Skandal Mr. Mafia

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Nicolas bersama empat anak buahnya akhirnya memulangkan Nathania ke Apartemen miliknya, sesuai tempat di mana mereka menculik wanita itu kemarin.

"Masuklah Nona, Kami harus kembali!!" Ucap Nicholas setelah memastikan Nathania pulang ke apartemen nya dengan aman.

"Tunggu dulu!! Bisakah aku meminta tolong padamu?" Ucap Nia penuh harap.

Nicholas yang sudah terlanjur ingin masuk ke dalam mobilnya, akhirnya kembali menoleh menatap Nathania. "Apa yang anda inginkan? apakah anda mulai berubah pikiran?"

"Sembarangan," Bentak Nathania dengan nada kesal. "Sudah ku katakan jika aku tidak butuh tanggung jawabnya, jadi katakan pada Tuan-mu itu untuk tidak usah Khawatir!" Ucap Nathania dengan angkuh.

Lagi-lagi Nicholas di buat memutar bola matanya malas saat melihat tingkah sombong Nathania. "Baiklah, lalu anda membutuhkan apa?"

"Katakan pada Tuan-mu aku membutuhkan bantuannya untuk membawa Gladys Kabur!"

Nicholas terbelalak, Meskipun terkejut pada akhirnya ia mengangguk setuju karena ia tidak mau lebih lama bersama dengan Nathania. Menurutnya berdebat dengan seorang wanita hanya membuang-buang waktu berharganya saja.

"Baiklah, kapanpun anda membutuhkan bantuan kami, silahkan hubungi nomer ponsel ku atau langsung ke tuan Revaldo saja juga boleh!"

Setelah mengatakan itu, Asisten Nicholas memutuskan untuk segera pergi.

Sedangkan Nia, Wanita itu kini menatap sendu kepergian Mobil yang tadi sempat mengantarkannya kembali. Entah kenapa hatinya merasa sesak setelah mendengar jika Revaldo Mahendra berkata akan benar-benar mundur dan tidak akan memperjuangkan dirinya lagi.

******

Empat tahun kemudian,

Seorang perempuan tengah berjalan di pinggir jalan sendirian dengan tatapan mata kosong. Wanita itu seolah menyiratkan keputusasaan dari sorot matanya saat ini.

Tanpa sadar wanita itu berjalan menuju ke arah tengah jalan, hingga kesadarannya mulai kembali setelah Sorot lampu mobil mengenai wajahnya. Namun sayang, Agaknya wanita itu terlambat untuk menghindar dan berakhir tertabrak hingga terpental cukup jauh dari tempatnya tadi.

BRAK

Semua orang pun panik, lalu segera memanggil ambulans untuk membawa tubuh Nia ke rumah sakit. dan kebetulan rumah sakit itu adalah rumah sakit milik Revaldo Mahendra.

Nicholas yang harus saja keluar dari ruangannya untuk menuju ke ruang operasi, di buat terkejut saat melihat tubuh seorang wanita tengah tergeletak tak sadarkan diri di atas Brangkar rumah sakit. "Bukankah itu.... " Nicholas tak melanjutkan Ucapannya, pria itu memilih berlari agar segera tiba di depan ruang operasi.

Ternyata, pasien gawat darurat akibat kecelakaan adalah Nathania Collins Haditama. Wanita kedua yang sudah menambah luka hati Tuan Revaldo Mahendra akan cinta.

Sesampainya di ruang Operasi, Revaldo masuk dengan Tenang tanpa terusik melihat siapa pasien yang saat ini tengah Nia tangani. Berbeda dengan Nicholas yang sesekali melirik Tuannya guna memastikan jika sang Tuan Baik-baik saja.

"Gunting," Pinta Valdo sembari mengulurkan tangannya ke pada Nicholas.

Hal itu sontak membuat Nicholas tersadar hingga terburu-buru memberikan Gunting itu ke pada Tuannya.

Hingga dua jam lamanya, Akhirnya mereka berhasil menyelamatkan Nyawa Nathania yang sudah kehilangan banyak darah sejak di bawa ke rumah sakit itu.

Setelah memastikan Kondisi pasiennya sudah stabil, Dengan segera Revaldo keluar dari ruang Operasi. Namun sebelumnya ia memerintahkan Perawat untuk memindahkan Tubuh Nathania ke ruang ICU untuk perawatan intensi.

Kini Pria itu sudah kembali ke dalam Ruangannya, Namun setelah berhasil menutup pintu Revaldo reflek menjatuhkan Tubuhnya ke atas lantai dengan wajah tertunduk. pria berwajah tampan itu seolah tengah merenungkan sesuatu saat ini, sesuatu yang mengingatkannya pada kejadian empat tahun yang lalu.

Kejadian di mana ia melihat kesedihan yang mendalam di kedua mata Nathania, Hingga memutuskan menyerahkan diri padanya. Dan lagi saat ini, Ia mendengar dengan jelas jika Wanita itu berdiri di tengah jalan pada saat kejadian. Entah se-putus asa apa wanita itu hingga membuatnya berencana untuk bunuh diri.

Tok Tok Tok

"Tuan," Panggil Nicholas setelah mengetuk pintu, namun ia tidak bisa membukanya karena ada tubuh Revaldo yang menghalanginya untuk mendorong pintu itu.

Valdo bangkit dan berjalan ke arah meja kerjanya, sehingga Asisten Nicholas bisa masuk ke dalam ruang kerjanya saat ini.

Kini asisten pribadi Revaldo Mahendra itu nampak sudah berdiri di samping meja kerja Tuannya. "Pasien atas nama Nathan ia Collins Hadi taman, sudah di pindahkan ke Ruang isolasi tuan." Ucapnya sembari meletakkan Berkas-berkas pasien yang harus di lihat oleh Atasannya itu.

Valdo tak bergeming, Pria itu masih duduk diam sembari menatap kosong ke arah langit-langit Ruang kerjanya. "Jadi, apa kau sudah menyelidiki apa yang Sudan terjadi pada Wanita itu beberapa tahun belakangan? Apa yang menyebabkan dirinya nekat ingin mengakhiri hidupnya?"

"Belum tuan, Tapi saya masih berusaha untuk menggali informasi dari orang-orang yang ada di sekitarnya. Jika sudah terkumpul nanti, saya akan segera memberikannya kepada Tuan!"

"Bagus, cari tau sedetail mungkin hingga tidak ada satupun yang terlewatkan. Aku ingin laporan semua tentang wanita sudah ada di meja kerjaku esok pagi!"

"Baik Tuan," Setelah obrolan singkat mereka, akhirnya Nicholas memutuskan untuk keluar dari ruang kerja Valdo.

Kini wanita tampan itu kembali sendirian di dalam ruang kerjanya, Sikapnya nampak tenang namun sebenarnya otak pria itu tengah bekerja keras untuk memahami kejadian akhir-akhir ini yang menimpanya.

Mulai dari berakhirnya hubungannya dengan Gladys, karena wanita itu memilih rujuk dengan Mantan suaminya Nathaniel Collins haditama. setelah dua bulan putusan cerai itu ketuk palu.

Entah wanita seperti apalagi yang dapat ia percaya di dunia ini?, Tak ada satu orang pun wanita yang tulus kepadanya selama ini. Bahkan wanita selemah lembut Gladys saja bisa menghancurkan hatinya sedalam itu, apalagi Nathania?

Ah ya, Nathania. Bukannya wanita itu masih melajang meskipun sebenarnya ia sudah tidak gadis lagi setelah melewati malam panas dengan nya empat tahun yang lalu.

Aneh, kenapa Wanita itu belum juga menikah meskipun usianya sudah menginjak dua puluh sembilan tahun?

"Ck.kenapa aku harus memikirkan nasibnya?" Gumam Nathaniel dengan tersenyum sinis, sembari memilih pangkal hidungnya.

Sedangkan kini Akhirnya keluarga Nathania baru saja tiba, Keluarga Collins baru saja tiba karena memang mereka baru di kabari oleh pihak rumah sakit yang menangani Nathania.

Tentu saja itu atas perintah Revaldo Mahendra. Pria itu bahkan yang menandatangani sebagai penanggung jawab atas persetujuan operasi Nathania tadi.

Tuan Aiden di buat panik karena mendengar kabar putrinya kecelakaan dan Harus di operasi. Ia bingung bagaimana bisa rumah sakit baru mengabari pihak keluarga pasien setelah melakukan tindakan operasi dan memindahkan pasien di ruang ICU.

Sebenernya siapa yang sudah berani melakukan tindakan seperti itu mengingat jarang sekali dokter yang berani mengambil resiko sebesar ini untuk melakukan tindakan tanpa persetujuan pihak keluarga.