
"Apa yang terjadi?"
Kai tertawa tanpa humor. "Seharusnya anda tahu, karena Keeyara adalah putri anda." jawabnya yang membuat Dante mengepalkan kedua tinjunya.
Kai akhirnya bangkit, saat laki-laki itu hendak menghampiri Dante, langkahnya terhenti begitu James menahan pergelangan tangannya. Pria itu pun tersenyum tipis ke arah Dante, dengan tenang melangkah mendekatinya.
"Apakah anda tidak mengasihani anak anda sendiri?" James memulai, suaranya mengandung sindiran halus.
"Anda sendiri yang membawanya ke dunia ini, seharusnya anda menjaganya dan berada di sisinya untuk mendukungnya. Tetapi, jika anda bahkan tidak bisa menjaganya dengan baik, setidaknya jangan sakiti dia. Dan lihat apa yang anda lakukan sekarang?" Yona dan Victoria memperhatikan wajah Dante yang mengeras, entah itu karena menahan rasa malu atau kesal.
"Jika sudah seperti ini, bagaimana anda akan mengembalikan kepercayaannya kepada anda lagi? bagaimana anda akan mengobati luka di hatinya? Percayalah... memiliki seorang putri yang berbakat, cantik dan kuat seperti Keeyara adalah anugrah yang seharusnya tidak anda sia-siakan." lanjut James, ruangan itu semakin tegang. Sementara itu, Dante terus menghindari tatapan James, egonya sendiri merasa telah di injak-injak mendengar perkataan dari pria yang sebaya dengannya itu, dan ada rasa malu yang tidak bisa dia sembunyikan sepenuhnya dari orang lain. Tatapannya kembali menatap kaca, memperhatikan istrinya yang sedang merawat Keeyara yang masih belum sadarkan diri.
"Karena anda disini... saya akan memberitahu anda tentang pernikahan putri anda dengan putra saya. Tentu saja, setelah Keeyara bercerai dengan suaminya." entah itu Dante ataupun orang-orang yang sedang berkumpul di depan pintu kamar, mereka terkejut dengan perkataan James saat itu.
"Pernikahan?" tanya Dante bingung, keningnya mengerut halus.
"Ya, pernikahan Keeyara dan Kai. Bukankah begitu, Ibu?" James berbalik untuk menatap Ibunya, membuat Kai menahan nafas karena khawatir saat menunggu konfirmasi dari Neneknya itu.
Victoria terdiam, membenarkan kaca mata tebalnya. Dia tidak menunjukan ekspresi apapun. Beberapa detik kemudian, wanita tua itu berdehem. "Benar, dua bulan setelah Keeyara bercerai dengan suaminya, saya akan mengatur acara pernikahan yang mewah untuk mereka berdua." jawaban Victoria hanya membuat Kai tersenyum lega, di dalam hatinya ia begitu bahagia saat wanita itu akhirnya merestui pernikahannya.
Disisi lain, ekspresi Dante berubah gelap, ia sama sekali menentangnya. "Dan apa yang membuat anda berpikir jika saya akan memberikan anda izin untuk menikahkan putri saya dengan putra anda?" pertanyaannya membuat James tertawa.
"Oh ayolah, Dante... anak kita saling mencintai, kita harus memberinya restu-"
"Putramu mencintai putriku?" Dante tertawa mengejek, membuat kedua matanya menyipit, kedua tangannya pun kini menghilang di balik saku celananya. "Tolong jangan berbicara omong kosong, suaminya juga sangat mencintainya, jadi jangan ikut campur dalam urusan keluarga saya maupun putri saya."
"Apakah anda yakin?" pertanyaan Victoria seketika membuat kedua alis Dante terangkat, pria itu menatapnya.
"Anda masih terlihat sama, terlalu keras kepala hanya untuk mendapatkan apa yang anda inginkan. Anda hanya ingin semuanya berjalan sesuai dengan keinginan anda bukan? namun itu bukan caranya dunia bekerja, Dante Russo..." Victoria melangkah mendekati pria itu sehingga ia berdiri tepat di depannya.
"Apa maksudmu, Victoria?" mendengar perubahan bicara Dante, James maupun Elle mengerutkan keningnya, bertanya-tanya apakah mereka telah saling mengenal sebelumnya?
"Suami mana yang mencintai istrinya namun malah membenarkan perselingkuhan dan juga kekerasan dalam hubungan rumah tangga? pikirkan lah kebahagiaan putrimu sendiri. Bahkan kau sama sekali tidak bersalah dengan kematian mendiang istrimu, ya?" tanya Victoria, membuat otot-otot rahang Dante menegang.
"Jaga bicaramu, jangan berani-beraninya kau menceramahi ku tentang bagaimana aku membahagiakan putriku, kalian semua bersikap delusi dengan mengatakan hal-hal seperti itu. Pernikahan itu tidak akan pernah terjadi, bahkan putramu saja tidak layak masuk ke dalam keluargaku."
"Saya tidak berkhayal, saya serius. Saya bersedia menjalani cobaan apapun untuk membuktikan kelayakan saya menikahi putri anda." Kai kembali angkat bicara, ia bertekad tentang hal ini, bahkan mungkin sudah melupakan pengaturan yang telah Keeyara dan dirinya buat sejak awal.
"Kau pikir kau begitu tangguh, ya? Aku tidak akan membiarkan orang sepertimu menikahi putriku dan merusak hubungan rumah tangganya. Kau bahkan tidak selevel dengannya."
Wajah Kai membingkai senyum yang menawan, dengan baik ia mengontrol emosinya sendiri. "Tenang saja, kami akan menikah jika situasinya memungkinkan, dan tentu saja saat Keeyara telah bercerai dengan suaminya. Akan saya pastikan, pernikahan kami tidak akan merepotkan pihak manapun, terutama anda."
"Dan saya akan memastikan pernikahan ini menjadi acara paling mewah yang pernah ada di Rusia. Dan jujur saja, putri anda... dia pantas mendapatkan yang terbaik dalam hidupnya." Dante semakin kesal, urat-urat di wajahnya menonjol cukup jelas. "Dan anda tahu? Ayah saya pernah bilang jika seorang pengantin wanita membutuhkan pengantin pria yang pantas. Jadi, aku akan memastikan penampilanku juga sangat pantas untuk Keeyara, kami berdua akan menjadi bahan pembicaraan di kota ini dalam waktu yang cukup lama, ingat kata-kata saya." lanjut Kai sambil tersenyum tipis.
🤦🏻🤦🏻🤦🏻🤦🏻