NovelToon NovelToon
Love, Lust, And Obsession

Love, Lust, And Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa / Dark Romance
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Cayy

"Kamu mau pilih Daniel atau aku?"
"Jangan gila kak, kita ini saudara!"
Arjuna tersenyum tipis, seolah meremehkan apa yang dimaksud Siren.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cayy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penyesalan?

Arjuna : Udah sampai mana?

Siren membaca pesan itu, dia baru tiba dihotel dan rasanya lelah sekali.

Siren : Baru nyampek hotel

Setelah itu Siren meletakkan handphonenya diatas kasur, dia sekamar dengan Luna dan kini gadis itu sedang mandi.

Siren juga merasa tubuhnya sangat lengket karena sejak berangkat kemarin dia hanya sekali mandi saat berhenti di rest area yang ada di kota Semarang.

"Udah Ren, mandi dulu sana" ucap Luna yang baru keluar dari kamar mandi.

"Oke"

"Gue tunggu disini ya, habis ini kita makan"

"Oke Lun"

Siren masuk kedalam kamar mandi sambil membawa handuknya, kalau ganti dia bisa ganti diluar seperti Luna saat ini takutnya basah kena cipratan air kalau sekalian dibawa kedalam.

Selesai mandi Siren keluar sambil membawa baju kotornya tapi berapa terkejutnya dia saat melihat Daniel berada didalam kamar malah Luna yang tidak ada.

"Lo ngapain disini?" teriak Siren panik, karena dia hanya memakai handuk.

"Fresh care lo kebawa gue tadi"

"Harusnya nanti aja balikin nya, Luna mana?"

Siren menutup dadanya dengan baju-baju kotor itu, Daniel malah menatapnya santai seolah itu bukan masalah baginya, tentu saja karena dia laki-laki dan pemandangan seperti ini adalah favorit nya.

"Dia dipanggil Kay nggak tau gue urusan apa"

"Yaudah keluar dulu, gue mau ganti baju"

"Gue mau nonton kalo boleh"

"Jangan gila, cepet keluar!"

"Iya iya, gue tunggu diluar oke"

"Iya"

Daniel pun keluar dari kamar dan menutup pintunya, Siren lemas rasanya karena terlalu panik dan juga malu. Dia buru-buru mengunci pintunya dari dalam supaya tidak ada yang bisa masuk lagi.

"Kok dikunci sih?" tanya Luna saat Siren membuka pintu karena sudah selesai ganti baju.

"Ya habisnya, tadi Daniel masuk tau pas gue habis mandi mana belum pakek baju bayangin seberapa malunya gue! Untung masih pakek handuk"

"Eh sumpah? Gak tau gue soalnya tadi dia cuma nanya ke gue doang lo dimana waktu kita papasan diluar, tapi dia gak apa-apa in lo kan?"

"Enggak sih, kalo sampek ngapa-ngapain tinggal laporin ke guru"

"Ah tapi nggak mungkin dia kayak gitu, secara dia cerdas"

"Ya orang gak ada yang tau Lun, lagian lo dari mana sih kenapa nggak bilangin gue dulu"

"Gue habis ketemu Kay, ngambil kotak make up gue yang kebawa dia"

"Kok bisa kebawa Kay, kalian ngapain?"

"Heh..pikirannya, kemarin pas kita habis mandi di rest area kan gue sempet make up di bus ditemenin Kay nah karena tas gue jadi nggak muat karena ada baju kotornya jadi titik ke Kay"

"Oalah kirain habis ngapain, jadi lo mulai buka hati ini ceritanya"

"Sembarangan, gaklah... Kay bukan tipe gue sumpah"

"Halah tipe mah gak penting yang penting dia cinta sama lo"

"Belajar dari pengalaman nih ceritanya?"

"Hahaha ya enggak gitu... "

"Yaudah deh jangan dibahas lagi kita makan aja yuk keburu laper gue"

Siren mengangguk, mereka keluar kamar tak lupa mengunci pintu dari luar takutnya ada pencuri masuk kan semua barang-barang berharga ada didalam.

*

Karena hari sudah malam, para guru memutuskan untuk mulai mendatangi tempat wisata esok hari, lagipula anak-anak juga masih lelah biarlah untuk malam ini mereka stay dihotel dulu.

"Lo sibuk banget dari tadi, balesin pesan siapa sih Ren?" tanya Luna

Mereka sedang berada dihalaman hotel bersama Martin dan Kay tentunya, mereka berempat memang tidak terpisahkan padahal masih banyak teman-teman yang lain tapi tetap saja dimana pun berada mereka tetap bersama.

"Kakak gue"

"Kak Arjuna?"

Siren mengangguk.

"Nanyain gue nggak?"

"Ngapain nanyain lo, kayak penting aja" sahur Martin

"Gue nanya Siren ya"

Kay dan Siren tertawa kecil.

"Enggak Lun, lo kalo mau kenalan minta nomornya kek kan aneh kalo tiba-tiba kak Arjuna nanyain lo padahal nggak kenal"

"Waktu itu kan ketemu dirumah lo"

"Yakan tetep aja lo nggak kenalan anjir, kayak dia mau ngelirik lo aja" sahut Martin lagi yang sudah setengah emosi karena pertanyaan Luna.

"Sabar sabar jangan emosi" Kay mengusap dada Martin sambil setengah tertawa.

"Ya habisnya si Luna anjir banget"

"Sensi amat sih lo sama gue, Siren aja biasa aja kok"

"Ya iyalah.."

"Stop.." Kay menutup mulut Martin dengan telapak tangannya.

"Apaan sih lo Kay" Martin menurunkan tangan Kay.

"Ada yang mau itu nggak?" tanya Kay sambil menunjuk sebuah warung yang berada didepan sana.

"Jual apa itu?" tanya Luna

"Jual diri" sahut Martin sensi

Plakkk ...

Luna menggeplak lengan Martin karena kesal dari tadi laki-laki itu sensi padanya, padahal pertanyaannya kan wajar ya.

"Sakit anjir"

"Kayaknya itu sate nggak sih?" ucap Siren

"Jangan-jangan sate babi, nggak mau gue" jawab Martin

"Bukan anjir, tuh ada tulisannya gede dibaca SATE AYAM PAK SALMAN" sahut Kay

"Mata dia soak kali gak lihat ada bener" balas Luna

"Ya elo sama aja kali, ngapain tadi pakek nanya jual apa itu juga gak kebaca tulisan segede itu?" jawab Martin

"Udah deh kalian jangan berantem mulu, pusing gue dengernya mending beli sate itu gue mau soalnya" ucap Siren

"Suruh beliin abang Daniel tuh" tunjuk Kay kearah Daniel yang sedang berjalan kearah mereka.

"Anjir lo, tadi nawarin"

"Yaudah yuk beli yuk" Luna menarik tangan Kay dan Martin karena tau Daniel mendatangi Siren.

Siren ingin protes tapi tidak jadi karena Daniel sudah dekat.

"Belum ngantuk?"

"Belum"

"Kenapa temen lo pada kabur?"

"Mau beli sate didepan katanya"

"Ohh lo nggak beli sekalian?"

"Udah kok udah nitip"

Daniel duduk disebelah Siren, tapi bertepatan dengan itu tiba-tiba Samuel datang dengan wajahnya yang penuh emosi.

"Jadi lo beneran selingkuh sama Daniel ya waktu itu?"

"Kenapa sih, dateng-dateng tiba-tiba marah-marah"

"Jawab Ren, lo nuduh gue waktu itu cuma alesan kan biar bisa putus sama gue trus jadian sama orang ini"

Siren berdiri diikuti Daniel yang juga berdiri.

"Atas dasar apa lo nuduh gue begitu?"

"Ya buktinya, kita masih semingguan putus dan lo udah deket sama Daniel, kira-kira kapan itu mulai pdkt nya?"

"Kalo gue bilang Daniel temen gue lo percaya?"

"Ya enggaklah orang sebelumnya kalian gak pernah deket kok"

"Yaudah sama, gue juga gak pernah percaya kalo lo sama Dinar cuma sahabat"

Samuel membuang muka, terlihat begitu muak karena pembahasan Siren tetap itu-itu saja.

"Baru nyesel sekarang? Kenapa?" tanya Daniel menengahi

Samuel menatap tajam mata Daniel.

"Gak usah ikut campur! Lo gak tau apa-apa"

"Elo yang gak tau apa-apa tentang hubungan kita Sam, 4 tahun lo kita pacaran tapi selama itu lo kemana aja?" sahut Siren

"Kan gue udah pernah bilang Ren.."

"Kalo Dinar gak punya siapa-siapa yang bisa ngertiin dia..." potong Siren.

"Bagus dong sekarang kita udah putus, fokus aja ke Dinar kan dia gak punya siapa-siapa " lanjutnya lagi

"Lo nggak pernah tau seberapa sayang gue sama lo sampek kita putus Minggu lalu"

"Hahahaha....nggak lucu ya Sam, gue nggak pernah merasa dapet kasih sayang itu dari lo selama kita pacaran jadi nggak usah ngada-ngada "

"Ren lo nggak tau apapun soal gue!"

"Karena lo gak pernah mau membuka diri buat gue, buat apa gue tau kan gue nggak sepenting itu di hidup lo"

Samuel terlihat diam saja sambil menatap Siren, sementara Daniel dari tadi hanya menyimak pertengkaran itu.

Samuel tiba-tiba menarik tangan Siren dengan kuat hingga Siren membentur tubuhnya.

"Samuel!!"

Daniel yang melihat itu spontan menarik pundak Siren juga sambil mendorong tubuh Samuel.

"Jangan kurang ajar lo Sam, disini kita bukannya cuma hidup bertiga! Dewasa dikit lah.." ucap Daniel

"Lo jangan ikut campur brengsek!!"

Samuel melayangkan tinju ke Daniel tapi Daniel berhasil menangkisnya.

"Gue laporin guru kalo sampek lo berani main kekerasan disini!" ancam Daniel

"Ahhh bisanya lo main guru.. mentang-mentang anak kesayangan jangan lo pikir semua orang suka sama lo!"

"Gue nggak pernah mikir gitu, semua orang berhak suka atau tidak suka sama gue, itu sama sekali bukan masalah buat gue jadi karna lo udah putus sama Siren sebaiknya lo jangan pernah ganggu dia lagi! Apapun soal Siren jadi urusan gue sekarang, ngerti lo?"

Samuel menepis tangan Daniel yang masih mencengkeram lengannya, dia menatap Siren kesal lalu pergi dari hadapan mereka dengan membawa segudang kekecewaan.

Siren diam saja sambil menatap kepergian Samuel, bohong kalau dia tidak sedih. Melihat penyesalan Samuel sebenarnya membuatnya sedikit melihat lagi kearah Samuel tapi karena disampingnya ada Daniel jadi dia tersugesti lagi bahwa Daniel akan membantunya membuat Samuel menyesal, jadi dia merasa menang lagi karena sudah berhasil melakukannya bersama Daniel.

1
Hatus
Iya betul kata Rey, seharusnya kalau sudah punya pacar harus bisa jaga jarak sama perempuan lain, meskipun itu teman kita sendiri.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!