Cinta Yang Tersembunyi

“Kevin ada sesuatu yang ingin kakak bicarakan!” ucap Deni nyelonong masuk ke dalam kamar Kevin, untuk pertama kalinya ia memasuki kamar Kevin setelah sekian lamanya, satu kesan yang bisa ia ungkapkan dalam hati, bersih dan rapi

Kamar Kevin memang sangat bersih dan rapi untuk ukuran seorang pria, apalagi adiknya belum lulus smp, untuk sejenak dia merasa malu karena tidak serapi dan tidak sebersih Kevin

“Apa sih kak! Aku lagi sibuk main ini!” ucap Kevin masih sibuk menghabiskan waktunya bermain, sebelum nanti ia di perintah Dea untuk berhenti, karena biasanya Dea akan menyuruh dia berhenti entah dengan beragam alasan, kadang bantu ikut bersih-bersih, kadang disuruh membantu ayah dan ibunya di kebun, kadang di suruh jemur pakaian dan banyak hal lainnya, maka dari itu sebelum kakaknya memerintah dia akan menghabiskan waktu main game

“Ini masalah penting tentang Dea!” ucap Deni menghela nafas, adiknya ini sama saja dengan bocah-bocah ingusan di luar sana yang mengabaikan sekitar jika sedang bermain game, bahkan menoleh padanya saja tidak, benar-benar tidak ada sopan santun

“Emang kenapa sama kak Dea kak!” ucap Kevin masih santai sambil bermain game

“Dia akan nikah sama Nathan sebentar lagi!” ucap Deni duduk di samping Kevin, sejenak dia melirik adiknya nampak terkejut bahkan berhenti main game sejenak

“Apaah? Kakak serius? Ko aku ngga tahu!” ucap Kevin kaget, dia belum tahu apa-apa terkait pernikahan Dea, dia sudah tahu Dea di jodohkan dengan Nathan namun dia tidak tahu pernikahan keduanya akan dilaksanakan sebentar lagi

“Ini kakak bilang!” ucap Deni santai dengan wajah tanpa bersalahnya

“Terus mau kakak sekarang apa? Bukannya harusnya kakak senang ya?” ucap Kevin dengan sinis, entah mengapa Kevin menarik kesimpulan Dea menikah karena kehadiran Deni di dalam rumah mereka

Padahal selama ini Dea dan kedua orangtuanya belum mengatakan apapun terkait pernikahan Nathan dan Dea, bahkan Dea pernah mengatakan mungkin pernikahannya akan dilaksanakan saat dia lulus smp, namun ternyata kakaknya salah, kini waktunya sudah datang, ahh dia benar-benar belum ikhlas dengan berita pernikahan Dea dan Nathan, apalagi Nathan tinggal jauh di luar kota, tidak bisa dia bayangkan bagaimana harus berpisah dengan kakak perempuannya

“Maksud kamu?” ucap Deni tidak menduga Kevin berkata demikian

“Meskipun kakak nggak bilang aku tahu kakak menaruh rasa iri sama kak Dea selama ini!” ucap kevin memuat Deni terbengong karena memang benar apa yang dikatakan Kevin benar, mengapa adiknya bisa menduga begitu benar, padahal dia sudah menutupi perasaan irinya sedemikian rupa selama ini

“Emang keliatan ya?” tanya Deni penasaran, apakah Kevin yang terlalu peka atau memang semua orang tahu dia menaruh rasa iri pada adiknya sendiri

“Keliatan banget malah! Tapi sayangnya kak Dea nggak sadar!” ungkap Kevin membuat Deni menghela napas, karena merasa Dea yang diutamakan di keluarganya dulu

Padahal Dea diperlakukan tidak adil oleh kedua orang tuanya, seandainya Kevin tahu bukan hanya pada Dea tapi pada dirinya juga Deni menaruh rasa iri, karena sejak kehadiran Kevin, Deni merasa Dea semakin menjauh darinya, dulu sebelum kehadiran Kevin dia dan Dea sangatlah dekat, namun setelah ada Kevin, perhatian Dea tertuju pada Kevin seutuhnya yang menyebabkan Deni merasa Dea mencampakkan dirinya

Namun kembali dia salah menilai, Dea melakukan itu karena melampiaskan kasih sayang yang dia punya setelah dia tidak mendapat kasih sayang dari Deni selaku kakaknya selama ini

“Kakak baru tahu dia punya seseorang yang dia cintai! Apa kamu tahu siapa orangnya? Siapa tahu kakak bisa bantu dia!” ucap Deni mengalihkan pembicaraan

Kevin mengerutkan kedua alisnya bingung, dia tidak tahu Dea memiliki seseorang di hatinya, karena selama ini Dea hanya tinggal di kamar dan sahabatnya yang Kevin tahu hanya Wisnu dan Ari

Tidak mungkin Dea memiliki perasaan pada Wisnu apalagi selama mereka kenal Dea dan Wisnu bercanda seperti biasanya bahkan jika dia menebak-nebak dia akan mengatakan diantar ketiganya, Ari-lah yang mencintai Wisnu dan Wisnu mencintai Dea, namun Dea tidak memiliki perasaan pada Wisnu, persahabatan ketiganya begitu kuat, meskipun Ari mencintai Wisnu, Ari memilih mencari pasangan lain daripada mengungkapkan perasaannya pada Wisnu

Wisnu juga sama, dia tidak mengungkapkan perasaannya pada Dea dan memilih akan menikah dengan pacarnya yang tentunya Kevin kenal, karena memang Wisnu, Ari dan Dea sering berkumpul bersama dirumahnya, dan terkadang keduanya membawa pasangan sehingga dia tahu.

“Kakak serius?” ucap Kevin tidak mempercayai ucapan Deni, sulit bagi Kevin untuk percaya karena memang Dea juga orangnya sangat tertutup

“Hm!”

“Mungkin kak Ari sama kak Wisnu tahu kak! kakak tanya aja sama mereka!” balas Kevin karena memang dia tidak tahu siapa pria yang dimaksud oleh Deni

“Ada alamatnya nggak?”

*****

“Dea kakak pergi dulu!” pamit Deni pada Dea yang sedang membantu Bi Ratih bersih-bersih rumah

“Hm!” balas Dea seadanya

“Senyum dikit napa dek!” kekeh Deni mendengar jawaban singkat adiknya, dulu waktu masih kecil jika dia mengatakan akan pergi bermain Dea akan bersemangat untuk mengikutinya, mengingat itu membuat Deni tersenyum sendiri

“Kakak nggak sakit kan?” tanya Dea heran dengan sikap kakaknya yang sedari tadi pagi menurutnya aneh, apalagi sekarang, malah senyumannya nggak jelas, Dea jadi takut karenanya

“Nggak!” balas Deni sambil tersenyum-senyum

“Ya sudah katanya mau pergi! Aku mau lanjut bersih-bersih dulu!” ucap Dea melakukan tugasnya tanpa memperdulikan sikap Deni yang nampak aneh

“Ya! ya!”

Entah mengapa Dea merasa aneh dengan sikap kakaknya, ia kira karena kedatangan Ari di meja makan saat sarapan tadi, nampaknya Deni masih saja aneh sampai saat ini sampai minta izin keluar, menyuruhnya senyum, benar-benar bukan Deni yang ia kenal

Namun dia tidak perduli, toh hanya berubah sebentar bisa saja besok kembali berubah menjadi Deni yang biasanya, jadi Dea tidak ingin banyak berharap pada Deni

...****************...

“Kamu yang bernama Wisnu?” tanya Deni pada sosok lelaki di hadapannya

“Hm ya maaf siapa ya?” tanya Wisnu heran menatap orang di depannya, seperti pernah melihat tapi lupa dimana, tadi dia belum bangun tidur karena biasanya hari libur Wisnu akan menghabiskan waktunya untuk beristirahat setelah lelah bekerja, namun ibunya tadi membangunkan dirinya karena ada tamu yang mencarinya jadilah dia menemui seseorang yang asing menurutnya itu

“Saya kakaknya Dea! Boleh kita berbicara sebentar!” ucap Deni sambil tersenyum, dari senyuman yang Deni berikan Wisnu bisa percaya sosok di depannya itu tidak berbohong, karena senyum Deni hampir mirip dengan Dea sahabatnya

“Hm ya! silahkan duduk!”

"Perkenalkan nama saya Deni! Saya tidak ingin basa-basi! Jadi saya mulai saya ya!" ucap Deni setelah duduk dengan santai bersama Wisnu, Wisnu yang mendengar pembicaraan Deni hanya bisa mengagungkan kepalanya meng-iakan

"Apa kamu tahu siapa pria yang di cintai adik saya??!"