NovelToon NovelToon
HUTAN LARANGAN

HUTAN LARANGAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Balas Dendam / Dunia Lain
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: elaacy

Galuh yang difitnah oleh penduduk kampung dan dibuang dihutan larangan, hutan yang menyimpang segudang misteri.
Dapatkah galuh membalaskan dendam dan menemukan dalang dari orang yang menghasut penduduk?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaacy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7: Mencari bu siti

Putih segera pergi dari istana yang megah itu dan ia segera memulihkan tenaganya.

Sedangkan digubuk saras, galuh terbangun saat dini hari ia merasa haus saat akan bangun ia merasa tubuhnya sangat sakit, ia keluar dari kamar dengan berpegangan dengan dinding.

"Gelap sekali, tumben saras tidak menyalakan obor." Gumam galuh yang melihat gubuk saras yang gelap gulita.

Galuh segera pergi kedapur dan minum, saat minum ia merasa ada seseorang yang berdiri dibelakangnya, galuh tak berani menoleh kebelakang. Tiba-tiba ada sebuah tangan yang dingin memegang pundak galuh.

"Arghhhhh" Teriak galuh dengan kaget.

Bughhh, bunyi suara pukulan. "Galuh, kau ini kenapa teriak." Kesal saras, ternyata ia yang memegang pundak galuh tadi.

"A-aku hanya terkejut saras, kamu pun tiba-tiba memangang pundakku, mana dingin lagi tangan kamu itu, seperi mayat." Ucap galuh yang masih terkejut dengan keringat yang sebesar biji jagung dijidatnya.

"Saras kok gelap gubuk ini?." Tanya galuh dengan penasaran.

"Minyak tanahnya abis, makanya gelap gulita seperti ini." Jawab saras yang segera berlalu meninggalkan galuh sendiri di dapur.

Galuh yang ditinggalkan sendiri oleh saras, sontak saja merasa kesal. " Dia itu sering sekali muncul tiba-tiba dan pergi gitu aja, aneh sekali." Gumam galuh dengan heran yang melihat saras sering muncul tiba-tiba dan pergi gitu aja.

"Mending aku tidur lagi aja." Ucap galuh, ia segera pergi ke kamarnya dan segera tidur.

*****

Tok, tok, tok. Ketukan dipintu membangunkan galuh yang sedang tidur, ia melihat dari celah' anyaman bambu itu. Ternyata hari sudah pagi.

" Galuh, galuh apa kau sudah bangun? Galuh, galuh." Teriak saras sambil mengetuk pintu itu.

"Hmm, aku sudah bangun, ada apa saras?." Tanya galuh yang masih berdiam diri dikamar, tak ada niatan untuk beranjak dari kasur lapuk itu.

"Aku akan pergi ke desa untuk membeli minyak tanah." Jawab saras. Galuh yang mendengar nama desa segera beranjak dari kasur dan cepat-cepat membuka pintu kamarnya.

*Ceklek* Suara pintu yang dibuka. "Saras aku ikut ya? Aku pengen banget melihat keadaan ibu." Ucap galuh dengan antusias.

"Gak usah, aku sendiri aja." Ucap saras dengan dingin.

"Tapi aku pengen menemui ibu." Ucap galuh dengan lirih.

"Aku akan melihat ibumu." Setelah mengatakan itu, saras segela keluar rumah dan langsung pergi gitu aja. Galuh hanya diam dan menarik napasnya.

"Huh, padahal aku cuma mau melihat keadaan ibu." Gumam galuh dengan kesal.

"Aku harus pergi kerumah nek sumi." Ucap galuh yang tiba-tiba teringat akan nek sumi, ia akan melanjutkan latihannya. Ia segera keluar dari gubuk itu dan menuju kearah air terjun itu. Untuk saat diperjalanan tidak ada gangguan sama sekali. Ternyata nek sumi sudah menunggunya dibawah dan galuh segera pergi kerumah nek sumi dan mulai berlatih.

****

Sedangkan saat ini, saras sudah sampai didesa dan segera menuju ke sebuah warung yang tak jauh dari pinggir hutan itu. Disana ternyata sudah banyak ibu-ibu yang sedang membeli sayur, daging, dan barang lainnya.

Saras segera melangkah kan kakinya. "Bu, beli minyak tanahnya satu liter." Ucap saras yang menjadi pusat perhatian ibu-ibu itu. Bisik-bisik mulai terdengar dari segerombolan ibu-ibu itu.

"Aku baru melihat wanita ini, cantik sekali ya." Bisik ibu-ibu yang berbaju merah.

"Iya cantik sekali ya, andaikan kalo dia mau dengan anakku, bima." Ucap ibu yang disebelah ibu-ibu yang berbaju merah.

"Heh, bu rita masa wanita secantik ini bersanding dengan anakmu si bima yang sering gonta ganti pasangan itu." Sahut bu nur dengan pedas, membuat wajah bu rita merah padam.

"Iya bener itu, masih gantengan galuh daripada bima anakmu itu bu rita." sahut ibu-ibu yang lainnya. Mendengar nama galuh disebut membuat saras segera menoleh kearah segerombolan ibu-ibu itu.

"Ganteng darimananya anak bu siti itu, udahlah miskin pencuri lagi." Ucap bu rita dengan napas yang memburu.

"Aku sih gak yakin kalo galuh itu mencuri, aku rasa ada yang memfitnahnya." Sahut bu nur yang langsung di iyakan oleh ibu-ibu yang lainnya. Bu rita segera pergi dengan menghentakkan kakinya.

"Aneh bu rita itu, apa gara-gara masalah bima dan galuh dulu ya? Sampai dia sebenci itu dengan keluarga bu siti, terutama galuh." Ucap bu nur, saras yang diam diam mendengarkan pembicaraan mereka sontak terkejut mendengar suara si pemilik warung.

"Mbak, ini minyaknya." Ucap nek khadijah yang membuat saras yang sedang mendengarkan pembicaraan mereka terkejut.

"Eh iya bu, berapa harganya minyak ini?." Tanya saras.

"25 saja, mbak." Jawab nek khadijah, saras segera memberikan uang itu dan segera pergi dari sana.

"Dimana rumah bu siti." Gumam saras yang terus berjalan dan mencari rumah bu siti, ibu dari galuh.

Saat saras sedang berjalan, tiba-tiba seseorang menabrak saras yang sedang berjalan. Bughh, "Maaf, maaf mbak" Ucap seorang wanita paruh baya dan segera pergi dangan terburu buru.

"Bu, bu tunggu." Teriak saras, hal itu membuat wanita paruh baya itu semakin mempercepat langkahnya.

"Aneh sekali, padahal aku hanya ingin bertanya." Ucap saras yang merasa aneh dengan ibu-ibu itu. Saras langsung melanjutkan langkahnya yang terus mencari rumah bu siti.

Saras melihat ibu-ibu yang sedang menyapu halaman, ia segera mendatangi ibu-ibu itu untuk menanyakan rumah bu siti.

"Permisi bu." Sapa saras membuat ibu-ibu itu tersenyum.

"Ada apa mbak?." Tanya ibu itu seraya tersenyum.

"Saya mau bertanya bu, dimana rumahnya bu siti?." Jawab saras dengan sopan, saat mendengar nama nama bu siti disebut raut wajah ibu itu mendadak berubah menjadi sedih.

"Duduk dulu mbak." Ajaknya kepada saras.

"Mbak ini siapanya bu siti? Dan ada perlu apa ya mbak? Kalo boleh tau nama mbaknya ini siapa?." Deretan pertanyaan dari ibu-ibu itu membuat saras terdiam dan hanya tersenyum kecil.

"Saya saras bu dan keponakan dari bu siti." Sahut saras dengan tenang.

"Saya minah, tapi siti nggak ada keponakan, siapa kamu sebenarnya?. " Ucap bu minah itu dengan tatapan tajam, membuat saras sedikit gugup

"Sa-saya temannya galuh bu." Ucap saras dengan lirih dan sembari menundukan kepala.

Perkataan saras membuat bu minah membulatkan matanya. Ia merasa ada secarik harapan untuk mengetahui keadaan galuh.

"Mbak, mbak tolong kasih tau saya dimana keberadan galuh, mbak." Ucap bu minah yang menggoncang kedua bahu saras.

"Ibu, ibu tenang dulu, galuh ada ditempat yang aman dan jauh dari sini." Sahut saras dengan tenang.

"Saya kesini ingin mencari keberadaan bu siti, galuh berpesan kepada saya untuk menemui ibunya." Lanjut saras.

" siti sejak malam kejadian itu ia tak pernah terlihat lagi, saya pun tidak tau dimana keberadaan siti, saya sudah mencarinya tapi tak pernah ketemu." Ucap bu minah dengan raut muka sedih dan pandangan lurus kedepan.

"Dan galuh pun menghilang malam itu juga, tapi aku senang saat mendengar kalo galuh sedang bersama kamu." Lanjut bu minah dengan tersenyum kearah saras. Saras hanya mengangguk dan melihat kearah langit, sebentar lagi akan turun hujan.

"Bu, saya akan pulang dulu bu, sebentar lagi akan hujan." Ucap saras yang melihat langit sudah gelap dan akan hujan.

"Baiklah mbak saras, saya titip salam kepada galuh dan tolong sampaikan permohon maaf saya kepada galuh karena malam itu saya tidak menolong mereka." Ucap bu minah dengan sedih.

"Baik bu." Sahut saras singkat dan segera pergi dari perkarangan rumah bu minah.

"Siti, kemana sebenarnya kamu." Ucapan lirih bu minah, ia segera masuk kerumah dan mengunci pintu itu.

****

Sedangkan saat ini, saras sudah memasuki hutan larangan itu dan segera menuju kerah gubuknya.

"Ku harap galuh sudah pulang." Ucap saras dan segera meleset. Tak lama saras sudah sampai di depan gubuknya ia segera masuk kedalam dan melihat ternyata galuh sudah pulang.

"Saras, kamu sudah pulang, gimana? Ketemu sama ibu nggak?." Pertanyaan dari galuh membuat saras terdiam. Dan menarik napas panjang.

"Galuh maaf kan aku, aku tidak ketemu sama ibu kamu, menurut bu minah yang ku temui tadi sejak malam kejadian itu ibu mu tidak terlihat sejak malam itu." Jawab saras dengan pelan. Hal itu membuat persendian galuh lemas, pria itu khawatir dengan keadaan ibunya.

1
Das ril
lanjut thor
elaacy: Okeiii
total 1 replies
Rizitos Bonitos
Bikin klepek-klepek!
Edana
Aku suka banget sama twist yang ada di cerita, semoga semakin menarik aja nanti!
elaacy: terimakasi ka, ini cerita pertama saya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!