NovelToon NovelToon
Bukan Gadis Biasa

Bukan Gadis Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Keluarga
Popularitas:23.6k
Nilai: 5
Nama Author: emmarisma

Leona Subroto tinggal di sebuah perkampungan kumuh, Dia dikenal sebagai bu guru yang baik hati. Orang-orang di sekelilingnya tidak ada yang tahu siapa dia. Sampai suatu hari pertemuannya dengan pria kaya bernama Abizar membuat semua tabir hidup Leona terungkap. Bagaimana kehidupan Leona ke depannya? Simak Selengkapnya di sini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20. Kedatangan Abizar

"Sudahlah, Sayang. Jangan marahi mereka," ucap Kakek Wira sembari mengusap bahu istrinya.

"Kamu juga. Ini semua salahmu. Kamu mendidik mereka tidak benar. Kasihan cucuku perempuan. Dia juga pasti menginginkan kehidupan biasa yang dijalani oleh para gadis di luaran sana."

Leona menunduk, melipat bibirnya ke dalam. Dia merasa tidak dapat menahan tawanya. Sejak dulu nenek Welas selalu membelanya. Dia adalah pahlawan bagi Leona.

"Bu sudah, mereka mungkin tidak sengaja melakukan itu," kata Sabiru.

"Kamu juga, Biru. Harusnya sebagai paman tertua, kamu mengingatkan semuanya untuk bersikap biasa saja. Apa kalian pikir aku tidak tahu? Setiap ada laki-laki yang mendekati Leona, kalian selalu diam-diam mendatangi mereka dan mengancam mereka. Kamu juga pasti tahu kan, Biru?"

Semuanya menunduk, kecuali para menantu di keluarga Subroto. Mereka semua tersenyum puas. Jika ibu mertua mereka sudah berbicara, dia bisa membungkam seluruh keturunan Subroto yang tidak masuk akal itu.

Semuanya tidak ada yang berani bicara, menyela nenek Welas, tapi saat melihat wajah orang-orang menjadi tidak berdaya, Leona secara inisiatif mengusap tangan neneknya.

"Nenek, sudah jangan marah."

"Kamu bisa ikut tinggal dengan nenek kalau mau. Nenek akan bebaskan kamu menemui siapapun pria yang menurutmu menarik. Bagaimana?"

"Bu!"

"Nek!" Suara protes tiba-tiba serentak bergema.

Nenek Welas tertawa mencemooh, "Lihatlah kalian! Sebegitu tidak relanya kalian melihat Leona bahagia? Aku curiga kalian ini sebenarnya tidak terlalu menyukai Leona.

"Sayang," kakek Wira berbicara dengan lembut. Dia juga khawatir akan menjadi sasaran kemarahan istri tercintanya.

"Kamu juga. Jangan terus menyesatkan keturunanmu. Tuhan mungkin enggan memberi keturunan perempuan di keluarga ini karena sikap kalian yang buruk."

Nenek Welas mengusap kepala Leona, "Jangan pedulikan saudaramu dan ayahmu. Makanlah buburnya selagi hangat. Nenek ingin ke kamar untuk beristirahat," ucap nenek Welas seraya mengusap rambut panjang Leona, gadis itu menggangguk patuh.

"Sayang, tunggu." Kakek Wira menyusul istrinya yang berjalan tergesa-gesa. Mama Wulan sebenarnya ingin membantu ibu mertuanya, tapi melihat isyarat matanya, dia akhirnya mengurungkan niatnya.

"Sudah, sebaiknya kalian bubar. Biarkan Leona beristirahat," kata Mama Wulan. Dia melirik Suaminya dan lalu mendengus. Semuanya bubar dengan wajah cemberut, kecuali para menantu perempuan tentunya.

"Sana kamu tanya bapak, apa rencananya ngumpulin mereka semua disini?"

"Ga ada, Ma. Bapak memang mau semua anak cucunya berkumpul."

"Mau sampai kapan? Kalian ga ada niatan kerja? Perusahaan aman kalian tinggal lama-lama?"

"Semuanya pasti udah diperhitungkan mereka, Ma. Mereka kan juga jarang ke sini."

"Terserah papi, yang jelas mulai sekarang jangan batasi Leona mau dekat dengan siapa."

Papi Sabara tidak menanggapi ucapan istrinya kali ini. Meski dia kepala keluarga di rumah ini, tapi soal otoritas, dia kalah. Dia terlalu mencintai istrinya sehingga dia tidak sampai hati untuk menolak semua permintaan istrinya. Meski terkadang permintaannya selalu bertolak belakang dengan hati kecilnya, seperti saat ini.

Sudah tiga hari berlalu, semua sepupu dan para tetua sudah kembali ke tempat tinggal masing-masing, hanya nenek Welas dan kakek Wira yang tetap tinggal, karena mereka ingin menghabiskan waktu dengan cucu perempuannya.

Leona telah sembuh dua hari yang lalu. Dia sekarang sedang bersiap untuk pergi menemui sahabatnya Lisa. Keduanya sudah janjian kemarin.

"Nanti usahakan jangan terlalu malam pulangnya. Atau biar pak Supri aja yang anterin kamu, Sayang," kata mama Wulan sembari berjalan mengikuti Leona.

Leona berbalik dan menatap mamanya sambil tersenyum hangat. "Leona udah janji, kan, sama mama, kalau Leona ga akan kabur kaburan lagi. Jadi please, Leona mau sendiri aja, boleh?"

Mama Wulan memandangi putrinya cukup lama sebelum akhirnya mengangguk dengan enggan. "Ya, sudah."

"Kalau begitu, aku pamit, ya, Ma."

Leona segera mencium pipi mama Wulan dan langsung pergi begitu saja. Dia takut ibunya akan cepat berubah pikiran.

Leona pergi ke garasi di mana ada supir mamanya yang sedang memanasi tunggangan Leona.

"Makasih ya pak Supri udah manasin motor Leona."

"Sama-sama, Non. Saya juga seneng bisa bantu, Non Leona."

Leona mengambil helm fullface berwarna merah yang ada di etalase, lalu memakainya. Gadis itu segera menaiki tunggangannya. Pak Supri selalu menatap nona mudanya dengan takjub. Bagaimana wanita yang berpostur kurus ini bisa menahan bobot motor sport yang luar biasa berat.

"Pergi dulu ya, Pak." Leona langsung menggeber motornya keluar dari garasi. Suara deru motor Leona membuat nenek Welas merasa cemas.

"Kenapa kamu biarkan dia naik motor besarnya?"

"Bu, Kita kan sudah sepakat untuk memberikan kebebasan pada Leona."

"Ya, tapi soal motor itu ...."

"Kita do'akan saja, dimana pun Leona berada dia akan selalu dijaga keselamatannya oleh Tuhan."

Mama Wulan tersenyum tipis sebelum akhirnya meninggalkan ibu mertuanya. Meski dari luar mama Wulan bisa menerima semuanya, tapi sebenarnya dalam hati dia masih memiliki kekhawatiran pada Leona.

***

Tiba di sebuah resto, tempat Leona dan Lisa janjian, Leona memarkirkan motor sport nya dengan gaya elegan. Banyak pasang mata menatap ke arah gadis kurus itu dengan terpesona.

Leona mengeluarkan ponselnya dan mengirimi Lisa pesan untuk menanyakan, apakah dia sudah sampai atau belum. Leona berjalan sembari menatap layar ponselnya dan sama sekali tidak memperhatikan jalan, lalu tak lama kemudian ....

BRUG!!

"Eh, sorry, sorry." kata Leona sembari memungut ponselnya yang jatuh.

Saat Leona menunduk untuk meraih ponselnya, dia mengernyit melihat sepatu pantofel mengkilap milik seorang laki-laki. Mau tak mau, Leona langsung mendongak.

"Kamu!" Leona menunjuk wajah pria di hadapannya dengan muka kaget yang tidak dibuat-buat dan itu tampak menggemaskan di mata Abizar. Sepertinya keduanya sedang mengarah ke tempat yang sama.

"Kamu tidak apa-apa?" Suara serak dan seksi Abizar membuat Leona merinding seketika.

Leona menegakkan tubuhnya dan menjawab, "A-aku ba_baik," kata Leona tergagap. Abizar hanya tersenyum tipis sebelum akhirnya meninggalkan Leona dalam keadaan linglung.

Leona menghela napas panjang dan lalu masuk ke kafe. Sementara itu, tadi setelah Abizar meninggalkan Leona, dia sempat melirik Leona lewat pantulan cermin di kafe tersebut. Abizar hampir tertawa melihat wajah linglung Leona.

Abizar duduk di sudut pojok dekat dengan jendela. Sebenarnya dia ingin memastikan jika Leona juga masuk ke dalam kafe. Tak lama Leona masuk ke dalam kafe, tapi dia memilih tempat duduk yang paling jauh dengan Abizar. Rasanya dia sedikit canggung setelah lama tidak bertemu dengan pria itu.

Cih, dulu katanya akan menjadikan aku miliknya, tapi tadi dia sepertinya tidak mengingatku. Memang dasar lelaki buaya. Gerutu Leona dalam hati.

Leona melihat jam di pergelangan tangannya. Dia lantas menyentuh layar ponselnya untuk melihat apakah Lisa membalas pesannya atau tidak. Dia menghela napas kesal. Seperti biasa, Lisa pasti datang terlambat. Leona pun akhirnya memilih menunggu dan memesan segelas minuman dingin.

Abizar sejak tadi terus menatap Leona. Dia tak tahan menjauhi gadis itu, akhirnya tanpa berpikir panjang, Abizar berdiri dan berjalan menghampiri meja gadis itu.

Namun, sebelum Abizar mencapai mejanya, seorang laki-laki tiba-tiba duduk di depan Leona. Dia mengacak rambut gadis itu sambil tertawa. Abizar seketika mengepalkan tangannya.

"Beraninya dia!"

1
Abil Dafiza
hduh pasti ema nya c abidzar...
nyaks 💜
waduh manusiakah??
Noey Aprilia
Haduuuhh....
Spa pula yg dtng tu???
yg pnya mbil aja sntai aja,ni mlah ngjak ribut....mnta d hjar kya'nya....
Danny Muliawati
keren cerita nya
nyaks 💜
kasian kali kau Abi 🤣🤣
Dewi kunti
teruslah berjuang
Noey Aprilia
Tiap ktmu,pst kna bogem....nsibmu y abi...berat lh prjuangnmu....
Ainisha_Shanti
kuatkan mental mu abu jika nak masuk dalam keluarga subroto
Ainisha_Shanti
pasti abang nya lisa
Dewi kunti
yuk maju lg Bi,bisa kok
jaran goyang
һᥲȷᥲr gᥲskᥒ ᑲg... ᑲᥒ𝗍іg kᥒ...🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣ᥒᥱ᥊𝗍
jaran goyang
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️
jaran goyang
ȷძ᥆һ kᥙ
jaran goyang
rskᥒ 𝗍ᥙ
sella surya amanda
lanjut kak
Noey Aprilia
Hjar aja smp bbak belur,trs leona bkln mkin sbl sm km y abi....
sunshine wings
Betul nek.. 👍👍👍👍👍
🥰🥰🥰🥰🥰
nyaks 💜
aku padamu Nek 🫰😘😅
Noey Aprilia
Tuuhhh.....
udh d ksih tau y.....jgn smp leona kbur lg krna trllu trkekang....lgian mau smp kpn cba????msa msti jmblo trs...
Dewi kunti
Leona stres karena keluarga🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!