NovelToon NovelToon
Cinta Terakhir Untuk Hito

Cinta Terakhir Untuk Hito

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Kisah cinta masa kecil / Idola sekolah
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ana_nanresje

Namanya Rahayu yasmina tapi dia lebih suka dipanggil Raya. usianya baru 17 tahun. dia gadis yang baik, periang lucu dan imut. matanya bulat hidungnya tak seberapa mancung tapi tidak juga pesek yah lumayan masih bisa dicubit. mimpinya untuk pulang ketanah air akhirnya terwujud setelah menanti kurang lebih selama 5 tahun. dia rindu tanah kelahirannya dan diapun rindu sosok manusia yang selalu membuatnya menangis. dan hari ini dia kembali, dia akan membuat kisah yang sudah terlewatkan selama 5 tahun ini, tentunya bersama orang yang selalu dia rindukan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana_nanresje, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12_Ide dari Gita

Raya terbangun dari tidurnya, membuka matanya perlahan saat merasakan ada sesuatu yang mengganggu tidurnya. Dan benar saja seekor kucing berwarna abu tua, berbulu tebal dan lembut mengibas ngibaskan ekornya kewajah Raya.

" Romeo?" Pekik Raya kegirangan. Lupa dengan tangan kanannya yang masih sakit gadis itu ceroboh, dia menggendong kucing yang dia panggil Romeo tadi dan membuat tangannya kembali merasakan sakit.

" Awwss," Ketika ingat dengan kondisi  tangannya, Raya segera menurunkan Romeo dari pangkuannya membuat Kucing abu abu itu berlari dan keluar dari dalam kamarnya.

" Romeo tunggu," Raya mengejar, turun dari ranjangnya dan keluar dari kamar. Kepalanya menoleh ke kiri dan ke kanan, mencari mahluk kecil yang imut dan menggemaskan.

" Romeo, Romeo." Dia terus memanggil, mencari di setiap sudut rumah. Namun usahanya tak membuahkan hasil karena dia belum juga menemukan kucing itu.

" Romeo," Raya berlari saat matanya menangkap mahluk yang sedari tadi dia cari. Kakinya melangkah secepat kilat " Romeo."

Meaww meaaww

" Kamu udah gede," Raya mengusap kepala kucing itu membuat hewan itu keenakan karena ulahnya " Tante kapan datang?" Tanya Raya, Pantas saja Romeo tidak dapat dia temukan ternyata kucing itu bersembunyi di kamar mamanya Hito.

" Semalam sayang," Mama Hito tersenyum lalu menurunkan kucing itu dan membiarkan berlarian kemanapun dia mau.

" Kok Raya nggak tau?"

" Kamu sudah tidur saat tante datang," Jawab Tante Ririn.

" Oii Dutt. Sekolah nggak lo?" Teriakan dari balik punggungnya membuat Raya hampir jantungan. Raya mengepalkan tangan kirinya dengan gigi yang bergemeltukan, Raya memutar tumitnya dan tepat dua meter di depannya Hito tengah berdiri di sana.

" ngomongnya biasa aja bisa nggak? Gue kaget cungkring!"

"Hito," Panggil mamanya memperingati " Jangan di ulangi." Ujar mamanya. Hito hanya bisa memutar bola matanya malas lalu turun dari anak tangga dengan seragam sekolahnya.

" Cepetan Ndutt mau sekolah nggak lo? Udah siang nih."

" Hito, " Kembali Tante Ririn geram dengan tingkah anaknya itu. Dia merasa tidak enak dengan Raya karena ucapan Hito yang ceplas ceplos itu " Anak itu, maafin Hito ya nak."

" Tenang aja Tan. Udah biasa, udah kebal Raya mah." balasnya mencairkan suasana " Yaudah Raya siap siap dulu ya Tan."

" Iya sayang," Tante Ririn ikut menyusul Hito yang sudah berada di meja makan. Putra tunggalnya itu tengah menikmati nasi goreng kesukaannya yang sebelumnya sudah di siapkan oleh Mbok Jum.

Tante Ririn menarik salah satu kursi yang berhadapan dengan Hito. Senyumnya mengembang saat melihat putranya memakan sarapannya dengan lahap " Perlakukan Raya dengan baik, nak. Dia itu perempuan jaga perasaannya."

Hito menghentikan kunyahan pada mulutnya lalu menatap mamanya " Hito juga punya perasaan ma."

" Tapi sikapmu tadi berlebihan. Kamu kan bisa memperlakukannya dengan wajar?"

" Maksud mama?" Tanya Hito tak mengerti dengan maksud perkataan mamanya.

" Perlakukan dia dengan baik. Jika tidak kamu akan menyesal di masa yang akan datang." Ucap Mamanya " Raya itu gadis yang baik, dia juga sangat perhatian sama kamu. Biasakan dirimu dengan kehadirannya, perlakukan dia seperti kamu memperlakukan dia seperti  adik atau temanmu yang lainnya."

" Hito nggak akan pernah punya adik, sampai kapanpun nggak akan pernah ma!"

" kalau begitu lakukan dia selayaknya temanmu."

" Hito nggak bisa janji." Saut nya acuh.

" Niat. Semuanya berawal dari niat, nak. Niatkan hatimu untuk merubah sikapmu pada Raya."

" Ma," Hito tidak bisa seperti ini. Ini hidupnya dia bebas bukan melakukan apa saja yang dia mau?

" Mama yakin kamu bisa. Kalian sudah hidup bersama dari kecil, mama yakin kamu hanya belum menyadarinya saja." Ujar mamanya lagi. Hito hanya terdiam setelah mendengar perkataan mamanya sampai akhirnya lamunannya buyar saat mendengar gesekan antara Kursi dan lantai dari sampingnya.

" Selamat pagi," Sapa Raya setelah mendudukkan pantat sintalnya.

" Udah siang." Raya mencabik, mendumel tidak jelas mendengar sautan dari Hito " Siang? Mata lo soak orang masih jam enam." Karena terbiasa hidup di jerman Raya lebih suka sarapan dengan Roti. Dan baiknya mbok Jum sudah menyiapkannya, sehingga Raya tinggal memakannya saja.

Raya memakan Rotinya dengan lahap. Di temani segelas susu cokelat hangat membuat perutnya senang karena sudah di isi " Tante kok Raya cuma liat Romeo doang, Julietnya mana?" Tanya Raya disela sarapannya.

" Ehem." Tante Ririn membersihkan mulutnya dengan tissu lalu mulai membuka suara " Juliet udah nggak ada."

Uhukkk

" Nggak ada?" Raya segera menenggak air putih milik Hito, membuat pria itu gemas dan ingin melontarkan kata kata makian. Namun sayang niatnya harus dia urungkan karena ada sang mama.

" kok bisa?"

" Iya. Juliet sakit, tante sudah bawa dia ke beberapa dokter hewan namun dia masih tak terselamatkan."

" Hiks. Jadi selama ini Romeo sendirian dong?" Tante Ririn mengangguk.

" Tante udah coba cari Kucing betina lainnya untuk teman mainnya tapi Romeo malah ngejauh mulu."

" Hiks. Pantesan saja Romeo jadi lebih pendiam ternyata Belahan jiwanya sudah pergi." Juliet adalah jenis kucing yang sama dengan Romeo hanya saja warna bulunya berwarna putih seperti salju. Dua kucing lawan jenis itu bisa dikatakan saksi Raya dan Hito saat kecil.

Jika Romeo milik Hito maka Juliet adalah milik Raya. Saat Raya hendak pergi ke jerman untuk melanjutkan sekolahnya dan karena pekerjaan orang tuanya, Kucing sepasang itu mereka dapatkan dari para orang Tua. Karena Juliet tidak mau pisah dari Romeo maka Raya lah yang mengalah, dia membiarkan kucing itu dirawat oleh Hito. Namun apa yang terjadi? Juliet kucingnya telah mati.

" Lo ngerawatnya pilih kasih ya?" Tuduhnya pada Nathan.

" Apaan. Pilih kasih, asal tuduh aja lo!" jawabnya menyangkal.

" Buktinya si Juliet mati."

" Udah ajalnya. Udah takdir si juliet umurnya pendek. Emang lo pikir kalo gue perhatian 24 jam, juliet bisa hidup sampe sekarang? Nggak kan?" Raya terdiam dengan ucapan yang baru saja keluar dari mulut Hito, yang di ucapkan pria itu ada benarnya juga.

" Udah. Kok malah ribut," Lerai Tante Ririn " Raya karena kamu udah disini, Romeo tante serahin ke kamu ya?"

" Ke Raya, terus Hito?" Tanya Raya sedikit bingung.

" Semenjak Juliet mati Hito nggak mau ngurusin Romeo, dia jadi takut Romeo bakal mati juga. Sekarangkan ada kamu, Romeo tante titip ke kamu ya, nanti dibantu Mbok Jum."

" Emm iya Tan."

" Syukurlah kalo kamu mau. Hito nanti bantuin Raya ngurusin Romeo juga ya?"

" Hem!" Ucapnya bergumam " Emang mama mau kemana lagi?"

" Mama Ada pertemuan dengan Klien mama di Malaysia sekalian ada beberapa projek juga disana. Kamu nggak apa apakan mama tinggal lagi?"

Raya melirik bergantian kepada anak dan ibu itu. Hito terdiam dengan mata yang menatap kearah mamanya. Cukup lama kejadian itu berlangsung sampai akhirnya Hito membuka suara lebih awal " Yaudah. Apa perlu Hito antar?" Tawarnya.

Tante Ririn menggeleng pelan " Tidak perlu. Kamu sama Raya pergi saja ke sekolah biar mama diantar pak Joko." Hito mengangguk patuh, setelahnya dia berpamitan untuk pergi sekolah begitupun dengan Raya juga.

" Tuh muka dari tadi di tekuk mulu. Lupa disetrika?"

" Apaan. Lo pikir muka gue baju apa." Balas Raya meladeni candaan dari Gita. Bel istirahat baru saja berbunyi membuat para siswa lainnya berhamburan keluar.

" Ya siapa tau muka lo itu kaya baju. Napa sih, udah kaya kaset kusut aja. Cerita napa? Gue tebak, si Hito lagi kan?"

" Ko lo tau?" Ucap Raya menarik wajahnya dari atas meja.

" Noh di kening lo keliatan, ada tulisannya Hito." Raya segera menyentuh keningnya itu lalu meraih ponselnya dan melihat pantulan wajahnya di layar untuk memastikan " Lo nipu gue ya? Mana orang nggak ada."

" Mmpppttt. Hahaha. Anak kecil di boongin mau aja, Wkwwk."

" Ihhh Rese Lo git!" Ucap Raya sembari memukul sahabatnya itu

" Lagian Lo nya percaya aja. Kenapa lagi sama si Hito huh?"

Raya memalingkan wajahnya keluar jendela yang berhadapan langsung dengan taman. Dia terdiam sesaat lalu menatap Gita yang tengah menunggunya untuk bercerita " Gue bingung,"

" Bingung kenapa?"

" Gue bingung gimana caranya bikin Hito mau ngakuin kehadiran gue."

" Lo suka sama Hito?" Raya menoleh cepat lalu menggelengkan kepala " Berapa kali gue bilang sama Lo, gue nggak suka sama dia. Gue cuma butuh pengakuan dari dia. Setidaknya sebagai teman masa kecil dia."

Gita mengangguk mengerti. Dia sempat berfikir sejenak, memikirkan jalan keluar untuk permasalahan yang tengah Raya hadapi " Lo pengen pengakuan dari Hito?" Raya mengangguk " Jauhin dia!"

Pukkk

" Awwss sakit Ray," Ringis Gita karena dicubit Raya  " alasan Gue Dari Jerman ke indonesia karena gue pengen Hito mau ngakuin gue. Lah ini lo malah nyuruh gue ngejauhin Hito. Kalo gitumah mending gue jangan balik ke sini dong!"

" Bukan itu maksud gue,"

" Terus gimana?"

" Maksud gue lo tetep tinggal sama Hito tapi lo bersikap layaknya diri lo itu Hito." Ucap Gita " Gini maksud gue lo bersikap Seperti Hito, dimana kali ini lo yang mengabaikan kehadiran dia. Nggak ada obrolan lagi, nggak ada tegur sapa, nggak ada interaksi antara lo sama dia. Perlakukan dia layaknya orang asing bukan temen lo."

" Nyari mati itu mah namanya." Ucap Raya menyimpulkan dengan cepat.

" Dengerin gue dulu dodol," Gemas Gita karena Raya yang belum paham dengan perkataannya " lo pengen Hito ngakuin keberadaan lo kan? Nah disini nanti kita lihat respon Hito seperti apa saat lo ngejauhin dia. Dia bakal nyapa atau berusaha deketin lo apa enggak. Kalo dia peduli dan mengakui kehadiran lo, gue yakin dia bakal datengin lo dan nanya sama lo ' Kenapa sikap lo berubah dan lo ngejauhin dia' gitu, Paham nggak?" Raya mengangguk mengerti.

" Gue yakin Hito pasti merasa kehilangan. Dulu lo ke Jerman karena raga dan jiwa lo jauh dari dia. Tapi sekarang kita lihat, apa yang bakal Hito lakuin disaat raga lo deket sama dia tapi jiwa lo jauh dari genggamannya." Raya kembali mengangguk. Ide yang diberikan oleh Gita akan dia coba. Meskipun hasilnya tidak sesuai prediksi mereka, setidaknya Raya sudah mencoba untuk membuktikannya.

Apakah selama ini Hito juga peduli akan dirinya atau tidak.

Gita baru saja pergi ke kantin lima menit yang lalu. Raya tidak bisa ikut pergi karena dia yakin kantin sangatlah ramai. Mengingat tangannya yang masih belum sembuh total Raya memilih untuk menitip makanan pada Gita.

" Cepet bang....," Ucapan Raya terpotong saat melihat siapa yang menghampirinya. Dia pikir orang itu adalah Gita temannya ternyata Bukan.

" Boleh gabung?" Tanya orang itu.

Raya mengangguk ragu tapi akhirnya mulutnya terbuka dan menjawab " Boleh," Dirga tersenyum lalu memutar kursi yang berada di depan Raya menghadap kearah gadis itu.

" Nggak kekantin?" Tanya Dirga memulai obrolan. Raya menggelengkan kepala " udah Nitip ke Gita."

Dirga tersenyum tipis membuat Raya mengerutkan keningnya " Tangan lo masih sakit?"

" Hemm sedikit."

" Terus itu lagi ngapain?"

" Oh ini. Nyatet materi yang ketinggalan tadi. Tangan gue masih sakit jadi nggak bisa nulis cepet."

" Mau dibantuin nggak?" Tawar Dirga.

" ehh. Ng-ngak usah. G-gue bisa sendiri Kok." Tolaknya cepat. Gadis itu segera kembali melanjutkan acara mencatatnya, meskipun sedikit risih karena Dirga terus memperhatikannya tapi Raya berusaha bersikap biasa biasa saja.

" Ray,"

" Ya?" Raya menoleh cepat. Untuk sesaat Raya terpesona dengan sosok pria tampan yang tersenyum manis di hadapannya ini. Bahkan pipinya terasa panas saat tangan Dirga yang memegang bolpoin terjulur kearahnya.

" Emang bener lo tinggal serumah sama Hito?"

1
Hatus
Padahal jalan masih luas tapi sukanya lewat jalan yang sempit kayaknya memang suka cari perhatian.😑
Celeste Banegas
Wow, aku suka banget dengan kejutan di tiap chapternya. Keren! 🤯
OsamasGhost
Cepat update, jangan biarkan kami menunggu terlalu lama!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!