Penyesalan Suamiku (pembalasan istri)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ashara Yas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
eps 20 Pertemuan Yuni dan Nyonya Caroline.
Saat ini nyonya Caroline sudah berada di Mall miliknya.
"Ada yang bisa saya bantu Nyonya? Tanya pegawai Mall.
"Tidak ada, kalian bisa pergi!" pinta nyonya Caroline, dan berjalan memasuki toko perhiasan.
"Baiklah Nyonya." jawab pegawai dan segera pergi meninggal kan nyonya Caroline yang sedang asik memilih perhiasan terbaru, yang saat ini menjadi tren di kalangan atas.
"Yun, ayo kita pergi ke toko perhiasan? Ajak Claudia dan Monika.
Dengan semangatnya, Claudia dan Monica berjalan menuju toko perhiasan. "Untuk membeli perhiasan keluaran terbaru.
"Ma'af nyonya, saya terlebih dahulu memegang perhiasan ini? jawab Claudia saat perhiasan yang di sukainya di ambil oleh wanita parubaya.
"Saya yang terlebih dahulu melihatnya? Jawab dingin nyonya Caroline.
"Mohon ma'af nyonya, teman saya ini sedikit pemaksa. Sudah lebih baik kau pilih yang lain saja? Suruh Yuni pada Claudia, agar Claudia mau merelakan berlian yang sempat di rebutnya dari nyonya Caroline.
"Tapi Yun, gue mau yang ini? Jawab Claudia dengan nada sedikit manja.
"Kembalikan! lagian nyonya ini sudah terlebih dahulu menyentuhnya." dan lagian kita harus mengalah pada orang yang lebih tua dari kita jawab dingin Yuni, dan berhasil membuat Claudia takut dengan tatapan dingin sahabatnya itu.
"Ini nyonya? Dengan memberikan berlian yang sempat di ambilnya, Claudia meminta ma'af atas apa yang sudah dia lakukan.
"Ma'af kan saya nyonya? Sudah berlaku tidak sopan, pada Anda?" jawab Claudia dan mengembalikan perhiasan yang sudah dia ambil tadi.
"Terima kasih." jawab nyonya Caroline.
"Bukan nya kamu model ternama itu? Tanya nyonya Caroline pada Yuni, dan menatap kagum pada wajah cantik Yuni.
"Ternyata masih ada gadis baik di dunia ini? sudah cantik, baik dan sangat sopan?" batin nyonya Caroline yang menatap intens pada wajah Yuni.
"Kenalin tante saya Yuni Silalahi? Ucap Yuni dan mengulurkan tangan nya untuk berjabat tangan dengan nyonya Caroline.
"Wah nama yang sangat bagus." puji nyonya Caroline dan menerima jabatan tangan dari Yuni.
"Apa kita bisa bertukar nomor Whatsapp? Tanya nyonya Caroline pada Yuni, dan mendapat anggukan kecil dari Yuni.
Setelah bertukar nomor Whatsaap, Yuni dan ke dua sahabat nya segera kembali ke Agensi. Untuk melakukan pemotretan.
******
Tok..."
Tok..."
"Tuan apa saya bisa masuk? Tanya Jeremy pada Adrian yang saat ini sedang menatap pemandangan kota.
"Masuklah." jawab Adrian pada sekretarisnya.
"Ada apa? Tanya Adrian setelah melihat Jeremy sudah masuk ke dalam ruangan nya.
"Tuan." Tuan Morgan Samuel mengundang anda untuk menghadiri makan malam, dengan keluarganya?. Jawab Jeremy pada Adrian yang sudah duduk di kursi kebesaran nya.
"Bilang sama Tuan Morgan, saya sedang sibuk!" jawab Adrian dengan atensi mata terpejam, seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Ada apa dengan Tuan? Tanya Jeremy yang melihat perubahan dari sahabatnya, saat bertemu dengan model ternama di negara ini.
"Apa kau tau? Saat ini aku merasakan hal yang aneh?" jawab Adrian dan langsung menatap intens pada Jeremy.
"Apa itu? Tanya Jeremy pada Adrian, yang sangat penasaran sebenarnya siapa yang sudah berani mengganggu pikiran dari tuan muda nya itu.
"Kau tau, para model itu? Jawab Adrian dengan mengusap kasar wajahnya.
"Oh itu ternyata, Apa salah satu dari mereka sudah berhasil membuat mu jatuh cinta?" tanya Jeremy dan segera duduk di sova yang ada di ruangan Adrian.
"Sudah lah itu tidak penting." jawab dingin Adrian dan kembali fokus pada pekerjaan nya.
"Apa kau tau? Aku sangat menyukai model yang bernama Yuni itu?" jawab jujur Jeremy, saat melihat secara langsung wajah cantik Yuni.
Adrian yang mendengar pernyataan jujur dari sahabat nya itu, merasa tidak rela dengan apa yang sedang di rasakan Jeremy.
"Terserah mu saja? Selagi itu tidak mengganggu pekerjaan mu, aku tidak melarang?" jawab dingin Adrian.
"Tuan saya lupa memberitahukan kabar duka yang sedang menimpa Tuan Bram Sebastian. Nyonya besar Silvi Sebastian telah berpulang pada Tuhan kemaren sore?" jawab Jeremy, dan berhasil membuat Adrian terkejut.
"Apa...? Kenapa kau tidak memberitahukan nya semalam?" tanya balik Adrian dan segera berjalan cepat menuju pintu keluar, untuk menemui mama tercintanya.
"Kau mau ke mana? Tanya Jeremy, dan segera mengejar Adrian yang sudah masuk ke dalam lift khusus Presdir.
"Ah Sial...? Gerutu Jeremy saat melihat pintu lift yang di masuki Adrian sudah tertutup. Dengan cepat Jeremy segera masuk ke dalam lift khusus pegawai dan langsung menekan tombol satu.
Sesampainya di lantai bawah, Adrian dengan langkah cepatnya segera berjalan menuju mobil Sport miliknya dan melajukan nya dengan kecepatan di atas rata-rata.
"Yah di tinggal lagi? Kesal Jeremy dan segera memasuki mobil miliknya, dan menancap gas dengan kecepatan tinggi, agar dia tidak tertinggal jejak Adrian. Yang sudah sangat jauh, untung saja Jeremy memasang JPS di ponselnya, dengan gampang Jeremy mengetahui Adrian mau pergi ke mana.
"Ini arah jalan ke rumah utama Pratama? Batin heran Jeremy yang melihat mobil milik Adrian berbelok arah menuju rumah nyonya Caroline.
"Apa mungkin Adrian, ingin bertemu mamanya? Jeremy terus mengikuti mobil Adrian yang sudah semakin dekat dengan rumah utama Pratama.
Sesampainya di perkarangan rumah mewah milik orang Tuanya, Adrian segera memasuki pintu utama dengan keadaan tergesa-gesa.
"Bi... Di mana Mama? Tanya Adrian setelah masuk ke dalam, dan melihat orang yang dia cari tidak ada.
"Tuan muda sudah datang? Tanya bibi pelayan yang ada di rumah utama nyonya Caroline.
"Iya saya sudah pulang." Mama di mana? Tanya balik Adrian.
"Nyonya besar sedang berada di taman belakang Tuan." jawab sopan bibi pelayan.
Dengan cepat Adrian segera menghampiri mamanya, yang sedang melihat-lihat pengurus taman sedang membersihkan taman.
"Ma...? Panggil Adrian dan langsung memeluk tubuh mamanya.
"Loh sayang kenapa gak beritahu mama dulu, kalau mau ke sini? Kan mama bisa masak masakan kesukaan kamu?" jawab nyonya Caroline.
"Ma, Adrian mau kasih kabar duka." jawab Adrian, dan menatap lekat manik mata mamanya.
"Maksud kamu apa sayang? Tanya nyonya Caroline yang tidak mengerti apa maksud dan tujuan dari apa yang Adrian bilang.
"Nyonya Silvi Sebastian sudah meninggal Ma." jawab Adrian dan langsung memeluk tubuh mamanya. Karena Adrian sangat mengenal mamanya, sejak kecil nyonya Silvi lah sahabat yang nyonya Caroline punya.
"Deg....? Sakit, itu yang di rasakan nyonya Caroline dan langsung menangis sejadi-jadinya, dalam pelukan anak tercintanya.
"Apa kamu tidak berbohong Nak? Tanya Nyonya Caroline.
"Syukurlah tante tidak apa-apa? Jawab Jeremy dan segera menghampiri Adrian yang sedang memeluk erat mamanya.