NovelToon NovelToon
WHO¿

WHO¿

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Anak Genius / Identitas Tersembunyi / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / TKP
Popularitas:340
Nilai: 5
Nama Author: jewu nuna

Misteri kematian Revano yang tidak pernah meninggalkan jejak, membuat gadis penderita ASPD tertantang menguak kebenaran yang selama bertahun-tahun ditutupi sebagai kasus bunuh diri.

Samudra High School dan pertemuannya bersama Khalil, menyeret pria itu pada isi pikiran yang rumit. Perjalanan melawan ego, pergolakan batin, pertaruhan nyawa. Pada ruang gelap kebenaran, apakah penyamarannya akan terungkap sebelum misinya selesai?

Siapa dalang dibalik kematian Revano, pantaskah seseorang mencurigai satu sama lain atas tuduhan tidak berdasar?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jewu nuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Delapanbelas

Gadis itu duduk ditepi lapangan dengan rambut yang terkepang, jangan lupakan dress code serba hitam yang tidak ada diundangan sore ini. Lapangan hari ini sepi karena sekolah sudah bubar satu jam yang lalu. Hanya ada beberapa murid yang tetap tinggal karena melangsungkan ekstrakulikuler dan sisanya memang sengaja membuang waktunya disini.

Jam masih menunjukkan pukul empat lebih empat puluh menit, waktu yang terlalu panjang untuk menunggu latihan paskibra selesai. Tapi gadis itu sudah setia menunggu bahkan sejak dia memutuskan untuk membolos tadi siang.

Aletha menatap Khalil yang entah sejak kapan melemparkan senyumnya. Dia rasa aura dingin yang terpancar cukup membuat beberapa orang teralihkan. Bahkan seperti bukan hal yang wajar karena biasanya dijam segini Aletha juga sudah meninggalkan area sekolah.

“Khalil Gibran!”

Aletha masih menatap Khalil bahkan setelah pria itu berseru dengan perintah pelatihnya. Untuk kesekian kalinya, Aletha mendengar begitu lantangnya suara Khalil menggema dilapangan. Seperti mengusir ketakutan penduduk sekolah begitu saja. Melegakan.

“Eh, Aletha nungguin siapa?”

Gadis itu lagi, tentu bersama sahabatnya. Yang seperti selamanya akan terus bersama, dalam suka dan duka.

“Jangan ditanyain pake nada kaya gitu”

Roona menatap Venus dengan sinis, padahal ini adalah ungkapan yang tepat untuk membangun pondasi yang baik dalam pertemanan. Walaupun kadang Venus tidak setuju dengan pernyataan Roona. Karena tentu, bagi sebagian orang salah satunya Aletha tidak butuh perlakukan heboh yang Roona berikan.

“Sirik banget sih”

“Bukan sirik, tapi dia risih”

Roona menghela napas, duduk disebelah Aletha disusul dengan sahabatnya. Arah pandang mereka sama, tidak jauh berubah dari pandangan Aletha sebelumnya.

“Lo nungguin danton ya? Lagian sejak kapan sih kalian deket, padahal nih ya Khalil tuh paling anti sama cewek”

“Maroona”

Roona tersenyum, menyentuh pergelangan tangan Aletha yang langsung disambar tatapan dingin miliknya.

“Oh, masih nggak suka di gandeng ya”

Kali ini Venus yang tergelak. Melihat interaksinya dengan Aletha justru jauh lebih menyedihkan dari interaksi mereka dulu. Rasanya ini adalah kutub yang sesungguhnya, bahkan kalah dengan sebongkah es yang disiram air mendidih.

Ketiga gadis itu kembali fokus kelapangan. Menatap latihan lomba pertunjukan pasibra yang akan diadakan bulan depan. Rasanya menegangkan bagi mereka karena membawa nama Samudra High School ke tingkat Nasional. Tapi terkesan biasa saja bagi ketiga gadis itu karena mereka bukan salah satu diantara mereka.

“Udah lihat video promosi PPS belum?”

“Gue sih belum, coba buka lewat HP lo”

PPS adalah singkatan dari Putra Putri Samudra High School, yang memang diadakan setiap tahunya dengan bentuk seleksi. Hanya berlaku untuk siswa dan siswi kelas sebelas saja dan ini juga termasuk kompetisi yang cukup sulit. Bukan hanya modal tampang kemudian di terima, tapi harus ada seleksi rapor dan prestasi berkas, membuat essai dan video sosialisasi. Karena sistem nya menggunakan sistem eliminasi, ada babak penyisihan dengan interview dan spech advokasi. Dari proses ini didapatkan beberapa calon yang bisa masuk grandfinal.

Roona membuka ponselnya, menampilkan platfrom youtube Samudra High School yang sudah mengunggah lebih dari dua ratus video. Termasuk beberapa video pidato yang salah satu dari mereka adalah Khalil. Aletha lihat betul bagaimana gaya bicaranya masuk dalam kriteria juri. Terkhusus bagaimana cara dia menatap, tidak kosong, dan tidak terbebani.

“Gue sih percaya kalo Khalil yang bakal ke pilih, tapi sama siapa ya?”

“Jeovanca? Cantik dan dia juga pinter”

Nama ini cukup mengalihkan fokus Aletha, membuatnya menoleh pada Venus saat nama Jeovanca baru saja melewati udara yang ada dilapangan.

“Emang masalahnya dulu nggak masuk ke pertimbangan ya?”

“Masalah apa?”

Kali ini Venus dan Roona seakan sepakat menatap Aletha.

“Dulu pas dia SMP sempet kena skandal gitu di festival futsal tingkat daerah, jadi obrolan se-Samudra karena pacarnya sih bocah sini”

Aletha terdiam, sambil menatap langkah Khalil yang kian mendekat. Senyum yang bercampur keringkat membasahi pelipisnya terarah pada Aletha. Seakan mengisyaratkan bahwa dia sudah selesai latihan dan juga sudah selesai dimarahi habis-habisan.

“Jauh-jauh ih bau” gestur tubuh yang mendukung dengan kedua jarinya menjeput hidung. Roona kali ini jadi fokus yang paling menonjol disini, bahkan beberapa dari murid yang tersisa menatap ke arah mereka.

“Emang ekskul tari sekarang?”

“Gue ekskul futsal putri, lo buta?!” Roona menekan nada bicaranya sambil menunjukkan jersey futsal yang masih melekat ditubuhnya. Sementara Venus hanya tertawa ditengah drama yang sesekali Khalil dan sahabatnya ciptakan.

“Ya udah, ngapain masih disini”

“Lo ngusir kita?”

“Lo aja sih, soalnya gue masih ada urusan sama Venus”

Roona menggeram, justru membuat Khalil tertawa geli. Sementara Aletha lebih dulu meninggalkan keributan yang bisa jadi, akan terjadi setelah ini. Venus hanya berusaha agar Maroona tidak mengejar Khalil yang mengikuti Aletha.

To Be Continue...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!