Cerita ini mengisahkan hubungan antara Narendra ibrahim putra dari zein dan kimmy. dengan dr cantik bernama RAISHA putri cahyani, putri dari pasangan Syarief dan cahaya.
hubungan mereka berawal dari sebuah kecelakaan yang membuat Rendra lumpuh, kesempatan sembuhnya cuma 20%. Raisha harus bertanggung jawab dan menikah dengan Rendra.
Baca kisah mereka disini.
❤️❤️❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilham Dzaki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 20
Romeo dan Sonia segera terbang ke Singapura setelah mendapat kabar kalau Rendra sudah mengacaukan acara pameran busana Clara, bahkan menarik semua fasilitas yang sudah dia keluarkan. Clara mengalihkan kekesalannya dengan minuman keras, dia mabuk berat saat Romeo sampai di hotel, Romeo segera memapah putrinya ke kamar. Baru esok pagi dia akan bicara dengan Clara, percuma sekarang bicara kalau nyatanya Clara sudah tidak sadar.
Romeo juga menghubungi bos mafia yang selama ini ada di belakangnya, Ternyata Romeo bekerja untuk geng Serigala.
" Bagaimana bos, sudah dihabisi pria cacat itu?" tanya Romeo.
"Dasar to lol, informasi lo sangat tidak akurat, Si ban ci itu tidak ada disana, dan anak buahku malah banyak yang tertangkap." marah Vero si ketua gangster Serigala itu.
"Tapi dia memang lumpuh dan di rawat di sana, kami juga sudah kesana beberapa hari lalu, kenapa dia tidak dihabisi saja waktu kecelakaan itu seperti kalian menghabisi bocah ajaib itu." kesal Romeo karena sudah di salahkan.
"Itu juga si sopir go blog, kok bisa bisanya menghabisi pria gila saja tidak becus." Vero marah
"Lalu apa yang harus kami lakukan selanjutnya, supaya keluarga itu hancur, dan gue bisa menguasai semuanya seperti gie menguasai harta si bo doh jonathan itu, mereka semua mati menjadi abu, hahaha." Romeo tertawa mengingat keluarga ibrahim terutama jonathan dan keluarganya mati terbakar di rumahnya sendiri.
"Segera nikahkan putrimu dengan si pengganggu itu!" perintah Vero.
"Tapi kemaren Clara menolaknya dan memilih melakukan pameran di Singapura tapi mereka telah mengacaukan acara Clara, mana mau Clara harus merawat orang cacat itu.' kesal Romeo, dia tidak terima kalau anaknya hrus menikahi Rendra yang lumpuh itu, pasti akan sangat menyusahkan.
"Cuma menikah saja oon, bukan merawat, yang penting dia visa masuk ketengah keluarga itu dan mencari info sebanyak banyaknya, serta kelemahan mereka, kenapa di tolak!" bentak Vero di telpon.
"Iya juga ya, maf waktu itu gie tidak bisa berfikir jernih, yang ada saat itu cuma rasa jijik pada pemuda lumpuh itu." jawab Romeo.
"Oke sekarang tugas kalian adalah kembali kesana dan meyakinkan mereka, untuk kembali menikahkan putrimu dengan si Rendra. di sini masih menunggu pergerakan dari peter dan istrinya, yang pasti akan meminta obat untuk si bo doh itu, tapi sampai sekarang belum ada pergerakan sama sekali, aku takut tiba tiba mereka menyerang saat aku lengah, apalagi kemaren orang ku sudah bergerak duluan." takut Vero.
" Oke kalau begitu, bantai mereka, gunakan kelemahan mereka dengan baik.", ucap Romeo.
Vero memutuskan sambungan telpon dari Romeo."
orang ini selalu menyalahkan saja bisanya, bahkan dia sendiri tidak pecus menjalankan tugasnya, kalau bukan kakakku sudah ku bunuh dari dulu."gerutu Vero dan melempar botol minum yang ada di tangannya.
Romeo menemui Clara kembali, menanyakan sebenarnya apa yang terjadi.
"Clara, sebenarnya apa yang terjadi? bagaimana bisa pameran yang sudah di susun sangat mewah bisa gagal?" tanya Romeo kesal.
"Semua itu gara gara si narsis Rendra itu pa, pertama dia membatalkan kamar hotel yang sudah Clara pesan, lihat nih sekarang Clara hanya bisa menikmati kamar biasa, lalu dia juga membatalkan gedung dan semuanya, jadi Clara harus membayar sendiri semuanya, uang ku semua habis pa,ma. masa persiapan gedung dan pameran itu bisa menghabiskan 20 milyar lebih, trus yang terakhir, para pengusaha itu tidak ada satupun yang melirik hasil karya Clara, biasanya mereka berlomba lomba untuk mengambil karya Clara, asisten juga laknat, dia malah pergi setelah Clara terpuruk, hik hik hik." Clara menangis di pulukan Sonia. Muka Romeo merah menahan amarahnya. Lelaki itu menggenggam tangannya erat sampai otot otot tangan itu keluar.
"Brengsek, sialan, tunggu saja pembalasanku. ayo kita pulang ke Indo dan membalas pria sial itu.!" Sarkas Romeo, dia sudah emosi dan tidak bisa berfikir jernih, memang tidak ingat apa siapa yang menghancurkan siapa.
"Pa tunggu, jangan emosi, kalau papa emosi maka semuanya akan gagal, ingat apa. yang di katakan Vero, kita harus apa?" Sonia mencegah niat suaminya yang memang gambang emosi tersebut. Akhirnya Romeo mengalah dan duduk di sofa kamar hotel. Pria paruh baya itu mengambil nafas dan mengatur emosinya.
Romeo kembali mengatakan sesuatu pada Clara putrinya.
"Nak, kamu mau kan membalas tingkah Rendra padamu, dan membunuhnya perlahan, ini pasti akan lebih menyakitkan daripada sakit karena kecelakaan itu!" ucap Romeo yang sudah tidak emosi lagi.
"Iya pa mau banget, pengen rasanya Clara mutilasi dan menjahit mulut lemes itu." kesal Clara.
"Kita pulang ke Indo dan kamu menikah dengan Rendra!" belum selesai Romeo mengutarakan semua maksudnya Clara sudah kaget dan marah duluan.
"Apa, menikah dengan orang cacat seperti dia, enggak pa lihat saja dia pa, bangun saja tidak bisa, mukanya juga banyak jahitan, apa kata dunia, Clara seorang desainer terkenal, cantik , seksi nikah dengan pria lumpuh." Clara marah.
"Dengar dulu kata kata papa, jangan di potong dulu!" kata Sonia, dan meminta Clara kembali duduk. Dengan kesal Clara menuruti kata kata mamanya.
"Kamu menikah dengan dia bukan untuk merawatnya sayang, tapi bunuh secara perlahan, nanti akan ada instruksi dari ommu Vero obat apa yang harus di berikan padanya, buat dia tersiksa dan merasakan sakit dalam tubuhnya, sampai akhirnya bosan sendiri untuk hidup, kamu hanya tinggal berpura pura bersikap manis pada mereka semua." Romeo menjelaskan rencananya pada Clara, dan yakin kalau Rendra masih mencintai Clara.
"Sempurna pa, aku suka, ayo kita kembali pulang dan segera eksekusi rencana papa." ucap Clara dengan semangat, matanya berbinar tidak sabar lagi menjadi bagian dari keluarga kaya raya itu.
Clara segera bersiap untuk kembali, dan melupakan semua yang terjadi di sini, uang segitu mah gampang kalau dia nanti sudah menjadi istri Rendra.
Kembali ke rumah sakit, setelah pemeriksaan oleh prof Gunawan, Rendra akan di bawa pulang sore nanti, mereka akan menempati rumah baru yang tidak jauh dari Rumah sakit, untuk memudahkan pemeriksaan Rendra, serta supaya Raisha bisa membagi waktu bekerjanya dan mengurus Rendra. Zein dan lainnya sudah pulang untuk membereskan orang orang yang mengacau tadi.
Tinggal Raisha dan Rendra sendirian di kamar inap tersebut.
"Mas, apa aku pulang dulu ya, menyiapkan pakaianku, kita nanti kan pulang ke rumah mas Rendra." Raisha meminta ijin untuk beres beres.
"Jangan, kamu disini saja, masalah itu sudah di bereskan anak buahku, nanti semua barang barangmu sudah berpindah dengan sendirinya." jawab Rendra.
"Trus kuncinya?" heran Raisha, karena tidak ada yang meminta kunci rumah padanya.