NovelToon NovelToon
TAKDIR CINTA VICTOR

TAKDIR CINTA VICTOR

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Trauma masa lalu / Percintaan Konglomerat / Romansa / Playboy
Popularitas:249
Nilai: 5
Nama Author: CutyprincesSs

Kepercayaan Aleesya terhadap orang yang paling ia andalkan hancur begitu saja, membuatnya nyaris kehilangan arah.

Namun saat air matanya jatuh di tempat yang gelap, Victor datang diam-diam... menjadi pelindung, meskipun hal itu tak pernah ia rencanakan. Dalam pikiran Victor, ia tak tahu kapan hatinya mulai berpihak. Yang ia tahu, Aleesya tak seharusnya menangis sendirian.

Di saat masa lalu kelam mulai terbongkar, bersamaan dengan bahaya yang kembali mengintai, mampukah cinta mereka menjadi perisai?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CutyprincesSs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 19

Nuxvar siang hari terlihat begitu bersih, pohon kelapa yang menjulang tinggi menghiasi area pantai dengan sinar matahari yang hangat. Para pebisnis muda ini pergi ke pantai untuk menghabiskan agenda mereka sebelum kembali ke rutinitas. Burung bangau terlihat terbang rendah setelah menangkap ikan buruannya, kicau burung saling bersahutan menambah keindahan panorama pulau pribadi milik Victor itu.

Farel dan Billy bermain papan selancar bersama Noah. Keisha dan Mila asik berjemur, sedangkan Aleesya bermain speedboat dengan Victor dan melakukan balapan.

Dari kejauhan, Noah yang sedang menata papan selancar memalingkan wajah saat melihat Aleesya dan Victor berjalan berdampingan. Rahangnya mengeras sesaat, cukup singkat untuk dilihat orang lain, tapi cukup jelas untuk menunjukkan sesuatu bergejolak dalam dirinya.

"Mil, apa kau tahu sesuatu tentang wanita yang disebut Victor semalam?" Keisha tiba-tiba bertanya saat asik menjemur punggungnya.

"Tentu saja. Aku menebak Aleesya yang disukai Victor." jawab Mila membenarkan letak kacamata hitamnya. "Ha? Bagaimana kau tahu?" Wanita berambut gelombang itu tertarik dengan jawaban Mila dan segera mengubah posisinya menjadi duduk. "Kau ingat semalam Victor bilang wanita itu anak dari petani anggur dan peternak domba bukan? Om Ferdinand punya kebun anggur, sedangkan Tante Inggrid mempunyai peternakan domba. Ayolah Kei... masa begitu saja kau tidak paham?" Mila menggelengkan kepala, mengambil jus nanasnya lalu meminumnya.

"Astaga!

Ya namun bukankah dari dulu mereka sudah berpacaran?" tangan Keisha terulur mengambil sunscreen dari dalam tas kecilnya. "Nope. Mereka Hanya dekat, seperti kita Kei. Jika Aleesya orangnya, Aku tidak tahu apa yang akan dirasakan Noah. Pria itu terlihat menyukai Aleesya juga." Keisha mengangguk mengerti.

"Menyukai Victor adalah suatu kesalahan, tapi jika dicintai Victor adalah suatu keberuntungan. Aku sudah tak mau, Mil. Kau tahu sendiri bagaimana aku dulu. Bisa menjadi temannya hingga sekarang saja aku sudah beruntung." ucap Keisha. Dulu wanita itu pernah menyatakan cintanya pada Victor, namun malah ditolak mentah-mentah karena Victor tidak menyukainya.

"Bagaimana jika aku yang menyatakan perasaanku padanya?" tanya Mila menoleh, sambil menyeringai menatap Keisha. "Mila... kau?" Mila tak merespon, ia lalu melihat ke arah Aleesya yang sudah naik ke daratan bersama pria yang mereka bicarakan.

"Victor!" sapa Mila sambil memberikan satu jus nanas padanya. Victor mengusap rambutnya ke belakang lalu menerima jus itu. "Thanks." ia meminum sedikit dan menoleh pada Aleesya yang berdiri di sebelahnya. "Sya... segeralah mandi agar tidak kedinginan. Kau masih datang bulan jika lupa." Aleesya tak menjawab dan malah meminum jus nanas yang berada di tangan Victor, membuat pria itu mengusak rambutnya. Keisha dan Mila saling lirih menatap.

Farel yang baru keluar dari air bahkan sempat bersiul kecil.

Hanya Mila yang tersenyum tipis... senyum yang tak sampai ke mata.

"Aish! Victor!" gerutunya cemberut. Melihat itu Mila langsung berdiri dan menghampiri Victor. "Vic... lusa kita jadi pulang, kan?" Victor menoleh menatap Mila. "Sepertinya kalian harus pulang dulu. Aku masih harus menemani Aleesya." jawabnya sambil meletakkan kedua tangannya di pinggang. Dan Mila... setelah mendengar jawaban Victor meremas handuk yang ada di pinggangnya dengan ekspresi yang berubah selama satu detik. "Apa? Tidak mau! Kau pulanglah bersama yang lain." seru Aleesya menghentakkan kaki, "sudahlah aku ingin mandi. Bye!" imbuhnya meninggalkan Victor dan yang lain. Pria itu menyusul Aleesya tanpa menanggapi Mila lagi, sedangkan Keisha hanya menyimak sejak tadi.

 

"Sya, kau mendengar ucapanku kemarin, bukan?" tanya Victor yang duduk di hadapan Aleesya. Mereka sedang makan siang bersama, sinar matahari menembus lembut kaca jendela villa seolah menjadi penerangan alami obrolan mereka. "Hm? Yang mana?" Aleesya fokus pada makanannya, mulutnya bahkan terlihat penuh karena baru saja memasukkan satu suapan penuh karena perutnya yang meronta akibat lapar setelah bermain speedboat tadi.

"Kau lupa? Ku bilang aku memintamu untuk tidak dekat dengan Noah! Tapi mengapa kau selalu mengobrol dengannya?" Victor mengerutkan kening. Hatinya panas setiap melihat Aleesya tertawa dengan Noah.

"Uhuk uhuk!" Aleesya langsung tersedak keras, wajahnya memerah sementara jemarinya bergetar meraih gelas yang Victor sodorkan. "Kau? Astaga kau membuatku terkejut, Vic! Ka-kau bersungguh-sungguh dengan ucapanmu? Tapi... bukankah kau mabuk?" napasnya memburu, dadanya naik turun dan tangannya terasa dingin seketika. Aleesya masih belum bisa memahami ucapan Victor.

"Kau lupa? Aku peminum kuat, Sya. Meminum alkohol kadar tinggi bukan masalah untukku." pipi Aleesya merona seketika, ia lantas menunduk menutupinya. "Sya? Mengapa dengan wajahmu?" Victor menggodanya, ia tertawa kecil sambil menyolek dagu wanita di depannya. "Hentikan, Victor! Aishh!" Aleesya menutupi wajah dengan kedua tangannya, merasa malu sekaligus gugup karena Victor terus menggodanya. Ia bahkan merasa kepanasan.

Interaksi mereka rupanya tak luput dari Noah dan Mila. "Mereka terlihat sangat mesra sekali, bukan? Kau tak ingin merebut Aleesya dari Victor?" tanya Mila frontal. Pertanyaan itu membuat Noah terkejut, ia jujur tak suka melihat mereka tapi segera bersikap biasa. "Apa yang kau bicarakan, Mil? Ada-ada saja, kau." Noah membalikkan badan dan berlalu melewati Mila. Namun tangan wanita itu menahan, ia juga mendekat.

"Bagaimana jika kita bekerjasama? Kau akan mendapatkan Aleesya, sedangkan akun akan mendapatkan Victor?" ucapnya lirih nyaris berbisik, senyum liciknya terlihat. Noah mundur dan menatap tajam kedua mata Mila. "Tidak, Mil. Aku tidak akan melakukan hal bodoh yang akan membuatku jauh dari Aleesya! Kau tidak mengenal Aleesya jika kau pikir dia bisa dimenangkan dengan cara kotor." Noah benar-benar pergi meninggalkan Mila. Tangan Mila terkepal, ia menghentakkan kakinya karena kesal.

"Aku harus bagaimana? Jika begini terus Victor tidak akan melihatku!" gerutunya, namun ia tak kehilangan akal. "Ah... Aku tahu." Mila makin tersenyum lebar lalu pergi meninggalkan Victor dan Aleesya yang masih mengobrol.

---

Sore hari turun perlahan, meninggalkan semburat oranye yang memantul di permukaan laut Nuxvar. Angin pantai berubah menjadi sejuk, suara ombak terdengar lebih jelas saat pekerja villa mulai merapikan area sekitar setelah seluruh aktivitas siang selesai.

Victor dan Aleesya berjalan bersama ketika hendak kembali ke kamar masing-masing. Aleesya terlihat menunduk memainkan ujung rambutnya, pikirannya masih mengingat ucapan Victor tentang Noah. Tentang rasa cemburu yang disampaikan Victor tanpa malu. Sementara Victor... fokus pada langkah Aleesya yang selalu lebih cepat darinya, seolah sedang kabur dari sesuatu yang tak ingin ia akui.

"Sya," panggil Victor pelan. Aleesya berhenti, lalu menoleh, "Mulai malam ini... jangan menghindari ku lagi." nadanya dalam, serius tanpa senyum seperti biasa. Aleesya mengerjap. "Siapa bilang aku menghindar?" Victor berusaha mengatur detak jantungnya. "Kau selalu kabur saat aku bicara serius," tatapannya menajam. "Dan aku tidak suka itu."

Wanita itu menggigit bibir bawahnya, jantungnya berdebar tak karuan. Ia hendak menjawab, namun suara langkah cepat terdengar dari belakang.

Itu Noah. Rautnya sulit terbaca, antara menahan emosi atau mencoba terlihat tenang setelah apa yang Mila katakan tadi. "Aleesya." panggilnya. "Handukmu tertinggal di dermaga tadi, ini aku bawakan."

Victor segera menoleh, rahangnya berubah mengeras. Sementara Noah, meskipun tak berniat, tetap berdiri terlalu dekat dengan Aleesya. "Terima kasih, Noah." ucap Aleesya sambil menerima handuk itu.

Noah mengangguk. Namun sebelum pergi, pandangannya spat bertemu dengan milik Victor... tatapan singkat, namun penuh pesan tersembunyi. Ia lalu berbalik, melangkah pergi tanpa berkata apa pun lagi. Aleesya yang menyadari tensi di antara dua pria itu hanya bisa mendesah lelah. "Kau lihat? Itulah kenapa aku bilang jangan bicara yang aneh-aneh..."

"Aku bicara yang sebenarnya," potong Victor tanpa ragu. "Dan aku tidak akan menarik ucapanku." Aleesya terdiam. Ia menunduk, mencoba menyembunyikan rona merah di wajahnya.

Dari balkon lantai dua, sepasang mata memperhatikan mereka dengan senyum tipis penuh rencana.

Mila.

Tangannya memegang gelas kaca, jari telunjuknya mengetuk pelan permukaan gelas. Tatapannya bergeser dari Aleesya ke Victor, lalu kembali ke Aleesya.

"Jika cara halus tidak mempan..." bisiknya. Ia mengangkat gelas itu, memperhatikan sisa air bening di dalamnya seperti memikirkan sesuatu yang tidak seharusnya dipikirkan.

"Sepertinya aku harus memakai cara lain."

Ombak pecah di karang, seakan ikut menyimpan rahasia gelap yang mulai tumbuh di pulau itu. Dan Nuxvar... yang tadinya hanya tempat liburan, perlahan berubah menjadi tempat pertama di mana sebuah rencana berbahaya mulai disusun.

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!