NovelToon NovelToon
My Secret Lover

My Secret Lover

Status: sedang berlangsung
Genre:cintamanis / Nikah Kontrak / Diam-Diam Cinta / Romansa
Popularitas:9.4k
Nilai: 5
Nama Author: Shn_Bryy

Sebuah tragedi menimpa keluarga gadis berusia 18 tahun bernama Larissa Haninda. Sang Ibu dimasukkan ke dalam jeruji penjara oleh Adiknya sendiri. Wanita itu menuduh Ibu Larissa telah membunuh Kakaknya yang tak lain suami atau Ayahnya Larissa. Si Bibi pun mengusir keponakannya dari rumah, dia tidak peduli dengan apa yang akan terjadi pada gadis tersebut diluaran sana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shn_Bryy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chap 20

Siang berganti malam, penguburan jenazah Linda telah selesai. Seluruh anggota keluarga Wardhana memutuskan menginap. Ayunda datang atas perintah Pram, dia diminta untuk menjaga Larissa yang masih berduka atas meninggalnya sang Ibu. Maya yang tengah duduk diluar bersama anggota lain dipanggil oleh putranya. Pram tahu bahwa sang Mama terlibat atas kasus kekerasan yang terjadi dipenjara.

Perasaan kesal dan marah sudah tidak bisa Pram tahan lagi. Dia tak habis pikir akan tingkah Mamanya yang semena-mena pada orang lain. Kedekatannya dengan Bella benar-benar membawa pengaruh buruk. Ditempat sepi, Pram meluapkan semuanya, membongkar apa yang dia tahu tentang kelakuan Maya.

Sang Mama mengelak menjelaskan jika dirinya tidak tahu dengan apa yang terjadi pada besannya. Tangan Pram sudah mengangkat siap menampar namun dia urungkan mengingat wanita di depan matanya adalah orangtuanya. Tapi tiba-tiba Wardhana datang dan langsung menampar sang istri cukup keras.

Maya dan Pram terkejut, keduanya diam. Maya menelan ludah dia tidak percaya suami yang selama ini tidak main tangan malah menamparnya didepan sang anak. Wardhana marah besar, jika orang-orang tahu penyebab Linda meninggal karena besannya sendiri pasti citra dan kehormatan keluarga Wardhana akan hancur dan tidak dipercaya lagi.

Maya berusaha menjelaskan memang benar dia yang telah menyuruh beberapa para penjaga sel juga tahanan untuk membully Linda. Namun, Pram telah menyelamatkannya dan membawa wanita itu ke rumah sakit. Keadaan Linda pun sudah membaik, entah bagaimana besannya tersebut tiba-tiba meninggal setelah putrinya datang menjenguk.

Pram juga berpikiran sama, sebelum dia meninggalkan sang mertua keadaan wanita itu membaik. Mereka bertiga akhirnya terdiam, memikirkan siapa orang yang telah membuat Ibu Larissa tiada. Dalam otak mereka hanya ada satu nama yang tercantum yaitu Bella. Tapi Maya membelanya, berkata jika Bella tidak mungkin melakukan hal sejahat itu. Pram tersenyum miring mendengar ucapan Mamanya barusan.

“Terus orang yang punya ide untuk menghajar Ibu Larissa di sel siapa?”

“I—itu, Bella yang merencanakan t—ttapi kan dia anak baik. Mama percaya sama dia Pram. Ini semua bukan salah Bella.”

“Salah Mama gitu? Okey! Karena ini udah sangat keterlaluan Pram minta maaf karena harus membawa kasus ini ke jalur hukum. Dan Mama harus siap masuk kedalam penjara.”

Maya tersentak akan perkara putranya sendiri. Tidak menyangka Pram bisa setega itu pada dirinya. Maya memohon pada sang suami namun Wardhana hanya diam tak berkutik. Dia tak mau ikut campur dengan masalah istrinya, jika Pram benar-benar akan memasukkan Maya kedalam penjara maka Wardhana memutuskan untuk menalak istrinya itu.

Menurutnya kehormatan keluarga paling penting, sebelum terbongkar maka dirinya akan segera menceraikan Maya agar tidak membawa-bawa nama keluarga Wardhana. Pram juga tidak tega tapi perbuatan Mamanya sungguh terlalu. Wanita itu tidak berpikir dua kali sebelum melakukan sesuatu.

Tanpa sadar perbincangan ketiganya didengar seseorang. Rara si asisten menutup mulutnya tidak percaya, setelah itu dia tersenyum. Semua percakapan sudah dirinya rekam dan akan di upload ke media. Dia mendapat perintah dari Bella dan akan dibayar mahal akan pekerjaannya tersebut. Bella ingin hanya Maya yang menjadi tersangka. Satu persatu wanita itu akan menghancurkan keluarga sang mantan.

“Bagus! Bekerja seperti ini sangat mudah dan bayarannya jauh lebih besar, Bella licik sekali ternyata.”

Rara melangkah perlahan agar tidak diketahui oleh para majikannya. Dia berhasil mengambil rekaman tersebut, senyuman liciknya terus terukir diwajah. Mitha yang melihat keheranan namun dia tidak ingin bertengkar lagi dengan Rara.

Di sisi lain, Flora sudah sangat menderita berada satu rumah dengan Hans. Setiap hari melihat suaminya pulang bersama wanita lain yang selalu berganti-ganti. Flora hanya menangis dan menangis memikirkan kehidupannya yang tak seindah dia bayangkan. Flora berharap jika nanti anaknya lahir Hans bisa berubah menjadi suami yang lebih baik. Namun, wanita itu sedikit ragu. Tidak yakin jika Hans bisa berhenti dari hobi buruknya.

Flora merasa kesepian, dia tidak memiliki teman mengobrol dirumahnya. Walaupun banyak para asisten di sana tidak ada satupun yang mengajaknya berbicara. Hal itu karena Hans melarang mereka berkomunikasi dengan sang istri. Dia mengingat-ingat lagi saat dirinya bersama Sania dan Larissa. Kedua sahabat yang selalu ada walau sikap dia keterlaluan dan menyebalkan.

“Apa ini karma buat aku karena udah jahat pada orang lain?” pikirnya.

Plaakk! Sebuah tamparan keras mendarat di pipi halusnya. Hans bertingkah lagi, dia baru saja pulang dengan keadaan mabuk. Pakaiannya berantakan, mulutnya meracau kemana-mana. Pria itu juga sempat menghina istrinya. Flora hanya diam dia membawa Hans masuk kedalam kamar.

Ketika akan direbahkan ke kasur, Hans malah mendorong Flora ke lantai dengan begitu keras. Istrinya tersebut menahan sakit diperutnya. Dia kembali menitikkan air mata. “Keluar kamu dari kamar wanita sialan!” ucap Hans membentak.

Flora berusaha berdiri namun kakinya terasa lemah. Dia tidak kuat sejak pagi tidak ada istirahat baginya karena membereskan rumah yang sangat besar seorang diri tanpa bantuan asisten. Dirinya mendapatkan hukuman dari sang suami karena tidak sengaja membuka pintu kamar yang sedang dipakai bersama wanita lain. Saat itu sebenarnya Flora hanya ingin istirahat didalam, dia sama sekali tidak mengetahui keberadaan suaminya. Biasanya Hans akan pulang malam hari.

Hans bangkit dari kasur, dia membantu istrinya berdiri namun dengan sangat kasar. Pria itu juga tidak tanggung-tanggung menendang perut Flora. Tangannya mengepal, kesabaran dia sudah sangat menipis tidak sanggup lagi diperlakukan buruk oleh suaminya. Flora pergi ke dapur, dia melihat ke arah meja makan. Di sana terdapat beberapa pisau.

Namun niatan jeleknya itu dia urungkan. Flora tidak mau menjadi pembunuh Ayah anaknya. Dia juga enggan masuk penjara hanya karena emosi sesaat. “Aku harus lebih bersabar lagi, aku pasti bisa merubah Hans menjadi pria yang baik.”

Jika ingin selamat dari amukan sang suami maka dia hanya perlu menurut. Membiarkan apapun yang Hans lakukan, mau itu bermain dengan para wanita ataupun hal lainnya. Tugas Flora cukup diam dan jangan ikut campur.

...----------------...

Pagi harinya, Pram datang kerumah Sania. Dia ingin sahabat istrinya itu membantu untuk menghibur Larissa agar tidak sedih berlarut-larut. Sania cukup kaget ketika mendapati Pram berada di depan rumahnya. Dia bingung ada apa pria dewasa itu datang ke sana. Setelah mendengar jika Ibu Larissa meninggal barulah Sania terdiam tak percaya. Dia mengangguk setuju ikut dengan suami Larissa yang tidak dia ketahui itu.

Sesampainya di kediaman Pram. Sania memandang sedih sahabatnya yang terus melamun dengan tatapan kosong. Gadis itu langsung berlari dan memeluk Larissa. “Kamu yang sabar ya La, jangan sedih terus Tante Linda pasti nggak suka kamu kayak gini. Masih ada aku di sini, Laaa.....”

Larissa menangis histeris di pelukan Sania. Pram yang melihat tidak tahan akan kesedihan istrinya. Dia pun pergi keluar membiarkan dua gadis itu berbicara. Dibawah sana, Maya masih memohon pada sang suami untuk menghentikan Pram yang akan membawa kasus ini ke jalur hukum. Namun, perkataannya tersebut sama sekali tidak Wardhana gubris.

Riko datang dan langsung merangkul adiknya. Sebagai seorang kakak dia harus bisa menjaga sang adik, jika salah satu sedih maka satunya lagi akan ikut merasakan. Apalagi sekarang Larissa sudah sangat dekat dengannya, Riko juga tidak sanggup melihat adik iparnya itu seperti orang gila yang hanya bengong, menangis dan berbicara sendiri.

Beberapa saat kemudian setelah berbicara dengan Sania, Larissa pun mulai tenang. Sahabatnya itu melihat ke sekeliling, terpampang jelas foto pernikahan yang begitu besar terpajang di dinding. Sania terkejut melihat wajah Larissa di sana. Ingin bertanya tentang itu tapi dia merasa tidak enak hati.

Pintu kamar terbuka, Ayunda datang membawa makanan untuk istri sahabatnya. Wanita itu tersenyum ramah pada Sania. “Teman Larissa?”

“Iya.”

“Tolong kamu hibur dia terus ya, jangan sedih-sedih lagi gitu. Oh iya aku ada urusan bisa kamu suapin Larissa makan?”

“Bisa Tante,” jawabnya. Ayunda terdiam sejenak mendengar kata Tante. Dia berpikir setua itu kah dirinya? Sania merasa canggung lalu meminta maaf. “Panggil kakak aja ya jangan Tante. Aku masih muda loh...”

“Baik, maaf.”

Sania mulai menyuapi Larissa pelan-pelan. Sejak semalam gadis itu susah untuk makan. Pram sangat khawatir akan kesehatan istrinya, maka dari itu memutuskan menjemput Sania. “Kamu itu gadis kuat Larissa. Ayo semangat lagi, nggak baik terus-terusan begini. Oh iya kak Gavin terus nanyain kabar kamu, sepertinya dia benar-benar khawatir.”

“Maaf...., aku nggak ngasih kabar kamu San. Sampaikan permintaan maafku juga ke kak Gavin.”

“Iya-iya. Nanti aku minta nomor telepon kamu ya, biar gampang aja kalo ngasih kabar. Makan lagi yang banyak biar cepat sehat.” Sania begitu lembut, dia mengelap bekas makanan yang menempel di bibir Larissa. Matanya sedikit berkaca-kaca. Ingin menangis takut membuat Larissa kembali bersedih. Dia berusaha menahan air matanya agar tidak keluar.

“Makasih ya San, kamu selalu ada disaat aku terpuruk.”

“Kita kan udah kayak saudara sendiri. Jadi kalo kamu butuh sesuatu jangan sungkan buat ngomong, aku usahain kok.”

Larissa mengangguk kecil sambil tersenyum. Mereka berdua kembali berpelukan dan pemandangan itu dilihat oleh Pram. Dia menghela napas lega karena istrinya sudah bisa tersenyum lagi.

1
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
thor lanjut opo stop nih...... padahl aku tunggu tunggu loh kelanjutany
Yustikarini Susanti
kayaknya cerita ini gantung smpk disini....dn TK lanjut up nya
Yustikarini Susanti
lanjut
Sofi Sofiah
saya juga ikutan
tehNci
Bona....gajah kecil berbelalai panjang. punya teman namanya Rongrong🤭. Namanya mirip nama hewan lucu di komik majalah kesukaanku waktu kecil
tehNci
Mampir nih Kak....kayaknya bakalan mampir lama deh...🤭
Nuryanti 94
lnjt kk
Nisa Ramadani
punya pembatu single dan janda muda tu pr banget
elza cantika
awas aj u thor klu ad acara keguguran n larissa celaka
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
awas aja kl berhasil masa kalah sama pembantu
Ira Sulastri
Cakep pak Wardhana demi menjaga calon pewaris keluarga, karena Riko belum menikah 😇
Rita
Bener jgn ditinggalin
Nuryanti 94
hdr kk
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
pembantu mu tuh pram mata mata bella....
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
hans sama bella jadiin satu tuh.... cocok iblis sama jin
Nina_ Ei Rimiri{minami♤♡
mangat
elza cantika
aku.pling bnci klu mlhat pmran utama keguguran udh basi ug krn setiap crta hmpir sm psti keguguran
elza cantika
thor jgn ad drama2 larisa keguguran y thor
Rita
sakit jiwa fiks
Rita
dikira lgsg bikin lgsg jadi dasar Pram
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!