Masa remaja Disha, penuh dengan warna warni. Sahabat, ayah tiri yang menyayanginya.
Semuanya sempurna.
Hingga 'dia' muncul.
Dia seorang guru, lalu menjadi paman, dan tiba-tiba menjadi seorang suami.
Namun menjadi tiga sosok berbeda membuatnya menjadi orang lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Bongkar Rahasia
Tak terasa ujian selesai.
Disha bersama Ira dan Lena hendak menjenguk Tara yang nggak ada kabar selama dua bulan ini.
Dan karena ujian sudah selesai Papa memberi kelonggaran mengizinkannya jalan-jalan dengan dua bestie-nya.
Terutama karena Disha disiplin aturan Papa dan nggak bandel. Jadi Papa percaya Disha nggak macem-macem.
"Tumben Pak Zafran kagak ngekorin lo," kata Ira.
Mereka sedang di angkot menuju rumah Tara.
"Iye.. biasanya dia udah kayak bodyguard lo aja." Tambah Lena.
Disha tersenyum mesem.
"Eh serius deh sekarang lo jawab dong, lo ada hubungan apa sih sama Pak Zafran?" Desak Ira.
"Iya. Serius. Tingkah kalian tu nggak wajar buat yang bertetangga. Kita tau ada yang lo sembunyiin. Cepet cerita."
Disha mengangguk angguk. "Tapi kalo gue cerita, kalian berdua harus jaga rahasia."
"Janji." Kata mereka bareng.
"Pak Zafran tuh sebenernya Om gue."
"HAAAHHHH...??"
Angkot sampe oleng supir banting setir karena kaget. Untung jalanan sepi.
"Duuhh Pak.. hati-hati." Disha sampai terbentur jendela.
"Maaf Neng.. lagian pada teriak ngagetin saya." Angkot berjalan biasa lagi.
"Serius lo???" Ira dan Lena dengan barbar menyeruduk nya.
"Iya. Dia adik Papa. Gue juga baru tau pas dia dateng hari itu ke sekolah. Pas gue pulang di rumah ada dia. Dijelasin Om Zafran tuh adik bungsu Papa. Gue nggak kenal karena waktu nikahan Papa Bunda, Om Zafran lagi acara wisuda di Yogya."
Kompak Ira dan Lena mencubit pinggang Disha keras-keras.
"Aawwww... Sakit dong.."
"Kenapa lo baru cerita??"
"Berani main rahasiaan lo sama kita!"
"Berarti selama ini lo tinggal serumah sama Pak Zafran?!!"
Disha tersenyum mesem. Timbul pikiran untuk menggoda dua bestie-nya.
"Bukan cuma serumah. Kamarnya di depan kamar gue."
"Diiihhhh... Tau gitu dari dulu kita grebek rumah lo! Ternyata lo nyimpen guru paling keren sepanjang masa kita sekolah di SMA!"
"Ahhh lebay lo.. makanya gue rahasiain sampe kita lulus. Kalo enggak, lo berdua bisa modus tiap hari ke rumah gue."
"Ah Lo mah nggak pengertian."
"Eh trus, bener dia udah nikah?"
Disha menggeleng. "Belum."
"Waahh... Gue berpeluang dong jadi Tante lo..." Keinginan Ira membuat Disha bergidik ngeri.
"Iihh halu ketinggian lo."
"Eh siapa tau Pak Zafran berjodoh sama salah satu dari kita." Lena menambahkan membuat Disha geleng-geleng kepala.
"Ahh ngarep ketinggian lo pada. Udah deket tuh.. yuk turun."
Setelah membayar ongkos angkot, mereka melanjutkan jalan kaki memasuki perumahan mewah.
***
"Sorry kita baru dateng jenguk lo, Ra.."
Tara begitu senang dikunjungi tiga sahabatnya.
"Pasti asyik ya bisa ujian. Gue mau ujian kejar Paket C karena kelamaan nggak masuk sekolah." Tara berwajah manis dengan mata bulat, berkulit coklat eksotis dengan rambut pendek modis. Wajahnya lembut dan selalu murung.
"Tapi lo lanjut kuliah?" Tanya Disha.
Tara tersenyum getir. "Belum tau."
"Kenapa lo? Takut sama Medusa?" Celetuk Lena yang langsung dicubit Disha.
"Jangan kenceng-kenceng lo gimana sih?"
Medusa itu julukan untuk Tante Mila, ibu tiri Tara. Julukan itu diberikan sejak awal Disha cs berkunjung ke rumah Tara. Bertemu dengan Tante Mila yang cantik body aduhai. Tapi judesnya minta ampun.
Di depan Om Arya papinya Tara, jadi ibu tiri yang super baik super manis penuh perhatian. Di mata Om Arya, Tante Mila sosok yang amat sangat sempurna.
Jelas saja karena Om Arya jarang ada di rumah.
Dan karena Om Arya juga terlalu bucin pada istrinya, membuat telinganya hanya mendengar perkataan Tante Mila yang super manis dan super jujur.
Sikap itu hanya ditunjukkan di depan Om Arya saja. Ketika Om Arya tidak ada, keluar sosok aslinya. Wanita cantik berkepala ular yang galak, kejam, judes, pelit.
Bahkan saking pelitnya, pernah Tara menyuguhkan minuman jus yang dibawa Papinya dari luar negeri, untuk Disha cs.
Dengan nada sinis, ibu tiri itu bicara..
"Harus ya dikasih minuman mahal? Lain kali kalo temen-temen kamu dateng minumnya teh manis aja. Jangan minuman mahal gini. Sayang dong Papi beli mahal mahal disuguhin tamu. Ntar yang ada mereka betah tiap hari namu ke sini."
Sungguh Tara malu bukan main di depan para sahabatnya.
Melihat rambut Tante Mila itu keriting seperti ular nggak salah mereka sebut Medusa. Saking gondoknya dengan sikap songong ibu tiri Tara itu.
"Sorry nih gue nggak bisa nyuguhin..." Tara merasa nggak enak.
"Santai aja, Ra." Ira mengibaskan tangan. "Kita juga males urusan sama ibu tiri lo."
"Kenapa sih lo nggak bilang sama bokap lo kelakuan sebenernya? Gue empet banget liat lo diperlakuin begitu." Lena mendengus sebal.
"Eh lo jangan ngomong gitu.." Disha mengingatkan. "Tara pasti punya pertimbangan sendiri. Kita nggak boleh ikut campur."
Semua diam.
Memang Tara yang pendiam dan terlalu sayang pada Papinya. Sangat mempertimbangkan perasaan Papinya.
Karena sudah lama juga Om Arya menduda. Dan Om Arya begitu sayang pada istri barunya yang 'super' baik.
Tara nggak mau merusak kebahagiaan Papinya.
***
"Jangan kelamaan mainnya, kamu kan mau ujian Paket C. Belajar yang bener.." tegur si mulut ular alias Tante Mila.
"Iya, Mi."
"Ya udah kita pulang dulu, Ra. Udah sore juga."
Baru saja mereka bertiga beranjak keluar dari kamar Tara, bel rumah berbunyi.
Empat sekawan dan ibu tiri rambut ular itu bergegas turun melihat siapa yang datang.
Dan benar saja, Ira dan Lena melotot lebar melihat Zafran muncul dengan kerennya.
"Pak Zafran!"
Zafran tersenyum pada murid-muridnya.
"Saya mau jemput Disha."
Disha tersenyum mesem. Karena barusan Bunda cemas khawatir dia kelelahan naik angkot, Zafran diutus menjemputnya di rumah Tara.
Begitu tatapan Zafran tertuju pada satu titik, membuatnya tegang.
Disha memperhatikan tatapan Zafran tertuju pada Tante Mila yang juga terpaku.
"Zafran??"
Zafran tak mempedulikan, dan menarik tangan Disha segera pergi.
Disha yang bingung mengikuti saja.
Om Zafran kenal sama Tante Mila??
***
nm ampir yuk
Dan anggapan bahwa ini "cuma kisah cinta gadis remaja" aja, ternyata salah. Gak nyangka ada masalah lain yang lebih serius.
Trus, episodenya gak kepanjangan. Sumpah udah beberapa kali baca karya dari author lain yang 200 episode lebih tu sebel. Tetep baca karena penasaran tapi sebel ceritanya gak habis2. Mirip banget sinetron indo yang alurnya udah keluar jalur, udah kemana2 dan gak jelas banget.
Nah kalo ini beda, bener2 kayak baca novel yang udah terbit itu looh, layak banget deh dibaca.
Keren thoor, sukaaa 😍😍
Bisa2nya ninggalin anaknya serumah sama yang bukan muhrim. Sebel deeh
Dan novel ini, beneran kelas teenlitnya gramedia. Layak terbit banget.
Sayangnya lebih banyak yang suka yang temanya pernikahan, dan paling mainstream kalo gak tema cewek miskin nikah sama cowok sangat amat kaya raya, ya tema pernikahan dimadu ato mertua jahat.
Plis, karya ini bagus banget loo, layak dilike banyak2.
Padahal judul lain yang temanya mainstream (perempuan miskin nikah sama laki2 kaya raya) dan penulisannya buuuerantakan bisa berpuluh2 ribu like nya, heran deh 😔
Dan akhirnya nemu judul ini, baru part 5 udah puaaas banget.
Keren thoooor 😍😍😍😍
ceritanya 👍