Seorang Aktor papan atas berusia 30 tahun. karirnya benar-benar sempurna dalam dunia entertainment. Ketampanan dan ketenarannya juga selalu dia manfaatkan dengan menjalin hubungan bersama banyak wanita.
Hubungan seksual jangan ditanya lagi. Dirgayantara yang memang seorang pemain. Tidak jarang dia menciptakan skandal huru-hara. Tetapi namanya tetap baik karena bantuan manajernya Valery Anastasya yang selama ini berada di sampingnya yang selalu mengurus pekerjaan Dirga.
Hubungan mereka bisa dikatakan tidak cukup baik. Valery banyak mengurus artis-artis, tetapi sikapnya sedikit berbeda kepada Dirga. Dirga merupakan anak dari pendiri perusahaan entertainment yang dinaungi Valery. Seharusnya sikap Valery harus jauh lebih baik kepada Dirga tetapi nyatanya berbanding terbalik yang mereka berdua kerap kali bertengkar.
Sampai akhirnya keduanya terjerat jalinan terlarang yang seharusnya profesional menjadi penuh drama.
Bagaimana kelanjutan tentang hubungan aktris dengan manajer tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 8 Berusaha.
"Selama ini kamu bekerja begitu sangat baik, Saya tidak perlu repot-repot mengerjakan ini dan kamu bisa mengatasi semuanya, tetapi semakin lama, kamu semakin menunjukkan ketidak becusan kamu dalam bekerja!" ucap Thalia.
"Kamu harus pikirkan matang-matang Thalia. Jika kamu kehilangan pekerjaan kamu, lalu bagaimana dengan ibu kamu yang sekarang masih membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit dengan biaya yang banyak. Apalagi saya juga mendengar Ayah kamu sudah keluar dari penjara. Pria Narapidana itu bisa-bisa memeras dan kamu mendapatkan uang dari mana," ucap Thalia menyampaikan semua resiko yang akan didapatkan Valery.
"Jadi jika tetap ingin memiliki pekerjaan yang mapan dan penghasilan yang baik, maka kamu cukup mengurus anak itu dan saya tidak suka penolakan!" tegas Thalia membuat Valery terdiam.
Valery sekarang sudah tidak tahu apa yang harus dia lakukan.
****
"Dirga tunggu!" Valery menghampiri Dirga ke lokasi syuting yang sekarang mengajar pria tersebut bahkan sampai memegang pergelangan tangannya membuat itu langsung melepaskan.
"Apa-apaan kamu hah? Apa sekarang kamu sudah berubah menjadi security yang mengikutiku setiap detik sampai lari-lari seperti ini," ucap Dirga.
"Dirga aku mohon tolong terima tawaran film ini," ucap Valery dengan lembut berbicara, sampai Dirga kaget dengan menyergah nafasnya.
"Aku pikir kamu tidak bisa berbicara seperti ini kepadaku dan ternyata kamu bisa juga menelan kan suara dengan kelembutan seperti itu," ejek Dirga.
"Dirga please kamu tolong profesional, bagaimanapun seorang aktris besar harus menerima tantangan apapun dan walau tantangannya sendiri adalah kenyamanan dan orang-orang yang berada di sekitar," ucap Valery.
"Heh Valery berhenti ceramah di depanku dan aku ingatkan kepadamu untuk tidak menggangguku lagi atau membicarakan masalah ini. Aku tidak akan menerima tawaran film itu!" tegas Dirga.
"Tapi Dirga....." belum sempat berbicara Dirga sudah berlalu dari hadapan Valery yang membuat Valery menghela nafas.
"Bagaimana lagi caranya agar aku bisa membujuknya. Aku sekarang benar-benar tidak tahu harus melakukan apa dan bagaimana jika Tante Thalia benar-benar menggantikanku?" Valery benar-benar frustasi memijat kepalanya karena artisnya yang sangat sulit diberitahu.
*****
Valery bersama dengan Angela terlihat begitu santai yang berada di ruangan Valery. Angela sedang menikmati makanannya dan berbeda dengan Valery yang sejak tadi tidak bisa tenang.
"Hey, Valery Ada apa denganmu? mengapa wajahmu sejak tadi ditekuk seperti itu. Kau terlihat begitu jelek dan bagaimana jika pengusaha yang tadinya ingin melamarmu dan tiba-tiba jadi tidak tertarik padamu," sahut Angelia.
"Jangan berbicara hal yang tidak tidak, semakin membuatku kesal. Aku sedang tidak ingin bercanda," jawab Valery.
"Memang sejak kapan kamu bisa diajak bercanda," sahut Valery geleng-geleng kepala.
"Kalau begitu katakan apa yang membuat wajahmu ditekuk seperti itu hah?" tanya Angela.
"Bagaimana caranya aku harus membujuk Dirga untuk menerima tawaran film itu. Dia tetap saja menolak dan sementara Tante Thalia menginginkan dia yang bermain dalam permainan film itu," ucap Valery.
"Sudah dapat dipastikan pasti dia menginginkan anaknya untuk bermain dalam film itu. Karena bagaimanapun film itu sangat besar dan aku juga yakin akan berhasil jika dimainkan oleh Dirga," sahut Angela.
"Tapi sayangnya dia menolak," ucap Valery.
"Ya sudahlah biarkan saja. Lagi pula kamu juga tidak akan mati jika tidak berhasil membujuk Dirga. Bukankah kamu itu adalah manajer kesayangan dari Tante Thalia yang bahkan lebih sayang kepada kamu daripada putranya sendiri. Kalau kata Dirga kamu itu bagaikan ibu tirinya dan terus saja mengaturnya dan ibu kandungnya tidak pernah membelanya," ucap Angela.
"Itu hanya berdasarkan penglihatan kamu saja dan sama seperti orang-orang yang melihat hal itu. Tetapi kalian tidak tahu, jika pekerjaanku saat ini akan menjadi taruhannya jika aku tidak berhasil membujuk Dirga. Aku tidak mungkin kehilangan pekerjaanku dan sementara aku membutuhkan uang yang banyak untuk perawatan ibu," batin Valery.
Di balik orang-orang yang selalu segan kepadanya karena menjadi tangan kanan dari Thalia yang ternyata dia sendiri menyimpan tekanan dalam pekerjaanmu yang memang tidak mungkin dia sampaikan kepada orang-orang atau dia perlihatkan.
Dratt-drattt-drattt.
Ponsel Valery yang berdering membuat Valery langsung mengangkat telepon tersebut yang tak lain dari Jensen.
"Ada apa?" tanya Valery.
"Kamu bilang apa!" pekik Valery dan bahkan Angela juga sampai kaget mendengar suara keras.
"Apa-apaan dia. Anak itu benar-benar menyebalkan," umpat Valery tiba-tiba saja kekal yang mematikan telepon tersebut kemudian mengambil tas secara langsung keluar dari rumah.
"Heh Valery kamu mau kemana? Valery?" panggil Angela yang diabaikan oleh Valery yang sepertinya masih ada hal yang penting yang harus di lakukan Valery. Angela hanya menghela nafas.
********
Mobil Valery berhenti di basecamp dan sangat buru-buru dia keluar dari mobil tersebut dengan membuka pintu rumah dengan sangat kasar yang membuat Dirga dan Jensen kaget melihat ke arah jendela.
"Wau bakalan terjadi perang," ucap Jensen pelan-pelan mengambil tasnya dan lihatlah dia langsung keluar dari rumah tersebut melewati Valery.
"Apa yang kamu lakukan bersantai di sini dan sementara kamu tidak tahu orang-orang di lokasi syuting sedang menunggumu? Kamu sedang kejar tayang series dan seharusnya kamu profesional bukan bersantai di sini!" Valery langsung marah-marah kepada Dirga ketika Valery mendapat laporan dari Jensen bahwa Dirga mogok syuting.
"Ini tubuhku dan terserah aku ingin melakukan apa. Apa hakmu yang setiap hari harus memerintahku dan memarahiku jika aku tidak melakukan pekerjaan dengan benar," sahut Dirga.
"Dirga jangan seperti anak kecil dan bersikaplah profesional. Kau bukan artis kemarin sore dan kau sudah berada di dalam dunia ini selama bertahun-tahun dan pikirkan pakai otakmu, apa yang kau lakukan dan apa akibatnya untuk orang lain yang menunggu di sana!" tegas Valery jika berbicara memang sangat kasar.
"Heh, sekali lagi kau bicara seperti itu lihat saja aku akan......"
"Apa yang akan kulakukan hah! Kau pengecut seperti anak kecil," sahut Valery semakin marah yang membuat Dirga mengepal tangannya.
"Aku sudah mengingatkanmu Valery untuk tidak pernah membahas film itu denganku dan aku sudah memberi peringatan kepadamu dan kau yang membuatku seperti ini yang mengganggu moodku untuk syuting karena semua pesanmu yang begitu banyak. Jadi jangan pura-pura lupa dengan datang kemari dan marah-marah tidak jelas seperti ini!" tegas Dirga.
"Dirga film ini diinginkan oleh ibumu dan aku sudah mengatakan aku hanya berusaha untuk membujukmu. Kamu tidak bisa mengaitkan semua ini dengan pekerjaan yang sudah ditandatangani Dengan kontrak dan kamu tahu apa yang akan terjadi setelah ini dan aku juga....."
"Bukankah itu tugasmu untuk mengendalikan semuanya, jika kau bisa mengendalikan diriku dan maka kau juga bisa mengendalikan masalah yang aku timbulkan. Apa gunanya dirimu dibayar dan mendapatkan persenan cukup besar dari hasil keringatku. Jangan terlalu menyombongkan diri Valery. Ibuku juga bisa bosan kepadamu dan membuangmu," tegas Dirga.
"Dan aku ingatkan sekali lagi kepadamu jika aku tidak akan menerima film itu, aku tidak mau tahu segala usahamu untuk membujuk dan tiba-tiba perilaku manis dan sok baik kepadaku hanya karena kau memiliki rencana yang lagi-lagi hanya menguntungkan dirimu," tegas Dirga membuat Valery langsung terdiam.
Bersambung....