Dinda Khoirunisa adalah gadis sederhana dan hidup di Panti Asuhan. Keberuntungan berpihak padanya. Atasan ditempatnya bekerja mengangkatnya menjadi adik angkatnya. Hingga nasib mempertemukan Dinda dengan Kades setempat.
" Kalau gitu kamu juga bisa panggil saya Dimas saja ya... Biar lebih akrab... " ucap Dimas.
" Kalau saya manggil Anda dengan nama saja kayaknya kesannya kurang sopan... Saya panggil Mas Dimas saja gimana...? Oya kenapa Bapak... Maksud saya kenapa Mas malam-malam berhenti dipinggir jalan seperti ini...." ucap Dinda.
Akankah Dinda bisa membuat hati sang Kepala Desa menjadi hangat..?
Akankah cinta Sang Kades berlabuh kepada Dinda..?
Yuk simak kisahnya... Dan jangan lupa minta dukungannya ya... Terimakasih..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kisworowati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
" Tapi Mas, Dinda bisa makan sendiri Mas... Dinda malu..." ucap Dinda menunduk malu.
" Jangan malu lah Din... Aku ini sekarang kakakmu... Mas pengen manjain adik kesayanganku ini... Ayo sini duduk dekat Mas... Mas akan nyuapin kamu..." perintah Galuh tersenyum.
Dinda pun berjalan dan duduk disamping Galuh. Galuh pun segera menyuapi Dinda seraya memperhatikan Dinda yang menunduk.
" Apa kamu malu Dek... Kalau Mas suapin seperti ini...? Kenapa kamu menunduk begitu...?" tanya Galuh memperhatikan wajah adiknya.
" Iya Mas... Dinda malu banget sama Mas Galuh... Dinda gugup dan canggung... maaf ya Mas.." ucap Dinda jujur.
" Hilangkan rasa gugup... canggung... dan malu mu Dek... Aku ini kakakmu... " ucap Galuh seraya memegang bahu Dinda.
" Iya Mas... Dinda usahakan ya... Mohon dimaklumi kalau Dinda gugupan hehe... " ucap Dinda nyengir.
" Iya Dek... Ayok makanlah lagi... Habis ini kita langsung ke Panti bertemu dengan Ibu Panti ya.." ucap Galuh seraya menyuapi Dinda lagi.
Galuh kembali menyuapi Dinda hingga tandas. Selesai makan siang. Mereka bersiap menuju Panti Asuhan. Tak lupa Galuh telah menyiapkan oleh-oleh untuk Ibu Panti walau hanya sedikit. Kini Galuh melajukan kendaraannya menuju Panti Asuhan Ningsih. Sesampainya disana. Mereka langsung masuk ke ruang Ibu Ning.
" Assalamualaikum Ibu Ning... " ucap Galuh dan Dinda bersamaan.
" Waalaikumsalam Nak... Ayo masuk Nak..." ucap Ibu Ning seraya memeluk Dinda erat.
" Dinda kangen Ibu..." ucap Dinda membalas pelukan Ibu Ning erat.
" Oya yang bersamamu ini siapa Nak..." ucap Ibu Panti seraya melepaskan pelukannya.
" Oya Ibu... Ini adalah Pak Galuh atasan Dinda yang pernah Dinda ceritain ke Ibu yang ingin menjadikan Dinda sebagai adiknya..." ucap Dinda lembut.
" Oya perkenalkan Ibu... Saya Galuh atasannya Dinda dan sekarang sudah menjadi kakaknya... " ucap Galuh tersenyum seraya menjabat tangan Ibu Ning.
" Ow.. Saya Ibu Ning.. Kalau begitu ayo silahkan masuk dan duduklah... Kita bicara di dalam ya... Mari.." ajak Ibu Ning ramah.
" Terimakasih Ibu..." ucap Dinda dan Galuh bersamaan.
" Sebelumnya saya minta maaf kepada Ibu.. Jika kedatangan saya disini menganggu Ibu.. Saya berkunjung kesini untuk mengurus surat-surat tentang Dinda karena akan saya resmikan menjadi adik saya Bu... Apakah Ibu bersedia membantu saya...? Dan apakah Ibu setuju Dinda saya angkat menjadi adik saya...?" tanya Galuh serius seraya menatap Ibu Ning penuh harap.
" Ibu akan membantumu dan Ibu setuju... Dinda berhak untuk bahagia dan berhak mendapatkan keluarga yang baru... Saya akan menyiapkan surat-surat yang anda minta..." ucap Ibu Ning seraya menahan kesedihannya.
" Terimakasih Ibu... Jangan panggil saya Pak dunk Ibu, panggil namanya saja.. Anggap saja saya ini juga putra Ibu... Dan Ibu jangan bersedih Dinda saya bebaskan untuk berkunjung kesini kapanpun Dinda mau... Dan Ibu jangan khawatir.. Insya Allah kebutuhan Panti akan saya bantu walau hanya sedikit semoga bisa cukup..." ucap Galuh seraya memegang tangan Ibu Ning lembut.
" Terimakasih Nak... Semoga kamu selalu diberikan kelancaran... kesehatan dan mendapatkan rejeki yang lebih... Aamiin.." ucap Ibu Ning menitikkan air matanya.
" Aamiin Ibu... Dan saya minta ijin pada Ibu... Hari ini Dinda langsung saya ajak pulang ke rumah.. Karena saya ingin Dinda membantu saya merawat Ibu bersama... Apa Ibu keberatan...?" tanya Galuh hati-hati.
" Ibu tidak keberatan.. Itu sudah menjadi kewajiban Dinda untuk merawat Ibunya... Semoga Ibu kamu cepat diberikan kesembuhan Nak... " ucap Ibu Ning tulus.
Pak kades kalah ro dinda...
🤦🤦
🤔🤔🤔