# No Plagiat
Novel ini adalah novel karya pertama saya yang saya unggah di grup facebook sebelum saya mengenal Aplikasi. Saya menyalin ke aplikasi ini agar Semua karya saya berkumpul disini. Jika ada yang menyamai cerita diatas artinya karya saya yang sudah di plagiat. Sebab, cerita ini sudah lama saya buat pada tanggal 22 Juni 2021.
Sinopsis
Perjalanan kisah Cinta yang di mulai dari perjodohan menimbulkan banyak cobaan. Termasuk per cekcoan layaknya Tom and Jerry.
Melewati fase sulit dengan berbagai cobaan menghiasi rumah tangga Arga dan Vania.
Itu semua diakibatkan dendam panjang yang belum usai dari cerita kelam kedua orang tua mereka. Air mata, kehilangan anak dan Amnesia bahkan mereka lewati demi sebuah kebahagiaan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sobri Wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part_20 Pujian Untuk Arga
Melihat wajah Vania yang memerah membuat Arga tersenyum gemas. Ia menyentuh dada itu untuk membuka kancing baju milik Vania dengan lembut. Lagi-lagi Vania memejamkan matanya. Arga menghentikan aktifitasnya dan mengangkat dagu milik Vania. Sadar akan hal itu Vania memberanikan diri membuka matanya.
"Kenapa kau memejamkan matamu?" tanya Arga menyeringai padahal ia tau kalau tubuh Vania tampak bergetar hebat pasti Vania merasa takut.
Vania membalasnya dengan tersenyum malu.
"Memang ada perjanjian kalau aku tidak boleh memejamkan mata," balas Vania tak mau kalah.
"Kau ini ya, selalu menggemaskan," ucap Arga. Arga pun mengangkat tubuh Vania keranjang.
"Kau sudah siap?" lirih Arga ditelinga Vania.
Vania menganggukkan kepalanya yakin walau tidak dipungkiri jantungnya berdegup hebat. Semua aliran darahnya seperti berjalan cepat, ada sengatan yang menyentuhnya kala tangan itu membuka setiap deretan kancing bajunya.
Kali ini Vania tak dapat menolak lagi setelah Arga berhasil membuka semua helai kain yang menutupi tubuh mulusnya.
Arga melabuhkan lagi ciuman lembutnya kesetiap wajah milik Vania, berpindah ke lehernya, dadanya dan beberapa titik kulit Vania.
setiap sentuhan itu terasa menggairahkan keduanya.
Arga memijit dua anak gunung yang menggoda naluri matanya. Ia mainkan lidahnya di sana. Arga mejiiilatinya dan menghiisabnya.
"Ahk..." Vania berekspektasi.
Vania merasakan kenikmatan hakiki.
Arga tersenyum Ia melanjutkan menjelajahi perut Vania dan menciuminya hingga puas. Arga mengamati alam mempesona di antara kedua belah kaki Vania
Alam itu ingin Ia rambah. Alam yang sudah lama diinginkan tapi Vania terus menolaknya.
Arga mengusapi paha Vania dengan lembut dan juga menciuminya. Vania mencengkram sprei, Ia merasakan sesuatu yang hebat keluar dari miliknya.
Arga justru memainkan lidahnya di sana menikmati sesuatu yang belum pernah di rasakanya. Itu adalah bukti kebesaran cintanya Ia tidak akan sungkan jika itu sudah menjadi haknya.
Lelah disana Arga kembali ******* bibir Vania. Vania membalas permainan Arga, Ia meminta Arga berbaring kemudian mencicipi junior Arga.
"Ahk, itu enak, Sayang." Arga menjimpit Rambut Vania agar tidak ikut mengganggu permainan mereka.
Arga merasa tak kuasa merasakan itu. Itu adalah surga dunia untuk keduanya.
Usai melihat Arga terlena, Arga menindih tubuh Vania. Arga memasukkan miliknya ke lobang semut milik Vania. Ukuranya sempit tapi Arga menguatkan tenaga untuk menerobos kan kepala juniornya masuk kesana.
Beberapa waktu bergelut Arga berhasil membuka pertahanan Vania. Vania merasakan miliknya sobek atau malah rusak.
"Kau kesakitan, Sayang?" tanya Arga.
Vania mengangguk.
Arga memelankan permainannya. Ia tidak mau Vania menangis.
Selang beberapa menit berlalu kehangatan itu semakin melemaskan tubuh keduanya dan membuatnya pasrah menikmati itu.
Cukup lama Arga memacu juniornya, sesuatu membuncah masuk ke lubang semut milik Vania. Arga kemudian memeluk erat tubuh wanitanya.
"Makasih sayang," bisik Arga ditelinga Vania yang masih dalam dekapannya.
"Untuk apa?" tanyanya menyeringai.
"Untuk hari ini, aku bahagia sekali," desisnya.
Vania pun tersenyum dan mengeratkan pelukan Arga. Hingga keduanya terlelap.
Keesokan Harinya....
Sudah terbiasa Arga bangun lebih dulu dan membersihkan diri. Pagi tu Bk Miah sudah datang untuk membersihkan rumah dan pak Wisnu yang menyiram tanaman dihalaman.
"Bi, masakin bubur ya Vania masih demam," pinta Arga.
"Oke, sip den bubur ayam ya den?" tanya bibi sambil mulai mempersiapkan bahannya.
"Iya Bi, Pak Wisnu mau ke kebun?" tanya Arga.
"Iya, Den. Pak Wisnu kan harus telaten menyiram tanaman biar gak layu," ucap Bibi sembari memotong sayuran.
"Makasih ya Bi, udah jaga vila dan kebun dengan baik," tutur Arga puas dengan hasil kinerja mereka.
"Sama-sama, Den. Kami yang sangat berterima kasih karena kepercayaan dari Bapak Bram dan keluarga Aden kami bisa menyekolahkan Ilman sampai kuliah. Oya Den, Ilman akan pulang hari ini," tukasnya sumringah.
"Oh,benarkah? bagus kalau gitu kita bisa bertemu," balas Arga senang.
"Tapi pak Wisnu ijin jemput ke stasiun ya, Den. Sekalian bibi mau kepasar beli persediaan!" pinta Bi Mardiah.
"Iya, Bi."
Setelah banyak bercerita,, bubur ayam pun sudah jadi. Arga membawa makanan itu segera kekamar.
Dilihatnya seperti biasa Vania masih bergulung selimut dan hanya menampakkan wajahnya.
Arga meletakkan bubur diatas meja. Ia menghampirinya Vania dan duduk ditepi ranjang.
"Sayang," ucapnya pada rambut Vania.
Arga memegang kening Vania.
"Tubuhnya masih terasa demam," gumam Arga.
Mendengar suara Arga Vania terbangun.
"Arga, maaf aku selalu saja kesiangan," ucapnya bersalah.
"Gak papa, ayo bangun sarapan dulu," ucap Arga lembut.
"Baiklah aku mandi dulu, aku merasa lebih baik," tukasnya hendak beranjak. Ia meringis, ia merasakan sakit di daerah tertentu. Melihat itu Arga merasa khawatir.
"Apa kamu baik-baik saja?" tanya Arga.
Vania pun membalasnya dengan tersenyum. Ia turun dengan bergulung selimut perlahan melangkah kekamar mandi. Arga tak tega pasti Vania kesakitan karena ulahnya semalam. Gegas Arga menggendong Vania kekamar mandi.
"Arga turunin, aku bisa sendiri." Vania memberontak.
"Sudah diam, biar aku yang mandikan," ucap Arga tegas.
Sampai dikamar mandi ia pun membuang selimut Vania dan mengguyur nya dengan air hangat yang disediakannya Perlakuan Arga akhirnya membuat Vania hanya pasrah lagi dan tidak protes.Telaten juga Arga memandikannya hingga selesai.
Arga membantunya memakai baju dan menyisir rambutnya. Ia memegang make-up melihat itu spontan Vania bersuara.
Kau mau apa?" tanyanya geli.
"Mendandani istriku lah, emang mau apa? sudah diam gak usah protes," ucap Arga memaksa.
"Gak usah berlebihan, aku ini cuma demam bukan sakit keras hingga kau seperti ini."
"Sudah diam, aku ingin memanjakan istriku emang salah?" pungkasnya tak mau dibantah. Arga memulai aksinya hingga selesai.
"Wah, ternyata dandanan mu sempurna harusnya kau jadi make-over artis saja kan?" goda Vania mengerling ayu.
"Enak saja, kelihaian ku ini hanya berlaku untuk istriku saja kau pikir aku jablay," sungut Arga sewot.
"Ah, marah ..maaf ya sayangku," rayu Vania bergelayut pada Arga.
"Ya sudah, ayo makan!" ajak Arga.
"Iya...."
Mereka sarapan bubur ayam bersama.
semangat ya kak🥰
Kalau mampir jangan lupa tinggalkan jejak ya.
Terimakasih