NovelToon NovelToon
Become The Duchess Of Lala Land

Become The Duchess Of Lala Land

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Reinkarnasi / Time Travel / Dunia Lain / Masuk ke dalam novel
Popularitas:103.3k
Nilai: 5
Nama Author: Harsie Alive

Hahh.... hahh...

arrkkkkhh!! Ampun!! ampun!! sakit sekali!!

kumohon, aku mohon ampun buuu....

Suaraku bergetar memohon ampun pada ibu Tiriku yang menjambak rambutku dan menampar wajahku berkali-kali. Tatapannya yang tajam dan pukulannya yang kasar tak akan ku lupakan bahkan sampai aku mati.

ini kah takdirku? aku hanya ingin hidup bahagia, meski hanya sehari saja. Jika aku hidup kembali, kumohon Tuhan, Langit, Dewa atau apapun itu, kumohon berikan aku setetes kebahagiaan agar dahagaku terpuaskan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harsie Alive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mimpi 2

Mimpi...

Siapa yang tidak pernah bermimpi, sama seperti yang dialami Shuvin saat ini.

" Wahh... Segarnya hahahahahahaha...." Dia berteriak kencang memuji keindahan Pertiwi. Di hadapannya terhampar ladang bunga berwarna-warni yang sedang melambai menyambut kedatangan nya ke alam indah itu.

Mentari pun turut tersenyum bahkan awan-awan memiliki warna indah yang membuat bibir cantik merah muda itu terus menerus tersenyum.

Burung pipit bersama kawanannya beterbangan disekitar Shuvin, rubah indah berekor sembilan dan seekor naga yang katanya mahluk mitos ternyata hidup di sini.

"Wahhhh... Aku mau tinggal di sini selamanya!!" Teriak Shuvin melengking yang membuat seluruh alam tertawa mendengarnya.

"Mana bisa begitu Shuvin!" Suara lembut, halus dan hangat itu menyeruak di telinga Shuvin. Wanita itu menoleh dengan wajah melongo, rambut peraknya terbang ditiup angin, sangat indah menawan.

Dia terlihat seperti seekor peri dengan kemampuan sihir tingkat tinggi. Sungguh ajaib dan hebat kuasa Tuhan menjadikan dirinya.

Shuvin menoleh pada seorang gadis berambut hitam legam dengan layer perak yang sangat cantik. Rambutnya terlihat berantakan, tapi malah membuatnya terlihat sangat manis apalagi ikalnya terbentuk sempurna mengikuti wajah bulatnya yang tembem.

Di sampingnya ada anak laki-laki dengan rambut perak penuh mendominasi dan layer hitam berkebalikan dengan gadis di sampingnya. Tatapan dingin dan wajah datar anak itu mengingatkan Shuvin pada suaminya, Evan.

"Hihihi... Hay... Kalian berdua pemilik tempat ini?" Sapa Shuvin yang sangat menyukai anak-anak. Seandainya suatu saat dia punya anak, dia ingin anak seperti mereka.

Mereka berdua tersenyum. Ohh... Lihatlah wajah tembem yang sangat sehat itu, ingin rasanya Shuvin mengigit pipi mereka saat ini.

Anak laki-laki itu menatap Shuvin dengan wajah berbinar-binar, dia bergumam menatap Shuvin, hendak memanggilnya, "Ma...."

"Shttt... Jangan!" Bisik gadis kecil itu menghalangi adiknya.

"Cih... Tapi aku ingin mengatakan banyak hal, kita ketemu dia dua tahun lagi, itu sangat lama, kalau bisa dipercepat kan kita ketemu mereka lebih cepat lagi!" Balasnya dengan wajah polos.

Gadis itu tertawa geli melihat wajah kesal adiknya, dia menepuk kepala anak itu," sabar... Nanti juga akan ketemu, sekarang tugas kita adalah menyadarkan dia atas takdirnya, supaya kita bisa lahir ke dunia!" Balasnya dengan wajah selembut sutra.

Melihat kedua anak itu malah saling berbisik, Shuvin tak tahan untuk tidak menghampiri mereka. Tau taunya dia sudah duduk di hadapan mereka sambil menatap keduanya bergantian dengan matanya yang bergerak ke sana kemari.

"Kalian membicarakan apa sih nak? Aku jadi penasaran!" Celetuk Shuvin yang sontak membuat keduanya terkejut.

"Astaga Ma.. ekhmm.. Nona, kapan nona di sini!!" Teriak gadis kecil itu terkejut.

"Baru saja!"

"Heheheh, maaf ya," ucap Shuvin sambil cengar-cengir menunjukkan gigi putihnya yang rapat.

Gadis itu menghela nafas seraya mengusap dadanya tak habis pikir.

"Ternyata sejak dulu nona sudah senang membuat orang terkejut," ucapnya sambil mengelus dada seperti orang tua yang sedang kaget.

Shuvin tertawa geli menatap wajah mereka.. lagi-lagi anak lelaki itu menatap Shuvin dengan tatapan yang sulit diartikan, lebih tepatnya tatapan penuh sayang yang seolah ingin mengungkapkan banyak hal.

"Aku tidak mengerti, tapi aku tahu ini pasti dunia mimpi," ucap Shuvin.

"Katakan, apa kalian punya sesuatu untuk diceritakan padaku!?" Tanya Shuvin antusias.

Gadis itu menatap adiknya dengan wajah bahagia, "sejak dulu dia selalu penuh semangat, pantas saja Papa sangat mencintainya," ucapnya melalui telepati.

"Hu umm... Mamaku yang cantik heheheheh...." Balas bocah laki-laki itu.

"Hey... Kenapa kalian senyum senyum sendiri, jawab aku..." Ucap Shuvin.

Kedua anak itu tiba-tiba memeluk Shuvin dan duduk di pangkuannya. Mereka berada di tengah hamparan bunga.

"Nona, kami ingin membawamu ke masa lalu, ke masa kecil suamimu Evan Derrick Finch, Duke Lala Land saat ini,' ucap anak gadis itu.

"huh? Untuk apa? Aku tidak peduli, dia sangat kejam padaku!" Balas Shuvin dengan ketus.

Anak lelaki itu menggelengkan kepalanya sambil menggenggam tangan Shuvin, "semua itu ada alasannya Ma... Em... Nona," ucapnya.

"Alasan? Alasan apa untuk seorang suami sampai bersikap dingin pada istrinya yang sudah bertaruh nyawa untuknya bahkan mengorbankan pernikahannya yang seharusnya bahagia?" Protes Shuvin.

" Ikut saja dengan kami, nona akan melihat seperti apa kehidupan Pa.. Ekhm.. Evan di masa lalu," ucap anak laki-laki itu yang tiba-tiba menjentikkan jarinya.

Klak!!

Suasananya seketika berubah. Shuvin berada di sebuah ruangan gelap yang penuh dengan sesak dan bau tinta.

"Di-di mana ini!?" Ucap Shuvin panik. Dia paling benci dengan kegelapan.

Kedua anak itu menggenggam tangannya lalu membawanya keluar dari dalam rak buku super besar di dalam ruangan penuh buku dan tumpukan pena yang sudah tak terpakai karena rusak akibat selalu digores.

"Itu ay... Evan!" Tunjuk gadis kecil itu pada seorang anak lelaki berusia delapan tahun yang sedang belajar di hadapan dua bangsawan berwajah tegas dan kejam. Sedang di sisi lainnya ada seorang pangeran lain yang dapat Shuvin pastikan adalah kakak laki-laki Evan yang jarang menampakkan diri karena kondisinya yang tidak normal.

Kakak Evan memiliki kelainan yang disebut Albinisme di dunia saat ini, oleh karena itu keberadaannya bahkan sampai saat ini dirahasiakan oleh Evan.

"Masa hanya soal sederhana begini saja kau tidak tahu!? Dasar anak bodoh, cepat berdiri!" Bentak Duchess Ariana, perempuan berambut hitam lega dan wajah cantik. Sepertinya ketampanan sang Duke turun dari ibunya.

Evan kecil berdiri dengan tubuh gemetaran.

"Angkat!" Titahnya.

Anak lelaki itu mengangkat celana panjangnya tinggi-tinggi. Kedua netra Shuvin terbelalak sempurna saat melihat begitu banyak bekas luka di betis Evan.

"Ya Tuhan!!" Hampir saja dia memekik histeris. Air matanya tak lagi tertahan, kini dia menangis menatap seorang anak kecil dipukuli begitu keras hanya karena sebuah pertanyaan yang tidak sesuai porsi umurnya.

" Apa yang mereka lakukan!? Kenapa memukuli Evan!? Apa ini!? Apa ini ingatan Evan!?" Tanya Shuvin tak percaya. Dia menatap kedua anak itu dengan wajah sedih.

Keduanya mengangguk lemah sambil memeluk Shuvin dari masing-masing sisi.

Shuvin dan kedua anak itu menghampiri mereka. Tentu orang-orang itu tidak melihat keberadaan mereka yang datang ke masa lalu.

"Pertanyaan macam apa ini!? Bahkan seorang cendekiawan saja tidak bisa menjawab ini, kenapa melontarkannya pada seorang anak!?"

"Strategi perang!? Memangnya Evan mau berperang di usia semuda itu!!" Mulut Shuvin rasanya tak tahan jika tak mengomel.

"Tenanglah," ucap gadis kecil itu.

"Aku mana bisa tenang melihat Evan diperlakukan seperti itu!!" Protes Shuvin.

"Huhhh... Memang selalu saja cerewet!" Batin gadis itu sambil memutar malas matanya melirik adik laki-laki nya yang malah menatap Shuvin dengan tatapan jatuh cinta.

"Hadehh si tolol ini bisa bisanya malah mleyot melihat Ibunda seperti ini!? Pusing kepalaku!" Gumamnya.

Klak!!

Gadis itu menjentikkan jarinya lagi. Dan sekarang mereka berada di lapangan kuda.

Evan yang baru berusia 12 tahun dipaksa belajar berkuda sampai dia terjatuh berkali-kali. Disana Kakaknya juga ada tapi hanya diam tak mengatakan apapun saat sang ayah memberikan cambuk pada Evan muda.

Darah dan tangisan tak lagi hal yang penting. Pokoknya Evan harus bisa berkuda dan mengalahkan pangeran mahkota kekaisaran Chester.

" Berlarilah bodoh!!"

"mau jadi apa kau ini hah!!"

" Dasar manusia sampah tidak berguna, berkuda saja kau tidak bisa, bagaimana kau akan memimpin Lala Land!!" Pekik orangtua itu.

"Dia... Dia memaksa Evan ... Dasar peot!!!" Pekik Shihin tak terima.

Klak!!!

"He..hey apa apaan sih? Bilang kalau mau ganti scene!!" Protes Shuvin saat Gadis itu lagi-lagi menjentikkan jarinya.

"Sangat cerewet, bagaimana Papa bisa bertahan di sampingnya sebelum kami lahir!?" Oceh gadis itu dalam benaknya.

1
Ririn Santi
kecolongan lg deh
Ririn Santi
hahahaha.......gak kuat ketawa, sakit perutku guling guling
Ririn Santi
pangeran kodok udah se frekuensi dg si gadis random
Nur Hayani
terharu sekali melihat keluarga Evan apalagi istrinya shuvin
Ririn Santi
benar" menegangkan
Ririn Santi
hahaha..... wir bang Toyib pulang
Ririn Santi
hais kurang kerjaan bgt , ngapain coba pakai ngicipin bulu pengerat begitu sih
Ririn Santi
kampret, Cok, hah ....random bgt si sulvin ini
Ririn Santi
haaaah .. sak karepmu lah shuv...shuv....
Ririn Santi
buat si duke kejedug dan menyesal sedalam dalamnya shuv
Ririn Santi
hahaha .....
hancur...hancur hatiku...😁😁😁😁
Ririn Santi
terharu, jd pingin nangis hiks...hiks....
Ririn Santi
toeng....toeng....
Ririn Santi
pada kagok pelayannya😁
Putri Kemuning
akhirnya.....
terimakasih thor sudah membuat karya ini
Nsaa Indri
the end .bahagia deh
Musdalifa Ifa
seru
mobilbutut11
Author semangat yaaa cepet² up kalo bisa bikin season 2 pliss harus sih ini,AYO SEMUANYAAA DUKUNG TERUS AUTHOR SIAPA TAU DIBIKININ SEASON 2/Pray/

SEHAT² SEMUANYA/Smile/
✨rossy
mampirrrrrr
Bintang Juing
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!