Xiao Chen, terlahir tanpa bakat sehingga ia sangat sulit berkembang. Dan pada akhirnya kehilangan ibunya.
Ketika ia sekarat dan akan mati. ia mendapatkan sebuah kristal aneh yang membuat dirinya kembali ke masa lalu untuk menghilangkan semua penyesalan.
Simak kisah perjuangan Xiao Chen dalam menghadapi kekejaman dunia terhadap orang tanpa bakat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33: Aura seorang pemimpin
Xiao Chen kini berdiri tegak di tengah halaman rumah batu, didampingi Jun Fei di kanan dan Ye Han di kiri. Di hadapan mereka, berjejer rapi dua puluh anggota baru, yang sebagian besar masih remaja atau anak-anak di bawah umur, tampak kelelahan dan bingung. Aura seorang pemimpin yang telah melalui beberapa kali kehidupan terpancar jelas dari diri Xiao Chen, meskipun usianya baru delapan tahun.
"Dengarkan aku!" ucap Xiao Chen lantang, suaranya mengandung Qi sehingga terdengar berwibawa. "Mungkin beberapa dari kalian lebih tua dari kami, tapi kalian harus menghormati kami. Kalian telah kalah, dan sekarang, aku adalah pemimpin kalian."
Ia memperkenalkan dirinya dan komando utama. "Mulai sekarang, panggil aku sebagai Kapten. Di sebelah kananku adalah Jun Fei, Wakil Komandan dan Tangan Kanan. Dan dia Ye Han, Wakil Komandan dan Tangan Kiri."
Para anggota memerhatikan, sebagian besar dari mereka masih manusia biasa tanpa basis kultivasi yang jelas.
"Ada beberapa peraturan di sini," lanjut Xiao Chen, nada suaranya berubah dingin. "Kalian adalah keluarga, satu kelompok, satu tubuh. Jika ada saudara kita yang terluka, kita semua harus merasakan sakitnya. Tidak ada yang boleh berkhianat! Jika ada, sebagai Kapten, aku bersumpah akan menghukum orang itu, bahkan jika aku harus memburunya sampai ke ujung dunia!"
Keheningan menyelimuti halaman. Kekejaman dalam suaranya meyakinkan mereka bahwa ancaman itu nyata.
Xiao Chen kemudian memperlihatkan sebuah lukisan indah—lukisan wajah Ibunya yang ia pesan khusus. "Ini adalah ibuku, dan mulai sekarang, dia adalah Ibu bagi kita semua!"
Wajah Xiao Chen melembut, namun matanya tetap tajam. "Jaga dia, lindungi dia, apapun yang terjadi. Jika ada yang berani melukainya, walaupun hanya goresan, aku berjanji akan membantai dia bersama seluruh keluarganya!"
Setelah menegaskan aturan, Xiao Chen mulai membagikan tugas dan membentuk divisi.
"Sekarang, kelompok ini akan dibagi menjadi tiga divisi utama: Divisi Tempur, Divisi Pelindung, dan Divisi Produksi."
Divisi Tempur (10 orang): "Sepuluh orang terkuat akan dilatih oleh Jun Fei dalam kultivasi dan ilmu pedang dasar. Kalian akan menjadi prajurit lapangan yang kuat!"
Divisi Pelindung (5 orang): "Lima orang akan diajarkan oleh Ye Han dalam teknik membunuh cepat, pertahanan markas, dan penyergapan rahasia. Kalian adalah bayangan kita, fokus pada seni membungkam!"
Divisi Produksi (5 orang): "Sisanya akan tinggal di markas. Dua orang ditugaskan menjaga dan menemani Ibu kita. Tiga orang akan ikut denganku di ruang bawah tanah untuk belajar membuat Pil Naga Hitam Perkasa!"
Semua anggota mengangguk mengerti dengan komando cepat dan efisien dari Xiao Chen.
Jun Fei segera membawa sepuluh anggotanya ke area hutan terdekat. "Kalian yang bertubuh lemah! Jangan harap istirahat! Mulai sekarang, kalian akan bekerja keras!"
Ye Han memimpin lima anggotanya ke atap rumah. "Tidak ada suara. Tidak ada bayangan. Ikuti aku," ucapnya dingin, langsung memulai latihan kelincahan dan pernapasan.
Sementara itu, Xiao Chen membawa tiga anggota Divisi Produksi ke ruang bawah tanah.
"Perhatikan baik-baik!" kata Xiao Chen.
Ia mulai meracik Pil Naga Hitam Perkasa. Gerakannya lincah dan berirama. Ia mengukur arang, mencampurkan ginseng dengan saripati jamur, dan mengendalikan api Tungku Alkimia Perunggu dengan keahlian yang hanya dimiliki oleh alkemis veteran.
Para bawahannya terlihat fokus. Mereka terkejut melihat anak seusia mereka bisa mengendalikan api dan resep rumit dengan begitu mudahnya. Rasa kagum dan takjub dengan kepemimpinan Xiao Chen mulai tumbuh.
Seorang gadis remaja yang berambut pendek dan memiliki mata cerdas, berbisik pelan pada temannya.
"Bocah itu, maksudku Kapten... dia sangat hebat. Dia seperti sudah hidup sangat lama. Bagaimana mungkin anak berusia delapan tahun sudah dapat memiliki kekayaan dan keahlian segila ini?" bisiknya. "Jika terus begini, aku akan mengabdikan hidupku kepadanya."
Xiao Chen, yang memiliki indra yang tajam, melirik ke arahnya.
"Hei, kau!" Xiao Chen menunjuk gadis itu. "Maju ke sini!"
"A-aku?" Tanya gadis tersebut, sedikit terkejut karena ketahuan berbisik.
"Ya. Siapa namamu?" Tanya Xiao Chen.
Gadis tersebut maju ke depan. Ia segera berlutut, rasa takutnya kini berubah menjadi ketakutan bercampur kekaguman. "Aku Xiao Xi, Kapten."
Xiao Chen menatapnya lama. Gadis itu memiliki aura ketelitian dan mata yang fokus—bakat yang sangat berharga untuk alkimia.
"Xiao Xi, ambil alih pengolahan campuran bubuk ini. Aku akan pergi sebentar. Aku percayakan tugas di sini kepadamu. Jangan ada kesalahan."
Xiao Chen langsung meninggalkan ruangan bawah tanah, bahkan sebelum Xiao Xi sempat menjawab. Dia ingin menguji gadis itu.
Melihat kepergian Xiao Chen yang mendadak, semua bawahannya sudah merasakan sebuah rasa takjub baru. Kapten mereka adalah sosok yang penuh misteri, penuh kepercayaan, dan penuh perintah yang tak terbantahkan. Mereka merasa, masa depan mereka telah terikat pada bocah delapan tahun yang luar biasa ini.
