[Di sarankan membaca Transmigrasi Istri Pemburu Season 1 terlebih dahulu]
↓↓
Sesama Reinkarnasi yang mencari misteri kisah kehidupan masa lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellisa Gottardo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
rasa sakit
"Aku bisa menunggu untuk masalah ingatanmu, tapi bisakah kau memberitahuku tentang jati dirimu. Apa yang kau sembunyikan selama ini? bisa kah kau memberitahu Yuwen? aku ingin tau semua tentangmu, berhenti bersikap misterius. Kau sangat membuat hatiku terhimpit dan merasa sesak, aku tidak bahagia sama sekali." Ucap Yue.
"Kau akan terkejut jika mengetahui nya sekarang Yue." Lirih Yuwen.
"Persetan dengan itu, aku sudah menerima mu dan akan selalu menerima segala kurang dan kelebihan mu Yuwen. Baik di masalalu atau di masa kini, aku tetap istrimu." Desak Yue.
"Kumohon berhenti." Yuwen masih belum siap.
"Kalau begitu izinkan aku pergi." Ancam Yue.
"Yue_
"Yuwen." Potong Yue.
"Arrghhhh kenapa? sebenarnya kenapa kau sampai mendesak seperti ini? apa yang kau inginkan dariku?." Yuwen menggeram frustasi.
"Kau masih saja menanyakan hal yang sama, kita terlalu banyak membuang waktu. Untuk apa kau menyembunyikan rahasia dariku? apa yang kau khawatirkan?." Yue tidak habis pikir.
"Sebenarnya apa salahku? aku pikir aku sudah cukup penurut selama ini, kenapa kau sampai mendesaku seperti ini?." Yuwen berucap lirih.
Yue yang sudah terlalu muak memilih berbalik dan membuka pintu belakang dengan keras. Yue bahkan membanting pintu saking kesalnya, dengan langkah lebar Yue berlari keluar mengabaikan dinginnya udara pagi buta.
Yuwen mengejar dengan cepat, tapi Yue juga berlari sekuat tenaga. Yue merasa lelah, dia menyerah untuk melanjutkan kehidupan Serena Halim, dia merasa lelah untuk hidup dan memilih mati saja.
"Aku sudah pernah mengalami kematian satu kali, kali ini biarkan aku benar-benar mati." Batin Yue.
Yue terus berlari menuju arah danau di sebelah hutan perkotaan, dia benar-benar berlari menggunakan segala kekuatan yang dia punya. Bahkan Yuwen yang mengejar menggunakan teknik peringan tubuh tidak bisa mengejar, Yuwen merasa panik saat melihat Yue bersiap melompat ke arah danau.
Srattttt
Greb
hosh
hosh
Yuwen dengan tangan gemetar menarik Yue dan memeluknya tepat waktu, terlambat sedetik saja pasti Yue sudah tenggelam di danau. Yue yang andrenalin nya sempat terpacu langsung merasa lemas tak berdaya di pelukan Yuwen.
"Lepas." Lirih Yue, dia benar-benar lelah.
"Hentikan, maafkan aku. Aku akan mengatakan semuanya, hentikan semuanya Yue." Suara Yuwen bahkan gemetaran.
"Persetan, aku sudah menyerah. Aku tidak mau lagi melanjutkan hidup sebagai reinkarnasi Serena Halim. Aku ingin kembali ke nirawana saja, aku tidak mau bertemu denganmu lagi Yuwen." Lirih Yue, tatapan matanya kosong dan lelah.
"Tidak, hentikan itu. Maafkan aku, aku akan mengatakan semuanya yang kau mau." Yuwen mulai merasa panik, karena sudah tidak ada binar apapun di mata Yue.
"Terlambat." Ucap Yue dingin.
"Tidak, ayo pergi dari sin___
pats
Byuurrrrrr
"SHEN YUE!!!!!."
Yuwen berteriak terkejut saat Yue memilih melepas Hanfu luarnya dan mendorong Yuwen, agar dirinya bisa langsung jatuh ke dalam danau.
Danau di sebelah hutan perkotaan ini sangat dalam, bahkan airnya sampai berwarna hitam karena kedalamannya tidak diketahui secara pasti. Yuwen yang panik langsung ikut terjun ke dalam dan berusaha menggapai Yue, dia berusaha menajamkan penglihatannya di dalam danau yang gelap.
"Tidak, Yue." Batin Yuwen.
Di saat Yuwen berusaha menyelam dan meraih tubuh Yue, di saat itu lah semua ingatan asing masuk ke dalam dirinya. Kalung pemberian Rumas bersinar dan masuk ke dalam dirinya, cahaya putih muncul membuat danau tiba-tiba bersinar.
Yuwen melihat semuanya dengan jelas, segala ingatan kehidupan pertama yang sangat manis namun berakhir tragis. Dimana dia sangat jatuh hati pada Yi'er tepat saat bayi mungil itu lahir ke dunia, bagaimana dia menemani putranya bertumbuh, bagaimana dia berjanji untuk tidak membuat putranya menangis, memberikan segalanya untuk putranya, agar putranya tau jika kelahirannya sangatlah di nantikan.
Yuwen melihat semuanya, senyuman Yi'er yang manis dan suara cerewetnya yang lucu. Bagaimana Yue yang selalu menemaninya di segala situasi, saat dia bukan siapa-siapa sampai saat dia kembali menjadi seorang Pangeran. Yue menemani tanpa menuntut apapun, Yue hanya ingin hidup bersama suami dan anaknya dengan bahagia.
Yuwen juga melihat bagaimana hatinya berdenyut sakit dalam waktu lama, karena putranya berada di persimpangan kematian dunia pertapaan. Dimana Yi'er nyaris mati dan berhasil kembali dengan selamat setelah 4 tahun lamanya, Yuwen sudah mengingat dan melihat semuanya.
Dia sudah tau segala perasaan yang dirinya simpan di kehidupan lalu, bagiamana dia mencintai dan menghormati istrinya dan betapa dia sangat mencintai putra pertamanya.
Yuwen menetaskan air mata, dia merasa perasaan sakit luar biasa dalam hatinya. Dia baru merasakan rasa sakit setelah mengingat semuanya, setelah dia mengingat sumpahnya sendiri sebelum kematiannya.
"Jika ada kehidupan kedua, ketiga dan seterusnya. Aku akan mencari kalian semua dan memberikan cinta yang sama, terimakasih istriku Shen Yue dan maafkan Ayah Yi'er."
Kata yang terngiang dalam kepala Yuwen saat ini, ucapan yang dirinya simpan dalam hati, sebagai sumpah kepada dirinya sendiri sebelum mati.
Yuwen dengan air mata yang menetes menyatu dengan air danau, menarik tubuh Yue dan mendekapnya erat. Dia buru-buru naik ke permukaan dan memberikan nafas buatan pada Yue agar kembali sadar.
"Hiks.... huhuhu.. sadarlah Yue, ku mohon... maafkan aku... maaf.. hukh.. uhuuhhu... AAARRGGGGGGHHHH!!!!!." Yuwen berteriak frustasi, bahkan badannya sudah gemetaran.
Uhukkk..uhhkmmm...
huekkk...
khokk..
Yue terbatuk dan memuntahkan banyak air, karena sudah berniat bundir jadi dia sengaja tidak menahan nafas dan membiarkan air danau masuk ke dalam paru-parunya. Yue merasa dadanya terbakar dan hidungnya sesak.
Yue muntah air sangat banyak, setelah beberapa saat Yue jatuh tak sadarkan diri karena lelah. Yuwen memeluk Yue dengan erat, dia mengecup kening Yue berkali-kali merasa sangat bodoh karena terlalu banyak membuang waktu.
"Bodoh... kau bodoh Yuwen.... bagaimana bisa kau melupakan janjimu sendiri, memalukan, brengsek." Yuwen memaki dirinya sendiri.
"Maafkan aku Yue, aku sudah kembali sekarang. Kumohon berikan kesempatan padaku, jangan menyerah dan tetaplah di sisiku." Yuwen menangis sambil memeluk Yue, yang terbaring lemah di pangkuannya.
Yuwen menggendong Yue dan berlari cepat kembali ke rumah. Sampai rumah Yuwen membantu Yue berganti pakaian, dirinya juga mengganti pakaian agar semuanya hangat dan nyaman. Setelah itu Yuwen tertidur sambil memeluk Yue dengan erat, padahal dia sudah sangat menantikan hari dimana dia bertemu lagi dengan Yue. Tapi siapa sangka pertemuannya harus di saat ekstrem seperti ini.
Merasa lelah Yuwen terlelap sambil memeluk Yue, cahaya putih di dahi Yuwen perlahan meredup dan hilang sepenuhnya. Entah apa yang akan terjadi setelah ini, petualangan sesungguhnya baru saja dimulai.
yang pasti aku suka dengan cerita dan cara menulismu 😁