NovelToon NovelToon
Cinta Selamanya

Cinta Selamanya

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi / Perjodohan / Romantis / Fantasi / Cinta Murni / Mengubah Takdir
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: eloranaya

Raisa tidak menyangka bahwa hidup akan membawanya ke keadaan bagaimana seorang perempuan yang menjalin pernikahan bukan atas dasar cinta. Dia tidak mengharapkan bahwa malam ulang tahun yang seharusnya dia habiskan dengan orang rumah itu menyeretnya ke masa depan jauh dari bayangannya. Belum selesai dengan hidup miliknya yang dia rasa seperti tidak mendapat bahagia, malah kini jiwa Raisa menempati tubuh perempuan yang ternyata menikah tanpa mendapatkan cinta dari sang suami. Jiwanya menempati raga Alya, seorang perempuan modis yang menikah dengan Ardan yang dikenal berparas tampan. Ternyata cantiknya itu tidak mampu membuat Ardan mencintainya.

Mendapati kenyataan itu Raisa berpikir untuk membantu tubuh dari orang yang dia tempati agar mendapatkan cinta dari suaminya. Setidaknya nanti hal itu akan menjadi bentuk terima kasih kepada Alya. Berharap itu tidak menjadi boomerang untuk dirinya. Melalui tubuh itu Raisa menjadi tahu bahwa ada rahasia lain yang dimiliki oleh Ardan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eloranaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19. Attention

Menghitung-hitung mundur jam kebebasan. Raisa menatapi detak jarum jam weker yang dia putar mengarah pada wajahnya yang merebah miring. Geraknya terasa begitu lama sekali membuat Raisa sebal sendiri. Dia tidak sabar untuk segera keluar dan memanjakan perutnya dengan makanan yang dimasak oleh Bibi.

Selama hampir tiga hari lambung mereka terakhir kali hanya diisi oleh seporsi sate dan separuh roti seukuran telapak tangan. Benar-benar nelangsa. Jika diperhatikan, kehidupan seperti itu sangatlah tidak cocok dengan orang secantik Alya. Untung saja, jiwa Raisa mampu membuat penghiburan sendiri, kasihan juga bila raga cantik yang dia tempati itu selain kelaparan juga harus meratapi nasibnya.

Jika ditanya Ardan sedang ada di mana, lelaki itu ada di kamar mandi setelah seharian sibuk berkutat dengan kanvas.

Tentu saja Raisa tidak meloloskan begitu saja. Dia memanfaatkan waktu sekarang, atau lebih tepatnya memanfaatkan kesehariannya bersama Ardan sebagai peluang untuk melancarkan aksinya. Membantu raga yang dia tempati agar balik dicintai oleh suaminya. Tapi kalau harus berusaha sembari kelaparan begitu dia harus berpikir juga untuk menjaga kesadaran agar tidak pingsan. Makanya dia tidak begitu jor-joran mencoba peruntungan, hanya berusaha memperbanyak interaksi keduanya.

Raisa mendadak bangkit, bertepatan dengan Ardan yang keluar dari kamar mandi. Netranya mengikuti ke mana langkah lelaki itu bergerak. Dan yap, tidak salah lagi. Sofa cokelat adalah tempat yang dituju pria itu.

Ardan menarik kotak putih berisi perban dan berbagai obat-obatan yang telah dia simpan lama. Lelaki tersebut tampak perlahan melindungi tangan kanannya. Sementara Raisa yang sejak tadi masih memperhatikan gerak-geriknya ikut penasaran dan berderap mendekat.

Betapa terkejutnya dia saat melihat telapak kanan Ardan yang setengah mengucup. Cairan anyir berwarna merah gelap rembes keluar, seolah menadahi darah.

"Ehhh? Kenapa?" tanyanya panik. Dia cepat berangsur ke dekat Ardan. Memeriksa tangan itu. Yang sontak ditolak Ardan.

"Jangan dikibas gitu, darahnya muncrat ke mana-mana." Sontak Ardan berhenti membuat penolakan. Dia membiarkan Raisa leluasa mengecek tangannya.

"Jangan macem-macem."

"Macem-macem gimana? Kamu itu tuh yang harusnya diperingatin kayak gitu." Raisa tambah lebih sewot. Dia bergerak membersihkan telapak Ardan, memaksa lelaki itu untuk taat padanya dengan memeganginya kuat saat mau ditarik paksa oleh Ardan sendiri.

"Ini kenapa bisa kayak gini?"

"Lo nggak perlu tau."

Raisa bernapas penat mendengar jawaban yang sangat tidak dia harapkan itu. Ada-ada saja, tubuh sedang dalam kondisi lemah begitu.

Ketika darah Ardan sudah berhasil dia hentikan tanpa dilihat lekat-lekat saja sebuah guritan dalam yang baru saja sembuh kembali membuka karena luka tersebut. Merawatnya dan mengamati Raisa sadar bahwa itu tidaklah luka biasa, itu luka yang sengaja dibuat. Saat menyadari itu dia menghentikan pergerakannya. Menengadah dan menatap Ardan penuh tanya.

"Kenapa harus nyakitin diri sendiri?"

Ardan mengedikkan bahunya. "Gue nggak nyakitin diri sendiri."

"Terus ini apa?" Raisa meninggikan pergelangan Ardan yang ada pada genggamannya. Menunjukan pada lelaki tersebut.

"Tangan gue."

"Ya iya, aku tahu." Raisa membalas pasrah. "Jangan lukain diri sendiri. Kenapa, sih, harus begini banget?" protes Raisa, dia tidak mampu mengontrol nada bicaranya hingga terdengar seperti sentakan sebal. Bukan apa, dia sebetulnya juga merasa khawatir dengan lelaki itu.

"Udahlah, biar gue rawat sendiri." Ardan menarik tangan. "Lo cerewet banget."

"Iya, iya. Maaf." Kembali mengambil pergelangan tangan kanan Ardan, Raisa lanjut menotol obat di luka tersebut.

"Kalau sakit bilang ya?" lanjutnya.

Raisa mengaplikasikan obat secara hati-hati, takut orang yang terluka itu kesakitan. "Sakit nggak, Dan?"

"Nggak."

"Sakit?" tanyanya ulang, memastikan.

"Nggak."

Raisa mempercayainya, lelaki itu memang anteng ketika lukanya diberi perawatan. Hanya saja mulutnya yang berbicara dengan jengkel membalas Raisa.

Saat selesai mengoleskan obat Raisa meniupinya. Dia tiba-tiba menceletuk, "Tolong jangan lukain diri kamu sendiri ya."

"... Kalau ada apa-apa dan butuh sesuatu bilang aja, aku pasti bantuin kok. Tapi jangan lakuin seperti ini ke tubuh kamu. Setidaknya kalau tidak sayang jangan disakiti juga." Setiup, Raisa seketika terlonjak saat Ardan mendorongnya hingga dia ambuk ke belakang. Punggungnya menyentuh sofa. Dia menegang ketika Ardan mendadak mendekatkan seluruh wajah pria itu kepada dia.

Pupilnya yang membesar terkejut saat bertemu dengan pandangan tegas Ardan. Raisa rasa, ini adalah jeda paling dekat yang pernah dia punya bersama Ardan. Lelaki itu semakin mempertipis jarak mereka berdua yang alhasil sampi membuat Raisa bisa menangkap pori-pori dari paras yang dia kagumi belum lama ini. Bulu mata lentik, alis tebal, dan kelopak yang berkedip-kedip. Sempurna. Dan Raisa terkesima.

Semakin dekat dan napas Raisa tercekat ketika hidung mereka nyaris bersentuhan. Terpaan deru napas Ardan saja terasa nyata menyapu kulit wajahnya, mencipta Raisa yang langsung merinding sekujur badan. Jantungnya berdetak kejar-kejaran, berdegup kencang sampai gemetar.

"Jaga bicara lo, nggak usah ngomong sembarangan." Ardan berucap penuh penekanan. Selesai mengatakan itu dia seketika menjauh. Tanpa disadari, aroma pasta gigi yang menguarkan bau cinnamon tercampur mint yang dia gunakan mampu menghipnotis Raisa sekejap.

Tiba-tiba punggung Raisa ikut menegak, menempelkannya pada sandaran sofa. Embusan napasnya sudah kembali normal akan tetapi jantungnya belum. Disela usahanya untuk kembali menetralkan detak jantung, dia memikirkan kalimat yang barusan Ardan katakan.

Jaga bicara?

Ngomong sembarangan?

Bagian mana coba dia bicara sembarangan? Padahal yang Raisa ucapkan itu betulan dari hati. Harusnya reaksi Ardan yang perlu dipermasalahkan.

Dia melirik Ardan. Lelaki itu sama sekali tampak tidak terguncang, berbeda dengan Raisa yang kondisinya sudah meletup-letup.

Bagaimana jika dia....

Bagaimana jika....

Raisa mengambil alih perban yang mau dibebatkan Ardan di tangan sendiri. Baru saja dia menyentuh punggung kulit pria itu, Raisa langsung melemparkan perban yang baru saja dipegangnya. Terjatuh di pangkuan lelaki tersebut.

Raisa terkekeh canggung. "Kamu sendiri aja, deh." Karena dia merasakan sengatan aneh saat menyentuh kulit hangat lelaki itu. Sengatan yang susah dijelaskan, tetapi Raisa sama sekali tidak merasa tersakiti. Tetapi yang pasti, dia rasa untuk sekarang harus membatasi kontak dengan Ardan terlebih dahulu. Atau perasaan dalam jiwanya akan membuncah diluar kendali.

...****************...

1
fianci🍎
Pusing kepala baca cerita ini, tapi tetap seru. Teruslah menulis, author!
Perla_Rose384
Gak sabar nunggu kelanjutannya thor, semoga cepat update ya 😊
Eirlys
Bikin saya penasaran terus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!