Chen Lin, sang mantan agen rahasia, mendapati dirinya terlempar ke dalam komik kiamat zombie yang ia baca. Sialnya, ia kini adalah karakter umpan meriam yang ditakdirkan mati tragis di tangan Protagonis Wanita asli. Lebih rumit lagi, ia membawa serta adik laki-laki yang baru berusia lima tahun, yang merupakan karakter sampingan dalam komik itu.
Sistem yang seharusnya menjadi panduan malah kabur, hanya mewariskan satu hal: Sebuah Bus Tua . Bus itu ternyata adalah "System's Gift" yang bisa diubah menjadi benteng berjalan dan lahan pertanian sub-dimensi hanya dengan mengumpulkan Inti Kristal dari para zombie.
Untuk menghindari kematiannya yang sudah tertulis dan melindungi adiknya, Chen Lin memutuskan untuk mengubah takdir. Berbekal keterampilan bertahan hidup elit dan Bus System yang terus di-upgrade, ia akan meninggalkan jalur pertempuran dan menjadi pedagang makanan paling aman dan paling dicari di tengah kehancuran akhir zaman!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Si kecil pemimpi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chen Wei
Ketika Chen Lin tiba digerbang kanak-kanak, pandangan Chen Lin langsung menangkap sosok Chen Wei. Adiknya duduk sendirian di ayunan, wajahnya memancarkan kesedihan yang kentara, ditemani oleh gurunya yang siaga di samping.
Chen Lin merasa kasihan pada anak itu, ia sadar bahwa kini Chen Wei hanya memiliki dirinya.
Namun, ia juga tahu bahwa Chen Lin yang lama tidak pernah terlalu peduli. Hubungan mereka tidak buruk, tetapi juga jauh dari kata baik; keduanya terasa asing di bawah satu atap.
Bahkan, sejak orang tua mereka meninggal karena kecelakaan, sarapan bersama tak pernah terjadi lagi.
Chen Wei terbiasa menunggu di depan pintu, berharap sang kakak pulang dan meluangkan waktu untuk bermain.
Sayangnya, Chen Lin selalu pulang pada tengah malam. Paginya, Chen Wei sudah harus berangkat sekolah sementara kakaknya masih terlelap.
Meskipun tinggal di rumah yang sama, jadwal yang saling bertolak belakang membuat frekuensi pertemuan mereka sangat rendah, menciptakan jarak yang dingin di antara mereka.
Saat melihat sosok Chen Lin, Chen Wei berdiri mematung di ayunan. Ia berulang kali mengucek matanya, takut pemandangan di depannya hanyalah halusinasi yang sering ia impikan.
Keraguannya sirna ketika guru di sampingnya berbisik lembut, "Wei Wei, lihat, kakakmu sudah datang menjemputmu."
Chen Wei segera membungkuk berterima kasih pada gurunya, lalu berlari sekencang mungkin dengan kaki kecilnya.
Melihat adiknya berlari, Chen Lin dengan refleks bergerak cepat menghampiri dan berkata dengan nada tergesa,
"Hati-hati, Wei Wei, jangan sampai terjatuh!"
Chen Wei lantas berhenti mendadak, menatap kakaknya dengan mata bulat penuh harap.
Suaranya memelan penuh keraguan, "Apakah Kakak benar-benar menjemput Wei Wei?"
Mendengar pertanyaan polos itu, hati Chen Lin terasa teriris. Sejak orang tua mereka tiada, bibi atau supir yang selalu menjemput adiknya.
Ia berlutut, menyejajarkan tubuhnya, dan memegang bahu adiknya dengan lembut.
"Tentu saja. Mulai sekarang, Kakak akan selalu bersama Wei Wei dan tidak akan pernah meninggalkanmu."
Mata Chen Wei langsung berbinar penuh semangat.
"Benarkah?"
"Tentu saja," janji Chen Lin dengan ketulusan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Chen Wei, yang langsung dipenuhi kebahagiaan, berhambur ke pelukan kakaknya dan berbisik pelan, "Wei Wei sangat menyukai Kakak."
Pelukan tulus itu membuat Chen Lin tergerak. Hati anak-anak adalah hal yang paling murni, dan kehangatan dari pelukan ini menyentuh sisi dirinya yang paling dingin.
Apakah ini yang dinamakan hubungan darah?
Chen Lin sendiri adalah seorang yatim piatu sejak bayi.
Ditemukan oleh pemilik panti asuhan di depan pintu, ia selalu beranggapan dirinya adalah anak yang tidak diinginkan dan dibuang.
Sejak kecil, ia telah berulang kali dikhianati dan dikecewakan, baik oleh teman dekat maupun kekasihnya.
Pengalaman pahit itu membentuk pandangan sinisnya terhadap manusia.
Baginya, hubungan antarmanusia hanyalah ilusi semu, sebuah pertukaran mutualistik: digunakan jika bermanfaat, dan dibuang tanpa penyesalan saat tidak lagi berguna.
Sifat tidak berperasaan dan nihilnya keterikatan emosional inilah yang di dunianya yang lalu, membuatnya menjadi agen top yang paling ditakuti dan dibenci lawan; ia tidak memiliki kelemahan yang bisa dieksploitasi.
Namun, kini, menatap mata Chen Wei yang bersinar jernih dan belum ternodai kekejaman dunia, Chen Lin merasakan dorongan yang kuat, ia harus melindungi kepolosan ini dari dunia yang brutal dan kotor.
Ia menatap adiknya dengan kelembutan yang baru pertama kali ia rasakan dan berkata dengan sungguh-sungguh, "Kakak juga menyukai Wei Wei." Seketika, mata Chen Wei memerah, dan sedetik kemudian, tangisan keras pecah darinya.
Chen Lin seketika panik. Ia terbiasa membunuh, bukan membujuk. Sebagai agen, ia tidak punya pengalaman menenangkan orang lain, apalagi anak kecil.
Aduh, bagaimana ini? Akhirnya, ia hanya bisa memeluk dan menepuk punggung adiknya dengan lembut—ia teringat pernah melihat tetangganya melakukan hal serupa pada istrinya yang menangis, dan berharap cara membujuknya sama.
Hatinya kembali terasa sakit ketika mendengar isak tangis Chen Wei diselingi kata-kata yang memilukan, "Wei Wei... kira Kakak membenciku. Wei Wei putus asa. Wei Wei tidak punya siapa-siapa selain Kakak. Jadi, jangan pernah tinggalkan Wei Wei!"
"Kakak janji," jawab Chen Lin cepat, menenggelamkan rasa sakitnya.
Sialan! Chen Lin ingin mengutuk Chen Lin yang lama, bagaimana mungkin adik seimut ini bisa diabaikan begitu saja? Kemarahannya memuncak saat ia mengingat plot komik yang ia baca.
Chen Wei yang polos ini akan tumbuh menjadi penjahat sekunder yang mati mengenaskan di tangan Protagonis Pria. Karena nasib tragis adiknya dalam cerita itulah, ia tidak pernah memiliki kesan yang baik terhadap Wang Ming.
Di dalam komik, Chen Wei yang saat itu berusia tujuh tahun adalah sosok yang brilian. Ia telah membangkitkan kekuatan tipe guntur Level 2, sebuah pencapaian langka.
Karena kehebatannya, ia mendapat hak istimewa di pangkalan dan paling dicari untuk misi , dan berkat status adiknya ini, Chen Lin yang hanya manusia biasa bisa hidup relatif aman di pangkalan.
Titik baliknya terjadi ketika Chen Lin diusir dari pangkalan. Chen Wei yang marah pun memberontak dan nekat keluar, namun amarahnya berubah menjadi kehancuran total saat ia gagal menyelamatkan Chen Lin dari penculikan pihak laboratorium.
Ketika ia akhirnya menemukan kakaknya, yang ia lihat hanyalah mayat hidup, Chen Lin telah sepenuhnya menjadi zombie.
Kenyataan pahit itu menghancurkan jiwa Chen Wei. Ia sangat membenci pangkalan terutama Lin Jing dan Wang Ming, ia bersumpah membalas dendam.
Chen Wei, yang awalnya seorang penyelamat, berubah menjadi sosok kejam. Selama dua tahun, ia menculik setiap pengguna kekuatan yang levelnya di bawahnya untuk dijadikan makanan bagi zombi kakaknya, memicu krisis besar akibat hilangnya banyak orang kuat.
Ia terus menempa dirinya menjadi lebih kuat demi menghancurkan pangkalan yang sangat ia benci, bahkan sampai meminta bantuan Raja Zombie.
Namun, takdir penjahat tak pernah menang melawan Protagonis. Raja Zombie dan Chen Wei mati mengenaskan di tangan Wang Ming dan Lin Jing.
Memikirkan nasib adiknya yang mengerikan di masa depan itu, Chen Lin memeluk erat adiknya.
Demi melindungi adiknya, ia bertekad mengubah seluruh naskah kiamat ini. Dia tidak akan membiarkan adiknya terluka, menjadi jahat, apalagi berakhir mengenaskan!
makasih udah up untuk hari ini👍👍👍 cerita nya bagus seru sekali cerita nya👍👍