Nafkah Batin Sang Ibu Mertua

Tasya hannya bisa mengangguk mendengar semua ucapan mertuanya,tidak pernah sekali pun Tasya berpikir untuk mempermainkan sebuah pernikahan dulu dia selalu berdoa agar pernikahannya langgeng sampai tua dan ternyata doanya itu tidak bisa terkabul karena suaminya hannya memanfaatkan dirinya selama ini.

Setelah selesai makan mereka memutuskan kembali ke rumah Handoko memberikan waktu kepada Tasya untuk memikirkan apa yang barusan dia katakan kepada menantunya itu.

Menantu??? Tasya memang belum resmi menjadi menantunya karena saat menikah dengan Andre Handoko menolak untuk hadir bukan karena dia tidak mau tapi karena dia yakin kalau saat itu Andre tidak benar-benar serius ingin menikahi Tasya dia hannya menjadikan Tasya sebagai senjata untuk menutupi semua sandiwara mereka.

Walaupun sudah menikah Andre dan Hanna sering ketemu di luar Hanna selalu pamit ke rumah orang tuanya yang ternyata hannya kebohongan dia menemui Andre dan mereka menginap di hotel.

Handoko mengetahui semua itu selama ini tapi dia tidak mau gegabah untuk menuduh Hanna dia ingin Hanna menyesali semua perbuatanya dulu dia ingin melihat bagaimana Hanna membantu orang tuanya disaat dia menghentikan semua bantuan darinya dia masih menunggu waktu yang tepat untuk menghancurkan Hanna wanita murahan.

Sesampainya di rumah Andre Tasya lansung masuk ke dalam kamar dan mengabaikan tatapan Hanna dan juga Andre saat itu.

"Papa...Kamu dari mana sih? kenapa kamu tidak membawa ku papa...Aku juga ingin keluar bersama mu sudah lama kita tidak pernah keluar lagi sejak aku di rumah ini." Ucap Hanna dia kembali pura-pura di hadapan suaminya.

"Papa tunggu disini aku ingin ke dapur ambil minuman untukmu,tunggu ya papa.." Ucap Hanna lalu dia segera beranjak pergi ke dapur.

"Entah sampai kapan aku harus pura-pura aku benar-benar muak dan sudah tidak mampu lagi tapi Handoko sampai saat ini belum juga berhasil aku racun agar dia segera penyakitan dan lama-lama mati masak aku harus tersiksa seperti ini." Ucapnya sambil berdiri membuatkan minuman lalu mencampur racun perusak organ syaraf itu.Sementara itu Andre segera masuk ke dalam kamarnya dia enggan duduk bersama papanya itu entah sejak kapan hubungan mereka tidak baik seperti itu.

"Andre kapan kamu akan punya anak? apa kamu akan memilih tidak punya anak sampai kamu tua nanti atau kamu tidak memiliki tujuan hidup sama sekali kata Tasya dia meminta cerai dari ku segera ceraikan Tasya nikahi wanita mana pun yang kamu mau dari pada kamu memilih tidak punya anak sama sekali." Andre menghentikan langkahnya lalu membalikkan tubuhnya dan menoleh ke arah orang tuanya itu.

"Sejak kapan papa peduli dengan hidupku....Urus saja hidupmu pa...Jangan mengurusi hidupku aku sudah dewasa sudah tau mana yang baik untukku dan mana yang tidak baik?" Jawab Andre dengan wajah yang tidak senang.

Handoko tersenyum kecil lalu berdiri menghampiri putranya setelah itu dia berdiri di samping Andre.

"Apa kamu sudah puas menikmati semua permainan kamu selama ini sampai kapan? kalau kamu suka silahkan nikahi papa menyetujui hubungan kalian berdua dari pada kalian mengotori rumah ini dengan berbuat zina setiap saat."

Deg...

Jantung Andre langsung berdegup kencang mendengar ucapan papanya dia bahkan tidak tau apa maksud ucapan papanya dia merasa sudah menutupi semua perbuatannya dengan rapat selama ini.

"Tidak....Tidak mungkin dia tau hubungan kami,papa tidak mungkin tau hubungan ku dengan Hanna."

"A_apa maksud ucapan papa?"Tanya Andre dengan nada gemetaran sementara Handoko sangat santai dan sama sekali tidak terlihat emosi.

"Nikahi wanita pilihan mu itu jangan kamu menjadikan istrimu janda dan kamu memperistri wanita lain sudah cukup selama ini kamu memberikan dia nafkah batin."

"Pa....Aku tidak mengerti ucapan mu itu?" Andre memekik dengan nada yang tinggi membuat Hanna kaget saat itu dia sudah tiba membawa air putih satu gelas.

Tasya juga keluar dari dalam kamar lalu berdiri di depan pintu dia ingin melihat apa yang terjadi di luar hingga terjadi keributan.

"Sayang apa yang terjadi...Andre...Kamu kenapa membentak papa mu dasar anak bodoh kamu mau menjadi anak durhaka?" Hanna tetap pura-pura di hadapan Andre dan suaminya sementara Andre sudah sangat emosi dan kesal.

"Pikirkan saja apa yang aku katakan barusan kamu memiliki sekolah tinggi tidak mungkin kamu tidak mengerti apa yang aku katakan barusan." Ucap Handoko lalu menepuk pundak Andre dan segera masuk ke kamarnya.

Andre membanting semua barang yang ada di meja lalu menendang meja dengan kasar dia tidak menyangka kalau diam-diam papanya tau semua hubungannya dengan Hanna jantungnya semakin berdetak hebat membayangkan papanya memberikan semua hartanya kepada orang lain atau panti asuhan.

"Ada apa sih....Kenapa kamu harus murka seperti ini? "Tanya Hanna dengan wajah polos dia memang tidak tau apa yang dikatakan oleh suaminya tadi.

"Diam kamu ******...Kalau sampai papa tidak memberikan warisannya kepada ku aku akan mengusir mu...Lakukan tugasmu sebagai wanita rayu pria itu kembali dan pura-pura lah untuk tidak mencintaiku." Andre sama sekali tidak melihat Tasya di belakangnya Tasya mendengar semua ucapan Andre.

Tasya segera masuk ke dalam kamar lalu menguncinya dari dalam dia tidak menyangka di balik ketampanan suaminya dia memiliki sikap iblis yang sangat menakutkan.

Sementara itu Hanna menangis mendengar kata-kata Andre ini pertama kalinya dia mendengar Andre berbicara kasar terhadapnya bahkan menyebutnya dengan kata ******.

Andre meninggalkan Hanna yang menagis sesenggukan entah bagaimana dia mendekati Handoko lagi karena selama dia tinggal di rumah Andre sikapnya sangat dingin dan dia selalu menghindarinya.

"Bagaimana aku mendekatinya bahkan saat ini orang tuaku ingin minta uang kepada Handoko aku takut meminta kepada Andre karena dia bukan pria banyak uang..Arnngg....Kenapa harus serumit ini sih kalau saja Handoko sudah exit aku rasa aku tidak kesulitan seperti ini pria tua itu memang sangat hebat bahkan kuat." Ucapnya dalam hati.

Tidak ingin membuat Andre semakin emosi Hanna pergi menemui Handoko di kamar tamu,untungnya tadi dia lupa mengunci pintu hingga dia bisa masuk dengan bebas.

Hanna langsung naik ke atas ranjang lalu meluk pria tua itu dari belakang karena saat itu Handoko tidur miring dia sangat kaget saat itu karena tadi dia hampir terlelap.

"Apa yang kamu lakukan...Disini?" Handoko segera menepis tangan Hanna yang memeluk pinggangnya lalu keluar dari atas ranjang.

"Tentu saja aku minta nafkah batin darimu mas sudah lama kita sudah lama kita tidak melakukannya." Ucap Hanna menggoda.

"Bukan kah selama ini sudah ada orang lain yang memberikan nafkah batin darimu? apa masih kurang?"

Hanna tampak kaget selama ini Handoko akan tunduk kepadanya saat dia menggoda pria tua itu di atas ranjang walaupun selama ini Handoko tidak bisa memuaskan hasratnya yang cukup tinggi pria itu selalu keluar disaat Hanna masih belum puas.

🌺🌺🌺bersambung 🌺🌺🌺