Ketulusan Cinta Salwa

Salwa berjalan menyusuri jalan raya dengan kondisi masih menangis. Salwa pergi dengan membawa sejuta luka. Salwa bahkan tidak membawa sepeser uang pun. Sekarang tujuan Salwa hanya mencari tempat tinggal dan pekerjaan.

Salwa berjalan cukup jauh, Dia sampai di blok B tempat nya kos dulu. Salwa tak merasakan pegal atau sakit di kaki nya padahal Dia sudah berjalan sangat jauh. Sakit hatinya membuat semua anggota tubuh nya seakan mati rasa karna terkalahkan dengan sakit di hatinya.

Salwa berharap ibu kos yang dulu selalu baik pada Salwa akan membantu nya lagi. Salwa sudah berada di depan rumah ibu kos.

Tok Tok

"Assalamualaikum " ucap Salwa sambil mengaetuk pintu

"Waalaikumsalam " pintu terbuka oleh ibu kos yang dikenal dengan sebutan ibu Ratna.

"Ya Allah Salwa. Ini beneran kamu Salwa?" tanya Ibu Ratna kaget dan tak percaya

"Iya Bu ini Salwa" Salwa menyalami ibu Ratna

"Apa yang terjadi padamu Salwa?" tanya Ibu Ratna penasaran melihat penampilan Salwa yang memprihatin kan.

Salwa hanya tersenyum getir dengan mata yang sudah berkaca kaca. Ibu Ratna menatap manik hitam mata Salwa lekat lekat. Terlihat banyak luka yang di rasakan Salwa dari matanya sudah terlihat kesedihan yang terpancar disana. Tidak ada kebahagiaan yang terpancar di mata Salwa.

"Masuk dulu Nak" ajak Ibu Ratna sambil memapah Salwa untuk masuk ke dalam rumah nya.

Setelah mereka duduk di sofa ruang tamu. Ibu Ratna segera mengambilkan minum untuk Salwa.

"Minum dulu biar kamu tenang" kata Ibu Ratna menyerahkan segelas air putih

Salwa menerimanya dan langsung meminum nya sampai habis. Tenggorokan nya terasa kering mengingat Dia berjalan kurang lebih 2 Km tadi.

"Sekarang ceritakan semuanya pada Ibu. Apa yang sebenarnya terjadi dengan mu Salwa?" tanya Ibu Ratna mengelus kepala Salwa yang tertutup hijab

Salwa hanya menunduk menahan sesak di dadanya jika mengingat kisah hidupnya selama ini.

Salwa pun menarik nafas nya dalam lalu menghembuskan nya. Salwa sudah tidak sanggup menanggung beban ini sendiri. Mungkin dengan bercerita pada Ibu Ratna Salwa akan merasa lebih tenang.

Salwa pun akhirnya menceritakan semuanya. Tentang biaya operasi adiknya hingga Dia di paksa menikah dengan Satya sampai Satya mengusirnya karna menuduh Salwa selingkuh bersama ayah nya sendiri. Salwa menceritakan nya tanpa ada yang terlewatkan satu pun.

Ibu Ratna sampai menangis mendengar cerita Salwa yang sangat menyakitkan bagi siapa saja yang mendengar kan nya. Selama ini Ibu Ratna hanya tahu kisah ibu Salwa dan ayah nya yang selalu menyiksa mereka. Salwa pindah dari kosan ketika Ibu Ratna berada di luar kota untuk mengunjungi anak nya. Jadi Ibu Ratna tidak tahu tentang Syaida yang kecelakaan.

"Sekarang kamu tinggal disini saja Salwa" kata Ibu Ratna mengusap kepala Salwa yang masih menundukan kepalanya.

"Salwa boleh kos lagi di tempat Ibu? Tapi untuk saat ini Salwa tidak punya uang untuk bayar DP nya dulu" kata Salwa menghapus air matanya

"Kamu tidak perlu kos Salwa. Kamu tinggal saja disini bersama Ibu. Kamu kan tahu Doni anak bungsu Ibu kuliah di luar kota. Jadi Ibu kesepian disini" kata Ibu Ratna tersenyum hangat

Salwa terharu dengan kebaikan Ibu Ratna padanya dari dulu sampai sekarang selalu saja membantu nya. Salwa semakin yakin kalau Allah memang selalu memberi jalan dalam setiap masalah yang hambanya hadapi.

"Ayo, biar Ibu antar ke kamar kamu" Ibu Ratna berjalan menuju kamar diikuti Salwa

Salwa kini sudah berada di dalam kamar yang dulu di tempati Doni anak bungsu Ibu Ratna. Terlihat banyak barang barang pria di kamar nya seperti gitar, poster poster band metall. Salwa hanya tersenyum melihat barang barang milik Doni.

Salwa ingat betul bagaimana nakal nya Doni waktu SMA. Salwa sampai suka ikutan turun tangan untuk menasehati Doni karna Ibu Ratna sudah tidak sanggup lagi dengan Doni yang selalu berulah.

Salwa merebahkan tubuhnya di tempat tidur dengan tangan mengelus perut nya. Salwa merasa ada yang mengalir dari lubang hidung nya. Salwa segera mengambil tisu di meja kecil samping tempat tidur. Salwa melihat tisu yang sudah berubah menjadi warna merah itu.

"Kuatkan lah hamba Ya Allah. Hamba hanya ingin melahirkan dan membesarkan anak dalam kandungan hamba ini. Berilah hamba kekuatan dan kesembuhan. Karna hanya engkau lah maha penyembuh dan maha segalanya Ya Allah. Amin" doa Salwa sambil terus mengelus perut nya yang masih rata

Salwa merebahakan kembali tubuhnya yang terasa sangat lelah. Lelah batin dan lahir yang Salwa rasakan.

'Semoga kau bahagia bersama wanita yang kamu cintai Mas' batin Salwa lalu memjamkan matanya dan mulai memasuki alam mimpi.