Montir Janda Ku

Gadis tengik itu merayap dengan telinga yang menempel erat di dinding kamarnya yang bersebelahan dengan kamar dadynya.

"Ga kedengeran apa apa... apa yang sedang mereka lakukan? apa terjadi sesuatu? harusnya sih iya... kuharap dady hilaf..." 😭do'a macam apa itu nak.

Ceklek

Pintu kamar dibuka dari luar, pemandangan di dalam kamar sesuai ekspektasi 2 orang yang hendak menggerebek nya. Kompak keduanya melipat tangan didada.

"ehe..hai mom, dad...eee... kok cepet..ups" reflek memukul mulutnya sendiiri.

Brian memutuskan untuk masuk, namun tidak dengan Chelsea, dia memilih pergi ke dapur, mencari sesuatu untuk mengganjal perutnya meninggalkan mereka berdua. Betapa kejadian hari ini sangat menguras tenaganya, tak sungkan ia mengobrak abrik persediaan di dapur, membuat asisten yang bertugas memasak salah tingkah. Ia merasa jika wanita ini yang nota bene adalah calon nyonya rumah pikirnya, sangatlah galak. Betapa tidak menduga demikian, sorot amarah terpancar di matanya yang merah. Ia membiarkannya melakukan yang calon nyonya itu mau lakukan, selama nyawa dan pekerjaannya tak terancam.

Sungguh diluar dugaan. Dengan ekspresi yang masih terlihat dingin, sang calon nyonya bukannya mengacak acak dapur, tapi menyiapkan bahan bahan untuk dijadikan menu makanan. Bergegas ia hendak membantu, namun pisau yang tengah calon nyonya itu gunakan untuk memotong paprika, ia hentakkan hingga menancap pada alas potong, membuatnya menelan saliva. Ia mengerti jika calon nyonya nya tidak ingin diganggu, jadi dia hanya mengawasinya dari sudut dapur.

'gawaaaat.... pekerjaanku terancam..." batin sang asisten dapur kala melihat betapa cekatannya sang calon nyonya memilah, mencuci, dan merajang bahan bahan, lalu memainkannya diatas wajan yang panas, membuatnya menari nari, bersatu dalam alunan denting wajan anti lengket yang beradu dengan kompor dan spatula. Desisan menggoda mengalun bersahutan dengan lompatan lompatan kecil sayuran yang kembali pada tempatnya karena ulah tangan kekar sang calon nyonya.

'Daebaak....' gumaman sang asisten yang kagum melihat kemampuan calon nyonya nya.

Selesai...

4 jenis masakan tersaji dengan cepat di atas meja makan. Sontak sang asisten bertepuk tangan mengapresiasi pertunjukan gratis yang membuatnya takjub.

Chelsea menyunggingkan senyum, puas atas hasil kerjanya, amarahnya sirna terbawa air yang mengalir membilas wajan wajan dan peralatan lain yang baru saja ia gunakan untuk memasak.

cling

cling

cling

bersih bersinar...

(maaf bukan iklan🤭)

Tepukan tangan sang asisten semakin meriah. Betapa ia takjub dengan calon majikannya ini. Sungguh jauh diluar hayalannya selama ini, bahwa jika suatu saat rumah ini memiliki nyonya, pastilah orang yang sangat manja, judes, semena mena, dan hal lainnya yang ia tau karakter menyebalkan seorang nyonya besar dalam drakor drakor favoritnya.

"WOW....AMAZING, MOMY" suara lantang Alexa menyurutkan senyum kepuasan di bibir Chelsea. Ya, ia masih merajuk pada gadis tengik ini. Bagaimana tidak, berkali kali dia dipermalukan.

"C'mon momy, forgive me please... I'm so sorry okay." Alexa bergelayut manja di lengan Chelsea, ada rasa getir dihatinya kala dia memperhatikan mata gadis ini yang mulai berkaca kaca. Seketika ia merasa bersalah padanya. Ia merasa terlalu keras padanya. Ia pun mencoba mengerti betapa gadis ini merindukan sosok seorang ibu disampingnya. Ia pun langsung merengkuhnya dalam pelukan, mencium rambut sampingnya, lalu berkata "it's okay, honey".

Tiba tiba Alexa membalas pelukannya, dan mengeratkan pelukan itu, terisak, lalu berulangkali menggumamkan kata "sorry, so sorry..."

Gadis itu tak mau Chelsea jadi membencinya. Entah perasaan apa ini, ia sungguh tak mau Chelsea membencinya, lalu meninggalkannya.

AYO MENARILAH WAHAI JEMPOL JEMPOL CANTEEQUE👍🏻👍🏻👍🏻