NovelToon NovelToon
Tawanan Tuan De Santis

Tawanan Tuan De Santis

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Identitas Tersembunyi / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Komalasari

Damien De Santis merupakan pembuat senjata dengan spesifikasi luar biasa. Dia jadi pemasok beberapa organisasi mafia Italia. Namun, dirinya dibuat jengkel, saat berurusan dengan Patrizio Mazza. Damien yang hilang kesabaran memutuskan menghabisinya, kemudian membawa pergi adik tiri pria itu yang bernama Crystal Guida Mazza.

Crystal dijadikan tawanan, hingga rahasia besar tentang gadis itu mulai terkuak. Damien bahkan rela melindungi, setelah mengetahui jati diri Crystal yang ternyata akan sangat menguntungkannya.

Siapakah sosok Crystal? Mengapa dia jadi incaran mafia lain? Lalu, apa alasan Damien mati-matian melindungi gadis itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Komalasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Strange Night

Damien menggeleng samar, lalu tersenyum sinis. Tatapannya terus mengikuti tangan Crystal, yang bergerak perlahan dari dada ke perut.

"Apa yang akan kau lakukan pada mayat Nyonya Eleanor?" tanya Crystal, setengah berbisik.

"Kau pikir apa?" Damien balik bertanya, dengan nada cukup sinis.

Crystal tetap tersenyum menanggapinya. "Aku pernah melihat anak buah Patrizio mengeksekusi seseorang, di dekat gudang belakang rumah. Apa yang mereka lakukan sangat mengerikan."

Damien memicingkan mata. "Seperti apa?" tanya pria itu, pelan dan dalam.

Crystal menatap aneh Damien, setelah menghentikan gerak tangannya. Sesaat kemudian, gadis itu mengedarkan pandangan ke sekeliling dapur. Dia berjalan ke dekat saklar, lalu menyalakan lampu.

Tanpa diduga, Crystal mengambil pisau daging. "Seberapa tajam benda ini?" tanyanya, seraya berbalik menatap Damien.

"Coba saja sendiri," jawab Damien datar. Dari ucapan yang dilontarkan terhadap Crystal, sepertinya Damien sudah paham akan maksud gadis cantik itu.

"Tentu." Crystal tersenyum, kemudian berlalu dari hadapan Damien. Dia melangkah anggun kembali ke dekat kandang anjing, sambil membawa pisau daging yang berkilat terkena dalam keremangan cahaya lampu tempel sepanjang koridor.

Crystal berdiri beberapa saat, sambil memperhatikan jasad Eleanor yang sudah terbujur kaku. Gadis itu tersenyum kecil, kemudian menurunkan tubuh.

"Jadi, kau adalah mata-mata Saviero Mazza?" Crystal meraba lengan Eleanor. "Ketahuilah. Aku sangat membenci pria itu"

Crystal terus bicara sendiri, sambil menempelkan mata pisau ke siku Eleanor. Dia seperti tak terbebani, saat melakukan aksi keji terhadap jasad wanita paruh baya tersebut. Gadis cantik itu justru begitu tenang, bahkan tak menyadari kehadiran Damien yang mengawasinya dari jarak beberapa meter.

Damien memicingkan mata, menyaksikan apa yang Crystal lakukan. Damien tak menyangka, gadis itu bisa bertindak brutal. Dari sana, dia mulai memikirkan sesuatu. "Kau seorang psikopat, Crystal," gumam pria tampan tersebut, seraya berjalan mendekat.

Damien langsung memberikan kantong sampah pada Crystal. "Apa kau ingin melihat anjing kesayanganku?" tanyanya.

Crystal menoleh, lalu tersenyum. "Biarkan aku mencuci tangan terlebih dulu." Gadis itu berlalu meninggalkan Damien, yang terpaku menatap beberapa potong daging di lantai. Bagi sebagian orang, itu merupakan pemandangan yang teramat mengerikan.

Beberapa saat kemudian, Damien dan Crystal sudah berada di bagian lain halaman belakang. Di sana, ada sebuah bangunan berukuran tidak terlalu besar, dengan dinding berperedam.

“Cyrus!” panggil Damien cukup lantang.

Tak berselang lama, muncul seekor anjing berukuran besar yang merupakan ras Kangal. Raut wajah hewan itu tidak bersahabat, saat menatap ke arah Crystal.

“Tenanglah, Kawan,” ucap Damien. Sepertinya, dia lebih dekat dengan anjing itu dibanding keempat anjing yang berada di kandang lain. “Kuharap, kau lapar,” ucap pria tampan tersebut, seraya menoleh pada Crystal yang terpaku memperhatikan anjing peliharaan Damien.

Beberapa saat kemudian, Damien dan Crystal keluar dari bangunan tadi. Mereka melangkah berdampingan, kembali ke dalam rumah.

“Apa yang harus kulakukan sekarang?” tanya Crystal. Rasa kantuk gadis itu sepenuhnya sirna, setelah apa yang dilakukannya tadi.

“Kau sudah pernah bertemu dengan Saviero Mazza. Artinya, kau mengetahui ciri-ciri pria itu.” Sama seperti Crystal, Damien pun kehilangan rasa kantuknya.

Crystal menggumam pelan, lalu duduk tak jauh dari Damien. “Saviero Mazza.” Gadis itu menggeleng pelan. “Harus kuakui, dia adalah pria yang sangat tampan, gagah, dan ….” Crystal menggigit bibir bawahnya. “Kurasa, dia jauh lebih ramah dibanding dirimu,” terannya pelan.

“Lebih ramah?” ulang Damien, seraya memicingkan mata. Dia mencoba mencerna ucapan gadis itu.

Crystal tertawa renyah. “Ya. Ramah.” Mata biru gadis cantik tersebut mengerling nakal. “Dia lebih sering tersenyum dibanding kau, Tuan.”

“Omong kosong.” Damien menatap tak suka.

“Seperti itulah kenyataannya.” Crystal kembali tersenyum, lalu menunduk. Dia memperhatikan bercak darah yang mengotori pakaian. “Kau akan membiarkanku berpakaian seperti ini, setelah diriku membantu menyingkirkan mayat Nyonya Eleanor?”

Damien menatap sesaat, kemudian beranjak dari duduk. Dia berlalu menuju kamarnya, dengan diikuti Crystal.

Setelah tiba di kamar, Damien langsung mengambil T-shirt dari lemari. Dia melemparkannya pada Crystal, yang sigap menangkap.

“Kamarmu sangat nyaman, Tuan De Santis,” ujar Crystal, seraya berjalan mendekat. Gadis itu meletakkan T-shirt yang Damien berikan di kasur. “Aku ingin ke kamar mandi.”

Tanpa banyak bicara, Damien membukakan pintu kamar mandi. Dia menatap lekat Crystal, yang terlihat sangat berbeda malam itu. “Jika sudah selesai, cepatlah keluar. Aku ingin ke kamar mandi,” ucapnya, seraya menutup pintu.

Tak berselang lama, Crystal muncul dengan wajah yang terlihat lebih segar. Dia melangkah ke dekat tempat tidur, tanpa memedulikan Damien yang melintas di sebelahnya.

Crystal terpaku beberapa saat, hingga terdengar suara pintu yang dibuka perlahan. Gadis itu tersenyum, kemudian melepas pakaian bersamaan dengan Damien yang muncul dari kamar mandi.

Crystal seperti sengaja menggoda Damien dengan kemolekan tubuhnya. Dia menoleh, menatap penuh tantangan pada pria yang tengah memperhatikannya.

Sementara itu, Damien awalnya hanya terpaku. Setelah beberapa saat, dia melangkah gagah ke hadapan Crystal, yang masih menatapnya dengan sorot penuh makna.

“Crystal,” sebut Damien, pelan dan dalam. Tangannya terulur menyentuh pipi gadis itu, kemudian menelusup ke belakang leher. “Kau berhasil menggodaku,” ucapnya, seraya mendekatkan wajah, hingga bibir mereka saling bersentuhan. Akan tetapi, Damien seakan ragu untuk menikmati lebih dalam lagi.

“Cium aku,” pinta Crystal, yang justru lebih dulu tergoda.

1
Aurizra Rabani
kyanya ada yang sengaja nabrak deh
Aurizra Rabani
pinjamin cd mu atuh ceu, kasian tar masuk angin 🤣🤣🤣
Anellakomalasari: 𝚃𝚎𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚔𝚎𝚛𝚊𝚖𝚊𝚝, 𝙼𝚊𝚔
total 1 replies
Aurizra Rabani
lanjut
Aurizra Rabani
Eleanor patuh nya kebangetan
Aurizra Rabani
crystal ngompol haist pesing dong 🤭
Anellakomalasari: 𝙳𝚒𝚝𝚊𝚑𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚑𝚊𝚢𝚊, 𝙼𝚊𝚔. 𝙱𝚎𝚋𝚊𝚜𝚒𝚗 𝚊𝚓𝚊
total 1 replies
Aurizra Rabani
wow bab awal sudah berdarah darah,...
Titik pujiningdyah
jangan2 isinya bumbu dapur
Aurizra Rabani: itu alat cukur bu
Anellakomalasari: 𝚂𝚎𝚙𝚎𝚛𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚝 𝚊𝚕𝚊𝚝 𝙺𝙱, 𝙼𝚊𝚔
total 2 replies
Titik pujiningdyah
aiiih!!!
Shanty Yang
masuk dalam antrian daftar baca dulu ya thor 🥰❤️😘
Anellakomalasari: 𝚂𝚒𝚊𝚙, 𝙺𝚊𝚔
total 1 replies
Titik pujiningdyah
asal gk dijadikan santapan buaya masih aman
Dunia hiburan
Luar biasa
Anellakomalasari: 𝚃𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊 𝚔𝚊𝚜𝚒𝚑, 𝙺𝚊𝚔
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!