Alceena harus menelan kekecewaan saat pernikahannya dibatalkan secara sepihak oleh calon suami, karena ada rumor yang beredar jika dirinya mandul.
Alceena tidak merasa jika dia seperti yang diberitakan pun berniat untuk membuktikan pada seluruh orang bahwa dirinya bisa memiliki keturunan. Dia melakukan program hamil dengan metode inseminasi buatan, memasukkan sel dari bibit kehidupan seorang pria misterius yang bersedia mendonorkan sedikit cairan penting tersebut, tanpa melakukan hubungan badan.
Namun, tanpa Alceena ketahui bahwa pendonor bibit kehidupan tersebut adalah Dariush Doris Dominique, seorang pengusaha muda di Eropa sekaligus musuh dan orang yang selalu dia hindari sejak dahulu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NuKha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 25
...Yang penasaran sama alat buat inseminasi, bisa cek ke story instagram aku @heynukha...
...*****...
Dariush segera berjalan cepat saat melihat handle pintu ruangan yang sedang dia intai mulai bergerak ke bawah seolah hendak di buka. Buru-buru dia menuju lift agar tak mencurigakan jika tengah memantau Alceena.
Namun, sialnya Dariush. Lift sedang banyak yang mengantri untuk ke lantai atas. Dia berdiri sebiasa mungkin, layaknya pengunjung rumah sakit pada umumnya. Dan tiba-tiba Alceena sudah berdiri di sampingnya.
“Ck! Dari luasnya dunia ini, kenapa harus bertemu kau lagi di sini,” gerutu Alceena yang ikut mengantri lift untuk menuju ruang VIP tiga yang sudah dia sewa untuk istirahat beberapa hari ini.
Dariush hanya melirik sekilas. Dia tak usil sedikit pun seperti biasanya. “Kenapa? Kau kecewa karena semesta sepertinya selalu mendukung pertemuan kita?” Dariush berbicara, tapi tak menatap Alceena.
Alceena mencebikkan bibir. “Dih, mungkin kau menguntitku sampai di sini. Iya, ‘kan?” Wanita itu main menuduh saja. Sekali melakukan hal yang tak mengenakkan, pasti akan selalu dicurigai.
Dariush tetap meluruskan pandangan ke depan. Sekuat tenaga menahan diri agar tak memegang Alceena yang seperti memiliki magnet saat berada di dekatnya. “Dengar, Nona Adaire Alceena Pattinson! Batas kesabaranku untuk mengejarmu sudah habis. Bertahun-tahun kau mengabaikanku, tapi tak sedikit pun menganggap keberadaan atau menerimaku,” jelasnya dengan sok jual mahal.
Keduanya pun sama-sama masuk ke dalam lift. Berdesakan dengan yang lainnya. Hingga satu persatu turun di lantai tujuan masing-masing, menyisakan Dariush dan Alceena yang berdiri berjauhan.
“Lagi pula, ini rumah sakit umum. Aku berhak datang dan pergi ke sini sesuka hatiku.” Tiba-tiba Dariush berbicara dengan menatap pantulan Alceena yang ada di besi stainless. “Toh istri kembaranku dan keponakanku juga sedang dirawat di sini. Jadi, jangan terlalu percaya diri, menganggap seperti kau adalah pusat duniaku yang selalu ingin aku kejar dan usahakan untuk ku miliki,” imbuhnya, tepat sekali saat pintu lift terbuka.
“Maaf, aku berhenti memperjuangkan seseorang yang tak bisa menghargai usahaku,” tutur Dariush. Dia menegakkan badan dan mengayunkan kaki dengan langkah pasti. Tidak berbalik sedikit pun.
Alceena sampai tertegun mendengar ucapan Dariush. Memegang dadanya sendiri yang merasa sedikit berdebar. “Kenapa rasanya sakit mendengar ungkapan hatinya?” gumamnya lirih seraya melangkah menuju ruang VIP tiga yang tak jauh dari tempat di mana Dariush menghilang dari pandangannya.
Alceena menggelengkan kepala secepat mungkin. “Kenapa kau harus bersedih! Bagus jika dia berhenti mengganggu. Jadi, hidupku akan tenteram selamanya.” Dia menghilangkan pikiran-pikiran yang tak semestinya bersemayam di benak.
Saat Alceena melewati ruang VIP satu, ia membungkuk dan mengintip sedikit dari celah pintu yang ada. Ingin memastikan apakah Dariush berbohong atau tidak. “Ternyata benar ada Delavar dan istri serta bayinya. Berarti Dariush tak main-main saat melontarkan ucapan.”
Alceena memicingkan satu mata untuk mencari-cari di mana keberadaan Dariush. Namun, tiba-tiba pintu pun terbuka. Alceena menelan saliva saat pandangan tertuju pada pangkal paha seorang pria.
“Ada apa kau mengintip ruangan ini?” tanya Dariush dengan suara beratnya. “Kau mengintaiku?”
Alceena segera menegakkan badan. Dia bisa melihat jika tatapan Dariush tak seperti biasanya. Sekarang seperti acuh dan tidak tertarik dengannya. “Uang koinku terjatuh di sini, sepertinya masuk ke dalam,” kilahnya secara asal.
Pandangan Dariush menyusuri lantai, mencari barang yang dicari oleh Alceena. “Tidak ada koin yang masuk ke dalam sini.”
...*****...
...Jangan lupa like, komen, vote, dan hadiahnya bestie....
