Sabrina rela meninggalkan status dan kekayaannya demi menikah dengan Zidan. Dia ikut suaminya tinggal di desa setelah keduanya berhenti bekerja di kantor perusahaan milik keluarga Sabrina.
Sabrina mengira hidup di desa akan menyenangkan, ternyata mertuanya sangat benci wanita yang berasal dari kota karena dahulu suaminya selingkuh dengan wanita kota. Belum lagi punya tetangga yang julid dan suka pamer, membuat Sabrina sering berseteru dengan mereka.
Tanpa Sabrina dan Zidan sadari ada rahasia dibalik pernikahan mereka. Rahasia apakah itu? Cus, kepoin ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
"Memangnya mau apa cari-cari aku?" tanya Sabrina sambil menaik turunkan kedua alisnya. "Apa mau kasih kado pernikahan?"
"Huh, dasar! Giliran minta kado kamu grecep. Kalau aku minta tolong selalu saja ada sejuta alasan," balas Shaka sambil memencet hidung kembarannya.
"Akang ... Shaka nakal!" rengek Sabrina setelah menepis tangan pemuda itu. Dia merangkul lengan Zidan.
Seperti biasa Zidan akan menenangkan wanita itu. Dia merangkul dan mengusap lembut ujung hidung istrinya.
"Bismillahirrahmanirrahim ... sudah hilang sakitnya," ucap Zidan sambil tersenyum dan Sabrina mengangguk senang.
Shaka mendengus melihat pemandangan itu. Namun, di sisi lain dia senang karena Sabrina mendapatkan suami yang begitu sayang kepadanya.
Dulu, dia juga sempat menolak keinginan Sabrina untuk menikah dengan Zidan. Karena takut hanya akan dimanfaatkan saja. Hal itu dikarenakan saudara perempuannya terlalu polos dan selalu berprasangka baik kepada orang lain.
Kini dengan mata kepalanya sendiri, Shaka bisa melihat kalau Zidan tulus mencintai Sabrina. Mereka terlihat bahagia.
"Sebenarnya kedatangan aku ke sini karena ada sesuatu yang sangat penting untuk dibicarakan dengan suamimu, Sabrina" kata Shaka dengan ekspresi serius.
"Apa yang ingin kamu bicarakan denganku?" tanya Zidan.
"Ini termasuk rahasia dan hanya kita berdua saja," jawab Shaka.
"Apaan, sih, kamu main-main rahasiaan?" Sabrina cemberut karena merasa tidak dianggap.
"Ini urusan laki-laki! Kamu, kan, wanita?" balas Shaka.
Mata Sabrina membulat. Dia jadi semakin penasaran apa yang ingin dibicarakan oleh saudara dengan suaminya.
Zidan pun mengajak Shaka ke rumah. Karena di sana menurutnya teman yang aman untuk membicarakan sesuatu yang penting.
Sabrina pergi ke salon dengan Bu Maryam. Wanita paruh baya itu ngomel-ngomel karena sudah membuatnya khawatir. Jadi, wanita itu harus menyenangkan hati sang mertua.
Zidan dan Shaka duduk di teras belakang. Di sini mereka bisa melihat pemandangan kebun, kolam ikan, dan sawah yang terbentang luas. Langit biru yang cerah dan terlihat burung-burung yang beterbangan ketika orang-orangan sawah bergerak tertiup angin.
"Apa yang ingin kamu bicarakan? Apakah ini ada hubungannya dengan kecelakaan yang menimpa Sabrina?" tanya Zidan menduga-duga.
Jujur saja setelah terjadi kecelakaan itu Zidan takut sang istri diambil paksa oleh keluarganya. Dia tahu kalau Sabrina begitu dijaga dan dimanja oleh kedua orang tuanya, sebelum mereka menikah.
"Ya. Kedatangan aku memang untuk itu," jawab Shaka. "Jawab dengan jujur, kapan kamu bertemu pertama kali dengan Sabrina?"
"Aku menolong dia ketika mengalami kecelakaan lalulintas sekitar setahun yang lalu," jawab Zidan masih bisa mengingat dengan jelas pertemuan pertamanya dengan sang istri.
"Aku baru tahu kalau kita satu tempat kerja ketika dia sudah siuman. Yang lebih mengejutkan lagi, rupanya Sabrina anaknya Pak Prabu, pemilik perusahaan tempat aku bekerja," jelas pria yang memiliki wajah teduh.
"Waktu itu Sabrina kecelakaan karena apa?" tanya Shaka.
"Karena ada kendaraan lain yang menerobos lampu merah, lalu menabrak mobil Sabrina yang sedang melintas. Aku berada tidak jauh di belakangnya," jawab putra semata wayang Bu Maryam.
"Apa menurut kamu kecelakaan itu disengaja atau tidak?" Shaka masih saja bertanya seakan sedang menginterogasi Zidan.
"Maksud kamu, kejadia itu bukan murni kecelakaan?" tanya Zidan terkejut.
"Ya, itu menurutku. Sampai sekarang pelakunya belum tertangkap. Mobil yang menabraknya ditemukan di dalam hutan. Setelah diperiksa tidak ditemukan sidik jari di sana. Artinya, mobil itu benar-benar dibersihkan agar tidak diketahui siapa yang sudah mengemudikan," jawab Shaka.
"Apa?" Zidan terlihat shock.
"Pemilik asli mobil itu juga sudah meninggal sekitar tiga tahun yang lalu. Itu artinya ada orang lain yang menggunakannya," ujar Shaka.
Zidan semakin tidak mengerti apa yang sudah terjadi pada kecelakaan itu. Dia pun bertanya, "Lalu, kenapa Sabrina yang menjadi sasaran?"
***
bukan musuh keluarga Sabrina
jangan suudhon dl mamiiii