Avica gadis muda yang baru lulus pendidikan SMA itu baru saja turun dari sebuah bus. Ia memilih untuk pergi ke ibu kota karena ingin mencari pekerjaan supaya bisa membantu orang tuanya.
"Alhamdulillah, akhirnya sampai juga" Ucapnya
Kemudian ia berjalan mencari tempat untuk istirahat sebentar sebelum melanjutkan perjalanan untuk mencari kost-kostan.
Setelah dirasa cukup untuk istirahat Avica berjalan untuk mencari angkutan. Ketika berjalan ia tidak sengaja melihat anak kecil yang sedang menangis sendirian di seberang jalan tanpa ada orang tua disampingnya.
Kemudian Avica memilih untuk menyeberangi jalan tersebut untuk menolongnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rismaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab20
Sesampainya di restoran yang dituju, Sely tidak sengaja melihat mantan suaminya juga sedang makan siang disana. Sely berniat ingin memamerkan kemesraan nya bersama Rangga di depan Abizar.
"Sayang, kita duduk di sebelah sana saja." Ajak Sely sambil menunjuk tempat duduk yang dekat dengan tempat yang Abizar tempati.
"Baiklah." Ucap Rangga yang belum sadar dengan niat sang kekasih.
Sely menggandeng tangan Rangga dengan sangat mesra. Abizar yang tak sengaja melihat Sely pun membuat nafsu makan nya menghilang.
"Ren, saya sudah selesai makan nya." Ucap Abizar pada Rendi lalu mengelap mulutnya. Kemudian Abizar beranjak dari duduknya.
"Mas Abi, habis makan siang ya?" Tanya Sely sengaja karena ingin melihat reaksi Abizat ketika melihat dirinya sedang bersama pria lain.
Rendi yang melihat mantan istri bosnya itu jadi paham dengan bosnya kenapa tiba-tiba menyelesaikan makan nya.
"Ya." Jawabnya singkat. "Ren mari kita pergi. Pekerjaan kita masih banyak." Ajak Abizar pada sang asisten.
"Baik tuan. Mari." Jawab Rendi.
Lalu Abizar melangkah pergi di ikuti Rendi dari belakang tanpa mengucapkan sepatah kata pun dengan mantan istrinya itu.
Bertemu dan melihat wajah mantan istrinya itu membuat luka yang berusaha Abizar sembuhkan menjadi menganga kembali. Hatinya bergemuruh ketika mengingat kejadian masa lalunya yang menyakitkan. Dalam hati Abizar berjanji akan membuat mantan istrinya itu menyesal dengan perbuatannya dulu.
Malam pun tiba, Abizar sudah berada dirumah. Kini ia sedang mengguyur tubuhnya yang lelah dibawah shower. Mengingat pertemuan nya tadi dengan Sely mantan istrinya membuat dirinya lupa waktu saat bekerja. Sehingga membuatnya pulang cukup larut. Karena jika suasana hatinya sedang tidak baik Abizar akan menghabiskan waktunya untuk bekerja.
Selesai dengan kegiatan mandinya, Abizar keluar dari kamar mandi hanya melilitkan handuk sebatas pinggang nya. Hal pertama yang ia lihat adalah istri barunya yaitu Avica. Istrinya itu sudah tertidur pulas mungkin kelelahan dan sangat mengantuk ketika menunggu dirinya yang tak kunjung pulang akhirnya memilih untuk tidur terlebih dahulu. Tetapi Avica tidak lupa menyiapkan baju ganti untuk suaminya itu sebelum tidur.
Setelah berganti pakaian Abizar duduk ditepi ranjang sambil mengamati wajah Avica. Wajah yang masih terlihat cantik meskipun sedang tertidur. Dalam hati Abizar berjanji akan mulai membuka hatinya untuk Avica. Meskipun Abizar tidak tahu bagaimana isi hati Avica , Abizar juga akan membuat Avica jatuh cinta kepadanya.
Setelah puas mamandangi wajah sang istri, Abizar pun membaringkan tubuhnya disamping Avica. Ia memiringkan tubuhnya menghadap Avica. Belum juga matanya terpejam tiba-tiba Avica membuka matanya. Lalu Abizar pura-pura tidur masih dengan menghadap Avica. Abizar tidak mau tertangkap basah ketika sedang mengamati wajah Avica.
Avica bangun, lalu menoleh kesamping. Ternyata suaminya itu sudah pulang. "Sudah pulang ternyata." Gumamnya.
Avica beranjak dari tempat tidur karena ia sedang kebelet ingin kekamar mandi. Sebelum itu ia menyelimuti Abizar terlebih dahulu. Baru setelah itu dia pergi kekamar mandi.
Abizar yang hanya pura-pura tidur pun membuka matanya kembali setelah Avica memasuki kamar mandi. Ia tidak menyangka ternyata istri kecilnya itu juga sangat perhatian kepadanya. Hingga membuatnya tersenyum sendiri. Sampai tidak menyadari jika Avica telah keluar dari kamar mandi.
Avica pun kaget ternyata Abizar belum benar-benar tertidur.
"Mas Abi belum tidur?" Tanya Avica.
"Belum." Jawab Abizar singkat.
"Mas, maaf tidak bisa menunggu mas pulang dari kantor." Ucap Avica merasa bersalah.
"Tidak masalah. Jika mengantuk tidak perlu menunggu saya sampai larut." Balas Abizar. "Sekarang tidurlah kembali. Saya juga akan istirahat." Ucap Abizar lagi.
"Iya mas." Avica pun melangkah menuju ranjang lalu melanjutkan tidurnya. Karena besok ia harus bangun pagi-pagi untuk menjalani aktivitasnya.
Keesokan harinya, selesai sarapan Abizar dan Avica menghabiskan waktu di rumah saja. Sedangkan Alula sang anak sudah dijemput oma dan opa nya untuk diajak kerumahnya. Karena kedua orang tua paruh baya itu sangat merindukan cucunya. Beliau sengaja ingin mengajak cucunya bermain dirumahnya karena ingin memberi waktu dan kesempatan untuk anak dan mantunya supaya bisa semakin dekat.
Kini Abizar sedang menyibukan dirinya di ruang kerjanya. Untuk mengecek semua email yang masuk. Avica pun berniat ingin membuatkan teh anget untuk suaminya itu. Setelah teh buatannya jadi Avica menuju ke ruang kerja Abizar kemudian mengetuk pintunya terlebih dahulu.
Tokk..tokk..tokk..
"Masuk." Sahut Abizar dari dalam.
Pintu pun dibuka, dan Avica pun masuk kedalam ruangan sambil membawa teh anget buatannya tadi.
"Mas, ini saya buatkan teh anget." Ucap Avica pada Abizar.
"Terima kasih. Tehnya ditaruh dimeja sini saja." Jawab Abizar.
Avica pun meletakkan tehnya tersebut. Lalu pamit undur diri. "Kalau begitu saya permisi dulu, mas."
"Ya." Jawab Abizar sangat singkat.
Avica pun berlalu dari ruang kerja Abizar, lalu menuju halaman rumah untuk menyirami semua tanaman. Itu ia gunakan untuk mengisi waktu yang luang. Karena ia merasa bosan disaat tidak ada Alula. Sedangkan semua pekerjaan rumah sudah diselesaikan oleh pembantu. Karena tugasnya hanya memasak dan mengurus keluarganya saja.
Selesai menyirami tanaman, Avica istirahat dibangku yang ada ditaman belakang. Lalu ia berniat untuk menghubungi keluarga nya yang ada dikampung. Sudah lama mereka tidak bertukar kabar.
Tutt..tuutt..tuutttt...
(Halo, assalamu'alaikum, Ca.) terdengar suara Bu Linda yang menerima sambungan telepon itu.
(Waalaikumsalam, bun. Bunda apa kabar? Semuanya sehat-sehat kan bun?) tanya Avica.
(Bunda baik. Semuanya juga baik, Ca. Kamu dan keluarga mu bagaimana? Baik-baik saja kan?) tanya bu Linda balik.
(Alhamdulillah, baik bun. Ayah sama Arka dimana bun?)
(Ayahmu disawah, sedangkan adikmu sedang keluar kerumah teman katanya.) sejak Avica menikah dengan Abizar kehidupan keluarga nya berubah. Sekarang ayahnya itu sedang sibuk menggarap sawah yang dibelikan Abizar. Abizar benar-benar membuktikan omongannya kepada Avica waktu itu. Jika ia juga peduli dan bertanggung jawab atas keluarga Avica.
(Ca, bilang ke suami kamu. Ayah sama bunda terima kasih banyak, karena sudah membiayai kehidupan kami dan sekolah adikmu. Bunda bersyukur jika kamu mendapat kan suami yang benar-benar bertanggung jawab.)
(Iya bunda. Nanti bakak Caca sampikan pada mas Abi. Caca juga akan berterima kasih pada mas Abi. Kalau begitu udah dulu ya bun. Caca mau masak buat makan siang nanti.)
(Baiklah, nak. Jaga dirimu dan kesehatanmu ya.)
(Baik, bun.)
Sambungan telepon pun diputus oleh Avica. Ia akan memasak untuk makan siang dirinya juga suaminya. Karena sebenta lagi waktunya jam makan siang.