Lanjutan kisah dari Cinta Beda Usia, Kisah baru dari Keisha Alvina Putri Pramuja, anak ketiga dari Evano dan Violetta.
Keisha mendapatkan pengkhianatan dari suaminya, Miko setelah mereka menikah selama dua tahun. Alasannya, karena Keisha belum juga memberinya seorang keturunan. Tidak ingin dimadu, Keisha memutuskan untuk menggugat cerai suaminya.
Setelah beberapa bulan berpisah dari Miko, Keisha bertemu kembali dengan sosok laki-laki bernama Arya Wiguna Atmaja. Dia adalah laki-laki yang menyukai Keisha sejak ia masih kecil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon echa wartuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Ketukan palu hakim menjadi tanda berakhirnya pernikahan Keisha dan Miko. Melihat kenyataan itu membuat air mata Keisha menetes bersama matanya yang terpejam.
Berakhir sudah.
Meksipun begitu ada perasaan lega di dalam diri Keisha. Dari pada harus menahan rasa sakit karena dimadu lebih baik berpisah.
"Mah ...." Keisha memeluk ibunya seraya menarik napas dalam-dalam, menahan perasaan sakit yang sedang dirinya rasakan.
"Sabar, Kei." Violetta membalas pelukan Keisha dan mengusap punggung anaknya.
"Aku harap kamu akan menyesal nantinya dengan keputusan kamu ini, Kei," ucap Miko.
Keisha melepas pelukannya, ia menoleh ke arah Miko yang tepat ada di sampingnya. "Aku akan menyesal jika aku terus bersamamu."
"Ngapain sih kamu kesal seperti itu, Mas? Biarkan saja dia. Lagipula tidak ada laki-laki yang mau menikah dengan dia nantinya. Siapa yang mau menikah dengan perempuan yang tidak bisa memberikan keturunan," hina Mayang.
"Mayang!" teriak Violetta.
Violetta mengayunkan tangannya, ia ingin menampar Mayang. Namun, Keisha mencegah ibunya dengan menahan tangan ibunya.
"Mah, jangan," cegah Keisha.
"Mama ingin sekali memberikan pelajaran pada perempuan ini, Kei," ucap Violetta.
"Jangan kotori tangan Mama dengan menyentuh dia." Keisha menatap tajam Mayang. Kebencian terhadap Mayang terlihat jelas di mata Keisha.
"Saya baru pertama kali bertemu dengan perempuan tidak tahu diri seperti kamu. Anak saya selalu membantu kamu dan menganggap kamu seperti saudaranya. Tapi apa yang sudah kamu lakukan untuk membalas kebaikan anak saya? Kamu hancurkan rumah tangganya!" ucap Violetta.
"Mah, sudah. Jangan buang-buang tenaga Mama untuk bicara dengan perempuan seperti dia. Dia memang tidak tahu diri," ucap Keisha.
"Dengar Mayang. Jangan berpikir menjalin hubungan setelah menyakiti orang lain itu akan bahagia," ucap Violetta.
"Kenapa kami tidak akan merasa bahagia. Sebentar lagi rumah tangga kami akan sempurna dengan kehadiran anak kami." Mayang mengusap perutnya yang masih terlihat rata untuk menyindir Keisha.
"Ayo, Mah, Pah kita pergi dari sini. Urusan kita dengan mereka sudah selesai," ajak Keisha yang langsung dianggukki oleh Violetta dan Evano.
*****
Babak perceraian Keisha dan Miko sudah selesai dua bulan yang lalu. Jangan mengira hati Keisha tidak sakit. Hatinya sangat sakit, dirinya mampu bertahan juga atas dukungan dari semua anggota keluarganya.
Selama dua bulan itu, Keisha menghabiskan waktunya untuk bekerja. Keisha membantu usaha keluarga serta membuka usaha barunya. Satu buah cafe berhasil Keisha buka dalam waktu yang sangat singkat.
Hari itu Keisha mengadakan grand opening di cafe pertamanya. Acara berjalan sangat lancar bahkan banyak pengunjung yang datang ke cafenya. Sampai pukul delapan malam, pengunjung di cafe tersebut belum juga surut.
Keisha melihat cafe dalam keadaan ramai. Ia juga melihat anak buahnya kewalahan melayani para pengunjung. Keisha akhirnya ikut turun tangan untuk membantu anak buahnya.
"Mba!"
Keisha melihat ada tamu yang mengangkat tangannya.
"Ya sebentar, Mas." Keisha berjalan lebih cepat untuk melayani tamu yang baru saja datang.
Ada dua laki-laki yang baru saja masuk dan duduk di salah satu meja di cafe. Dua orang laki-laki. Dari penampilannya Keisha tahu jika mereka bukan orang orang biasa.
Keisha berhenti tepat di samping dua laki-laki tersebut. Ia mendadak terpana melihat satu di antara dua laki-laki itu. Keisha melihat laki-laki itu bahkan tanpa berkedip.
Laki-laki memakai jas berwarna abu-abu dengan kemeja hitam di dalamnya. Dia lah yang nampak dominan dari laki-laki yang satunya. Rambut hitamnya terlihat sangat lembut, wajahnya sangat tampan dengan hidungnya yang mancung. Keisha tidak akan memungkiri jika laki-laki yang ada di hadapannya memanglah sangat tampan dengan penampilannya yang nyaris sempurna.
"Mba!"
"Eh, iya. Kalian ma-u pesan a-pa?" Keisha menjadi gagap karena kegugupannya.
Bukannya menjawab pertanyaan dari Keisha, laki-laki yang Keisha pandangi sebelumnya justru mengulurkan tangannya.
"Jika ingin berkenalan katakan saja secara langsung. Jangan memandangku seperti ingin melahapku," ucapannya.
Awalnya Keisha mengagumi sosok laki-laki yang ada di hadapannya. Namun, melihat raut wajah nakalnya membuat respon Keisha berubah biasa saja bahkan memandang laki-laki itu dengan tatapan datar.
"Mau pesan apa, Pak?" Keisha bertanya tanpa berniat menyambut uluran dari laki-laki yang ada di hadapannya.
"Arya Wiguna Atmaja," ucap laki-laki itu.
"Tidak ada menu dengan nama seperti itu di sini," ucap Keisha.
"Aku tahu, aku hanya memberitahukan namaku padamu," ucap Arya.
"Tapi saya tidak bertanya nama Anda," ucap Keisha.
Ternyata laki-laki ini sangat menyebalkan. Aku kira dia berwibawa dan dewasa seperti penampilannya. Tapi ternyata dia sama saja seperti laki-laki lain yang suka menggoda wanita.
"Hmmmmmp."
Keisha menoleh ke pria yang duduk di hadapan laki-laki bernama Arya. Terlihat laki-laki itu sedang berusaha menahan tawanya.
"Kamu berani menertawakan aku. Apa kamu lupa kalau aku ini atasanmu, Tio?" ucap Arya.
"Maaf. Aku sungguh tidak bisa menahan tawaku. Ini sangat lucu. Untuk pertama kalinya aku melihat perempuan bersikap tidak peduli padamu. Biasanya perempuan lain akan luluh hanya dengan melihat wajahmu saja," ucap Tio.
"Tapi coba lihat dia! Perempuan ini bahkan nampak tidak berminat sedikitpun padamu," ucap Tio.
Keisha melihat dua pria yang sedang berdebat di hadapannya secara bergantian. Bola matanya memutar, merasa jengah dengan perdebatan itu. Rasanya tidak ada gunanya dirinya ada di tempat itu.
"Maaf, sepertinya saya mengganggu kalian. Jika sudah selesai berdebat, kalian bisa panggil saya atau yang lain," ucap Keisha.
"Eh tunggu!" cegah Arya.
Keisha menghentikan langkahnya. Setelah menarik napas dan kembali menghembuskannya, Keisha kembali berbalik ke arah Arya.
"Ada apa? Apa kalian sudah memutuskan untuk memesan sesuatu?" tanya Keisha dengan menahan rasa kesalnya.
"Sepertinya aku pernah melihatmu, tapi di mana ya. Aku sedikit lupa," ucap Arya.
Ya Tuhan
Keisha merasa dirinya harus mengumpulkan semua kesabaran di dalam dirinya untuk menghadapai sikap pria yang ada di hadapannya.
"Maaf saya harus melayani tamu yang lain." Keisha ingin pergi lantas Arya memegang pergelangan tangan Keisha untuk mencegahnya pergi.
Keisha menghentikan langkahnya dan kembali menoleh ke arah Arya. Pandangannya seketika bertemu dengan pria itu.
"Aku pesan makanan yang paling spesial di sini," ucap Arya.
Syukurlah akhirnya dia memesan sesuatu. Jika tidak, aku akan kehabisan kesabaranku dan akan kupukul wajahnya dengan nampan.
"Baiklah, akan segera saya siapkan," ucap Keisha. "Tapi tolong lepaskan tangan saya."
"Maaf, aku tidak sengaja melakukannya." Arya melepaskan pergelangan tangan Keisha.
Keisha berjalan menjauh dari meja Arya. Langkahnya menuju ke pantry. Ia meminta pada koki di cafenya untuk menyiapkan pesanan Arya dan anak buahnya.
Sampai di pantry Keisha melihat tiga koki handalnya sedang sibuk. Keisha memutuskan untuk memasak sendiri menu spesial yang ia sediakan di cafenya. Beruntung semua menu di cafenya adalah kreasinya, membuat Keisha tahu bagaimana menyiapkannya.
Keisha memakaikan celemek ke tubuhnya dan mulai menyiapkan apa saja untuk membuat salah satu menu spesial di cafenya. Tidak berselang lama dua porsi steak daging lengkap dengan sayuran selesai Keisha buat.
"Sudah selesai." Keisha menatap dengan bangga makanan yang baru saja dibuatnya.
"Dengan ini, pria menyebalkan itu akan segera pergi dari sini." Keisha membawa sendiri dua porsi steak daging ke meja yang Arya.